Sepanjang perjalanan kami berdua hanya berdiam saja, sampai tiba di jalan ayahanda baru lah aku coba memecahkan suasana kami berdua yang sunyi itu.
"Sudah mau sampai ni." Kata ku yang membuka pembicaraan.
"Iya." Kata Lina singkat.
"Dimana rumah mu, biar aku antar!" Kata ku.
"Udah jangan banyak gaya, nanti setelah kau antar aku di rumah, terus kau mau pulang naik apa? ini kan motor ku." Kata Lina.
"Gampang, aku bisa naik angkot atau jalan kaki kok." Jawabku.
"Udah, kau turun di kost mu aja, nanti aku pulang sendiri aja. Dekat kok, nggak jauh, lagian nanti aku mau kerumah Marta dulu
Bersambung di halaman selanjutnya. Terimakasih sudah membaca tulisan ku.
Tidak butuh waktu lama kami pun sampai di warung kopi. "Dimas..., Alex... sini-sini duduk! pesan apa? kopi apa? ini hari pesanan kalian berdua geratis." Sapaan Yogik, barista kopi si pecandu judi online. "Ada yang lagi cair nampaknya nih Lex." Kata ku ke Alex sambil melirikan mata ku ke Yogik. "Haha... aman, apapun pesanan kalian berdua, ini malam geratis." Kata Yogik. "Tidak salah ini malam kau mengajak aku kemari Way." Kata Alex sambil menyenggol ku. "Iya lah... Aku mana pernah salah, yang gratis itu rasanya lebih..." "Enak..." Sambut Alex atas perkataan ku.  
"Hehe… susah sih kalau sudah menjadi kebiasaan." Kata ku "Iya Way, apalagi si babi ini sudah berjudi dari kami SMP (sekolah menengah pertama)." Kata Alex ke aku. "Iya Mas, dari SMP (sekolah menengah pertama) aku sudah berjudi. Jangan lah kalian berdua coba-coba berjudi, ih.. seram lah pokoknya." Kata Yogik ke kami. "Eh… jenggot firaun, simpan nasehat itu untuk dirimu sendiri, kami nggak butuh." Kata Alex ke Yogik. "Hehe… pulang kita yuk Lex." Ajakku. "Ih cepat kali pulang bah." Kata Yogik. "Iya Gik, besok kerja aku." Jawabku
"Itu mereka." Kata Denny sambil membalas lambaian tangan Marta. "Iya, itu mereka." Jawabku. Tidak lama kami berjalan, kami pun sampai di tempat Marta dan Lina yang sudah menunggu kami. "Yok." Kata Marta, mengajak kami saat kami tiba di dekatnya. "Nih." Kata Lina melempar kunci motornya ke arah ku. Kami pun langsung pergi menuju pantai bali lestari, salah satu pantai di Medan yang berkonsep seperti Bali. Dari plaza millenium tempat kami bekerja, menuju pantai bali lestari, kurang lebih memakan waktu dua jam. Selama kuran
"Lihat gadis kecil, dan seorang ibu yang menyedihkan itu." Kata ku pada Lina. "Iya aku lihat, ada apa emangnya dengan gadis kecil, dan ibu itu?" Tanya Lina." "Saat pria itu memegang kerah baju ku, aku melihat gadis kecil itu memohon ke arah ku, dan aku juga tidak mencium aroma alkohol sedikit pun pada pria itu." Kata ku. "Terus apa hubungannya?" Tanya Lina. "Seorang anak sedang takut terjadi apa-apa dengan ayahnya yang sedang berjuang mencari uang." Kata ku. "Maksudmu gadis kecil itu, anak dari pria yang meminta uangmu tadi?" Tanya Lina. "Iya." Kata ku.
Usai Marta bicara, kami pun tiba di warung mie gomak yang dimaksud Denny. Warung yang cukup sederhana, tapi sangat ramai pengunjungnya. "Bu... mie gomak kuah empat, banyaki andalimannya ya!" Pesan Denny pada ibu penjual mie gomak. "Apa lagi itu andaliman Den?" Tanyaku. "Merica Batak Way." Jawab Denny sederhana. "Sudah, tenang aja, sebentar lagi kau akan rasakan betapa nikmatnya makanan khas Batak yang satu ini." Kata Marta. "Iya, kau harus rasain makanan yang satu ini." Kata Denny. "Oh iya Dimas, besok bisakan main DJ nya di acara reuni kami?" Tanya Marta.
Dua jam lebih telah berlalu, kami pun sampai di Jalan ayahanda, Disaat itu Lina masih tertidur. "Lin, Lina, Lina, bangun." Kata ku membangunkan Lina. "Emmm… iya." Jawab Lina "Sudah mau sampai nih!" Kata ku. "Mana orang Marta sama Denny?" Tanya Lina. "Mereka pisah jalan dengan kita sejak kau tidur tadi, karena kau tidur aku nggak berani bawa motor kencang-kencang, takut kau jatuh, jadi aku suruh mereka untuk jalan duluan." Jawabku. "Ya sudah, kita ke kosan kau aja!" Kata Lina "Sudah malam." Kata ku.
"Bangsat main mati-matiin telpon sesuka hatinya aja sih Lina ini." Batin ku. Aku pun langsung bergegas mandi, belum aku masuk ke kamar mandi, Alex datang. "Pagi kali kau datang Lex, ada apa?" Tanya ku ke Alex. "Nggak apa-apa Way, cuma lagi suntuk aja nih." Kata Alex. "Kau anggap kosan ku ini taman hiburan ya Lex. Kalau kau suntuk, kau datang kemari." Kata ku. "Iya memang. Selama ini aku memang selalu anggap kosan ini taman safari Way. Lihat itu foto monyet imut lagi main Dj." Kata Alex sambil menunjuk foto ku. "Bangsat kau Lex." Kata ku sambil melemparkan baju ku yang baru saja ak
"Makasih." Bisikku di telinga Lina Sambil berjalan menuju alat DJ ku, untuk mempersiapkan musik yang akan aku mainkan di acara reunian Marta, dan Denny. "Sama-sama." Kata Lina sambil tersenyum merasa lucu, karena aku dan Alex memaksa kan diri menelan masakan pembantunya yang sangat asin luar biasa itu. "Eh Lex, nanti malam kau mau ikut?" Tanyaku ke Alex. "Kemana?" Alex kembali bertanya. "Udah ikut aja!" Kata Lina. "Iya, ikut aja. Pesta kita nanti malam." Kataku ke Alex. "Pesta apa?" Tanya Alex bingung. "Sudah banyak kali tanya kau bagudung (tikus) ikut aja lah kau pokoknya nanti malam." Kataku ke Alex.