Share

6. Kondisi ku

Tidak butuh waktu lama aku pun sampai di kosan ku.

"Alex, Lex, Lex, buka Lex pintunya!" panggil ku sambil mengetuk pintu.

"Iya bentar" Sautan Alex dari balik pintu kosan ku.

"Temani aku berobat yok Lex!" Pinta ku ke Alex usai membuka pintu kos ku.

"Lah... tapi jagoan, kok berobat?" Ledek Alex

"Orang itu beraninya keroyokan Lex, coba satu lawan satu, pasti menang aku" Jawabku.

"Iya Way, Way Dimas kan jagoan, pasti lah menang, menang...gung kekalahan maksudnya hehehe..." Ledek Alex lagi.

"Ya udah yuk berobat." Ajak Alex sambil menutup pintu kost ku.

 Kami pun langsung menuju rumah sakit. Sampai di rumah sakit, kata Dokter yang memeriksa ku, tulang hidungku patah, pantas sakit di bagian hidung ku tidak hilang-hilang. Dokter pun memberikan aku obat, dan bila obat habis, sakit yang aku rasa tidak kunjung sembuh, kata Dokter harus dilakukan tindakan operasi.

 Setelah aku menerima obat yang diberikan, dan membayarnya, aku langsung keluar dari ruang pemeriksaan.

"Gimana Way." Sambut Alex yang menunggu ku di luar.

"Aman Lex, ya udah ayo pulang" Jawabku.

Sampai di kosan, aku langsung minum obat dari Dokter itu, entah obat apa yang diberikan dokter itu, sehingga aku merasa ngantuk berat, dan tertidur sampai terbangun di pagi hari. 

Ntah aku yang kelelahan, ntah obat itu yang buat aku tidur selama itu, untung nya bangun pagi, pas dimana aku harus berangkat kerja.

 Seperti biasa, disaat aku mau berangkat kerja, aku harus menunggu angkot kuning kesayangan ku. tidak berapa lama aku menunggu, aku melihat Lina dari kejauhan.

"Lina..." sapaan ku ke Lina, tapi dia hanya melintas begitu saja, seakan dia tidak mengenalku.

" kenapa dia ya? apa dia marah sama ku karena di hotel itu?" Batin ku.

 Angkot kuning kesayangan ku pun melintas, aku langsung menyetop angkot itu. Kali ini sarapan pagi ku lagu-lagu Batak yang ada di angkot kuning yang sangat aku sayangi.

Sampai di plaza millenium aku langsung menemui Lina.

"Kenapa Lin, tadi kok sombong gitu?" tanya ku.

"kenapa emang? kau mau numpang kan sama aku, maaf aku bukan ojek, lagian kalau teman-teman ku lihat nanti mereka mengira kau pacar ku pula."

"Lah... memangnya kau tidak mau apa punya pacar setampan, dan Semanis aku ini." Jawabku sambil bergaya model jaman dulu.

Lina tidak menjawab, dia hanya menaikan alis sebelah saja. Tanda dia malas menanggapi aku.

"Oh iya Lin, KTP ku mana?" tanya ku.

"Oh iya lupa aku, ada di rumah ketinggalan. Ya sudah nanti malam ke restoran 76." Jawab Lina.

"Ok siap nyonya, jemput aja aku nanti malam, aku pastikan nyonya tidak bakalan kecewa makan malam bersama ku."

"Lah... siapa yang ngajak kau makan malam, aku nyuruh kau datang ke restoran itu buat ambil KTP mu, karena aku tidak ada waktu buat mengantar ke kosan mu.

"Oh gitu..." Jawab aku kalah malu.

"Iya, ya udah mau ngapain lagi? sana masuk kerja!" kata Lina mengusir ku.

"Oh iya, yaudah sampai jumpa nanti malam ya." Salam pamit ku ke Lina untuk pergi ke gudang tempat aku kerja.

Sampai di gedung tempat aku kerja, aku langsung temui Denny dan jumpa.

"Way Denny." sapa ku pada Denny yang lagi mengisi absen.

"Eh... Way gimana kau, nggak apa-apa kan?" Tanya Denny tentang kabarku atas kejadian di ulang tahun nya.

"Nggak apa-apa Way, aman, malah aku ni mau minta maaf, karena aku acara ulang tahun mu berantakan." Jawabku

"Nggak apa-apa Way, aman. Yang penting kau baik-baik aja. Sebab aku lihat parah kali kau di hantam mereka."

"Ya udah lah Way sana kerja, susun barang-barang yang mana yang harus aku antar nanti." kata ku untuk memutuskan percakapan kami, karena kami harus bekerja.

"Ok siap Way Dimas." Kata Denny pamit pada ku untuk menyusun barang.

BERSAMBUNG DI HALAMAN SELANJUTNYA...

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA TULISAN KU.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status