Share

Pelarian

Raja mencium lengan kurus mendiang Istrinya, seraya berpisah untuk terakhir kali. Ia kemudian berjalan lunglai menuju keluar ruangan. Karena akibat peristiwa ini, ia sangat kehilangan semangat hidup. Ia selalu merenung. Berkali-kali juga ia mengumpat dan menyalahkan keadaan.

Besok, ia akan mengumumkan kepada seluruh rakyatnya mengenai kejadian memilukan ini. Diiringi oleh prosesi pemakaman sang Ratu. Tanpa terasa waktu sudah beranjak pagi hari. Udara terasa dingin menusuk dan langit masih diselimuti kegelapan. Tentu karena saat itu sudah memasuki musim dingin namun salju masih belum juga turun.

Ia teringat jika Jesper sudah pergi terlalu lama. Bahkan ia heran karena untuk membunuh bayi saja Jesper membutuhkan waktu yang sangat lama. Apalagi udara sudah semakin dingin. Entah mengapa Raja merasa khawatir.

"Kemana Jesper? Mengapa dia lama sekali?" keluhnya. "Apa mungkin terjadi sesuatu? Dia diserang oleh Lycan? Atau justru dia terbunuh oleh monster itu?"

Raja merasa gundah. Ia juga merasa bersalah karena mengutus Jesper seorang diri tanpa pengawasan dari pengawal. 

"Mengapa aku begitu bodoh? Seharusnya aku utus juga pengawal kerajaan untuk mendampingi Jesper," lanjut Raja. "Pengawal!"

Seorang Pengawal Tertinggi Kerajaan Sunnmore datang menghadap. Armor besinya membuat bunyi dentingan yang saling beradu.

"Anda memanggil hamba, Yang Mulia?" tanya Pengawal Tertinggi Kerajaan.

"Ya. Aku memanggilmu untuk menjalankan misi yang penting. Kau harus mencari keberadaan Jesper. Karena dia sama sekali belum kembali," jelas sang Raja.

"Baiklah. Saya akan mencarinya." Pengawal Tertinggi memberi hormat.

"Ingat, kabari aku mengenai apapun yang kau temukan. Lalu jangan lupa perketat penjagaan dan pengawalan untuk acara besok," titah Raja. "Entah mengapa aku merasa besok Kerajaan Utara akan datang berkunjung."

"Tentu Yang Mulia. Akan segera saya laksanakan."

Pengawal Tertinggi pun mulai menjalankan perintah dari Raja Giovanni. Ia memberikan mandat kepada bawahannya untuk memperketat pengawalan selama dirinya tidak ada. Ia pun pergi bersama dua orang Pengawalnya yang lain untuk mencari keberadaan Jesper. Walau sebenarnya ia tidak tahu kemana mereka harus pergi.

Pengawal Kerajaan itu mulai mencari di sekitar wilayah Sunnmore. Menelusuri jejak dari wilayah ke wilayah. Mendatangi satu persatu desa yang mungkin dilewati oleh Jesper. Hingga pada akhirnya Pengawal Tertinggi sampai di perbatasan wilayah Sunnmore. Karena kelelahan, ia beristirahat sejenak di dekat pohon yang menjulang tinggi sambil mengikat kudanya di pohon itu. 

Saat sedang mengikat tali pelana ke pohon, ia menemukan sebuah petunjuk yang tertinggal. Ada sebuah jubah berwarna gelap yang tercabik di dekat pohon itu. Jubah itu sudah lumayan koyak dengan noda darah kering di atasnya. Awalnya Pengawal tertinggi tidak yakin dengan apa yang ia temukan. Namun, semuanya menjadi jelas ketika ada bordiran lambang Kerajaan Sunnmore yang besar pada jubah itu.

"Aku menemukannya!" seru Pengawal Tertinggi itu kegirangan. Sementara kedua Anak Buahnya berjalan ke arahnya dengan tergesa.

"Tuan berhasil menemukan Sir Jesper?" tanya salah seorang Pengawal yang lain.

"Aku menemukan petunjuk," ujar Pengawal Tertinggi puas. Ia lalu memperlihatkan jubah yang ia temukan kepada Anak Buahnya. "Kita harus segera kembali ke Kerajaan untuk melaporkan hal ini."

"Semoga kita tidak terlambat ya Tuan," ujar Anak Buahnya yang lain. "Kita sudah mencari lebih dari sehari. Bahkan ini sudah hampir gelap."

"Benar. Aku tahu. Makanya kita harus cepat. Semoga Kerajaan kita baik-baik saja," kata Pengawal Tertinggi. Dengan segera ia membawa kudanya dan memacunya cepat menuju ke Sunnmore bersama Pengawal yang lain.

                                                                           ***

Jesper mulai kehabisan tenaga. Ia sangat luar biasa lelah melakukan perjalanan panjang itu seorang diri. Tanpa terasa, ia sudah pergi cukup jauh dari Sunnmore. Ia sendiri tidak tahu harus pergi ke mana dalam situasi seperti ini. 

Akhirnya ia berpikir untuk berhenti di tengah jalan. Ia sampai di sebuah wilayah yang penuh hamparan rumput dengan pepohonan yang masih jarang. Semilir udara yang dingin membuat tubuhnya merinding. Ia merelakan jubahnya tertinggal di perbatasan sebagai siasat untuk menipu orang-orang yang sedang mencari jejaknya.

