Share

17. Mulai Berani

“Apa?” pekikku kaget. “Kamu yakin, Ma, itu Mas Alan? Tamu kali.”

“Yakin banget, Bu. Siapa, sih, yang enggak kenal sama wajah gantengnya Pak Alan?”

Anganku kembali terbang. “Bentar, itu kejadiannya kapan?”

“Kayaknya waktu Pak Alan baru balik dari dinas itu, deh, Bu.”

Apa jangan-jangan ... waktu malam itu dia pamit keluar, dia mabuk? Apa dia stres terlalu lama mengurus semua pembangunan resort baru kami? Aku menggeleng kuat-kuat. Itu sama sekali bukan kebiasaannya. Mas Alan salah satu lelaki yang aku kagumi karena akhlak dan kecerdasannya. Dia anti main wanita, apalagi minum alkohol.

“Bentar! Kamu masih inget dia pakai baju warna apa? Takutnya kamu salah orang, Ma.”

Salma tampak berpikir. “Kalau enggak salah, pakai kaus warna biru terus pakai jaket denim. Bawahannya celana jeans. Iya, itu. Saya masih inget banget, kok, Bu.”

Benar. Itu warna kaus yang Mas Alan pakai saat berpamitan ingin keluar sebentar. Aku memang tidak tahu dia pulang jam berapa. Paginya pun, aku dan Mas Vino sarapan a
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Wildatuz Zaqiyyah
alhamdulillah, makasih Kak :):):)
goodnovel comment avatar
Gavrila Tiyasa Gadi
Sumpah ya thor aku tuh kesemsem ma ini cerita.........
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
cie cie cie
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status