Jubah itu ia rusak dengan mencabiknya menggunakan belati. Lalu ia lumuri permukaan jubah dengan darah rusa. Berharap mereka yang menemukannya menyangka jika Jesper telah mati diterkam oleh hewan buas. Sisa potongan jubahnya, ia gunakan untuk menyelubungi tubuh mungil bayi Putri agar tetap hangat. Sang bayi terlihat tenang saat itu. Bahkan ia lihat 100% fisiknya telah normal seperti bayi manusia pada umumnya.

Jesper kini merasa lapar. Ia segera membuat api unggun dan berniat untuk memasak daging rusa yang sempat ia buru di perbatasan wilayah Sunnmore. Ia juga berniat untuk menghangatkan susu sapi yang ia beli dari pasar rakyat untuk diberikan kepada Tuan Putrinya.

"Minumlah, Nak. Kau pasti lelah melakukan perjalanan panjang ini bersamaku," tutur Jesper sambil meminumkan susu sapi hangat itu kepada bayinya.

Bayi itu begitu haus. Ia meminum susu tersebut dengan cepat, membuat Jesper tersenyum kecil. Setidaknya ia lega jika bayi itu masih tetap sehat. Sementara dirinya duduk sambil mulai menggigit daging rusa hangat tadi. Aroma daging yang lezat menguar di udara. Sungguh nikmat rasanya dimakan ketika sedang lapar.

Belum sempat ia memakan habis daging rusa itu, tiba-tiba ia mendengar suara geraman di sekitarnya. Ia mulai memincingkan mata dengan waspada. Lalu perlahan berdiri dan mengambil pedang yang ada di atas kudanya. Lama kelamaan geraman itu begitu jelas terdengar. Rupanya sekumpulan serigala hutan lapar sedang mengelilinginya dengan liur yang menetes-netes.

"Oh wow. Kita kedatangan tamu berbulu malam ini," racau Jesper berniat untuk mencairkan suasana. "Kenapa kalian mengunjungiku malam begini?"

Geraman serigala hutan itu malah terdengar semakin keras dan mengancam. Jesper sadar jika dia kini berada dalam bahaya besar. Dengan cepat, ia melempar sisa daging rusa itu ke sembarang arah. Beberapa serigala berpencar untuk menangkap daging yang dilemparkan tadi, sementara sisanya mulai bergerak maju dan menerjang Jesper.

"Ayo kemari kalau kalian berani! Akan kutunjukan keahlian bertarungku!" tantang Jesper lantang.

Dengan lihainya, Jesper mengelak dan menyerang serigala itu. Ia menghunus pedangnya dan memenggal serigala yang menyerangnya tanpa ampun. Ia berusaha menangkis dan menahan serangan serigala lapar yang mencoba menargetkan kudanya. Kuda Jesper meringkih beberapa kali. Namun kuda itu tidak bisa kabur karena pelananya tertambat di sebuah pohon.

Dengan susah payah Jesper berusaha melawan. Sekuat apapun dia melawan, serigala itu masih belum terkalahkan. Seolah memiliki banyak energi yang tidak pernah habis. Justru kini Jesper yang merasa semakin lelah. 

Keadaannya terdesak. Kudanya terkena cakaran serigala sampai meringkih  panjang dan mengangkat kaki depannya. Membuat barang yang dibawanya jatuh berantakan. Keranjang bayi juga sampai jatuh terjungkal. Untung saja tepat waktu Jesper berhasil menangkap bayi Putri dan mendekapnya erat.

"Kurang ajar!" geram Jesper.

Jesper menyerang dengan lebih membabi buta. Pergerakan serigala yang menyerang juga semakin sengit seolah tidak mau kalah. Mereka mengeroyok Jesper bahkan berhasil mencakar punggung Jesper.

"Ukh!" lenguhnya tertahan. Ia berusaha menahan perihnya cakaran serigala hutan itu.

Jesper kembali menghunus dan mengayunkan pedangnya. Namun karena energinya yang sudah habis, serangannya tidak dapat mengenai musuh. Justru serigala itu yang berkali-kali berhasil menyerangnya. Ketika dia sudah merasa tidak kuat dan tubuhnya mulai ambruk, terdengar lolongan serigala lain yang langsung menerjang serigala hutan itu.

Serigala yang datang memiliki postur yang lebih besar dari serigala hutan tadi. Bulunya putih seputih salju. Ia bertarung dengan serigala hutan yang tersisa dan berhasil melumpuhkan serigala tersebut satu persatu. Jesper terdiam di tempatnya sambil menatap nanar peristiwa itu dari kejauhan. Lama kelamaan ia sudah merasa tidak kuat lagi, sehingga ia pun tak sadarkan diri.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi serigala putih itu untuk melumpuhkan musuhnya. Serigala hutan yang berhasil dikalahkan pun segera pergi dari tempat itu. Kini yang tersisa di tempat itu hanyalah sang serigala putih. Ia kemudian berjalan ke arah Jesper yang tersungkur sambil memeluk bayi yang mulai menangis.

Serigala putih itu menatap dalam bayi tersebut.  Namun tak lama kemudian, dia merubah wujudnya menjadi seorang laki-laki gagah bermantelkan bulu serigala hangat berwarna putih. Ia melukai telapak tangannya hingga berdarah lalu membalurkan darah itu ke bagian tubuh Jesper yang terluka. Sekalian juga, ia obati luka dari kuda milik Jesper. Setelah tugasnya selesai, ia pun berubah wujud menjadi Serigala lagi dan pergi dari tempat itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status