Kedua netra Seila terbuka saat dia merasa nyeri di pangkal pahanya. Semalam dia sudah melepaskan mahkotanya hanya untuk Aksara. Darah segar keluar dari bagian intinya, membuat rasa yang membekas hingga sepertinya dia akan kesulitan untuk berjalan.
Tidak terbayangkan sama sekali jika semalam dia dan Aksara membuat bulu kuduk menegang, urat syaraf semuanya berdesir dan peluh yang membasahi tubuh hingga sprei hotel ini. Pertempuran deru napas dan irama jantung semalam membuat tubuh mereka seakan remuk tak berdaya. Seakan puing-puing gelas kaca yang berserakan.
Malam ini malam yang indah dan tidak akan terlupakan selama hidup Seila. Saat asmara keduanya tengah membara, saat semua rasa memuncak dan menyatu hingga membuat kenikmatan yang tiada tara.
Kandung kemih Seila terasa penuh. Dia harus segera pergi ke toilet. Sayan
Aksara merasa hatinya sangat hancur setelah mendengar kabar bahwa Seila selama ini menipunya. Foto-foto yang ayahnya berikan sangatlah jelas. Seila memanglah seorang bartender dan orang tuanya adalah pemilik bar.Foto itu juga menampilkan bagaimana Seila tengah di goda pria berumur yang tengah mabuk. Orang tuanya adalah seorang mucikari. Tidak menutup kemungkinan bahwa Seila juga bisa saja akan di jual oleh kedua orang tuanya.Pantas saja selama ini Seila enggan membawa Aksara masuk ke rumahnya. Bahkan ternyata rumah itu adalah rumah tipuan. Rumah Seila tidak jauh dari rumah yang biasa Aksara jemput dan antar setiap sekolah.Aksara merasa dirinya di manfaatkan untuk Seila mendapatkan nilai yang besar, di lindungi dari penguntit dan mendapatkan teman.Kenapa bisa gadis se
Seseorang yang sudah terobsesi pasti akan melakukan hal apapun untuk mendapatkan keinginannya. Begitu pula dengan pria ini. Ya, dia. Dia yang merencanakan semua ini, dia ingin Seila dan Aksara berpisah dan dia yang ingin mendapatkan Seila.Hati Angga bersorak sorai saat dia melihat perpisahan Sean dan Aksara. Angga bagai seorang pemain bola yang akan meraih medali kemenangannya. Ets …. Jangan senang dulu, dia belum mendapatkan Seila ya!Angga mengikuti Seila hingga ke jalan raya. Dia sebenarnya sedikit merasa bersalah karena dia adalah penyebab Seila menangis.“Akan kuganti tangisanmu menjadi tawa bahagia!” ujarnya sambil mengikuti Seila. Sayang sungguh sayang dia melihat Seila telah berbaring di jalan raya dengan kondisi yang memprihatinkan. Darah mengucur deras dari bagian tubuhnya.
Hati Surya semakin sakit saat melihat Seila tidur lemas dengan alat selang oksigen yang terpasang di lubang hidungnya lalu selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Wajah cantik Seila tidak luntur meski kini hilang warnanya, semua putih pucat dan tanpa ekspresi, hanya diam dan terpejam.Beruntung operasi lancar dan sekarang tinggal menunggu Seila sadar saja. Sudah berjam-jam Seila tak kunjung membuka matanya, ini sudah batas Seila harus bangun. Surya yang lelah memejamkan matanya sementara Angga masih setia duduk di dekat bed tempat Seila berbaring.“Kamu akan jadi milikku, Sei. Tidak boleh ada pria lain yang merebutmu dariku termasuk Aksara,” gumam Angga dalam hati sambil menggenggam tangan Seila. Dia berharap dengan menggenggam tangannya, Seila akan bangun dan tangan yang dingin ini akan terasa hangat.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.Aku jatuh hati pula hanya pada satu pria.Kuserahkan jiwa dan ragaku pada orang yang buatku nyaman, buatku terkadang gundah, buatku tertawa dan bahagia.Hidupku selamat saat pria yang membuatku jatuh hati adalah penyelamatku.Di bawah rintik hujan kulihat wajahnya yang tampan nan rupawan.Dulu saat di atap sekolah, kau nyatakan kata manis penuh makna.Dulu banyak waktu yang kita habiskan berdua.Dulu kita saling bercanda tawa.Sekarang aku tak menyangka, orang yang kuanggap pintar, bijaksana, dewasa dan romantis itu seorang pengkhianat.
“Yeayyy …. Ayo photo pakai handphone baru!” Seila senang bukan main karena dapat hadiah ponsel keluaran terbaru. Angga pun punya satu ide untuk memanas-manasi seseorang.Keduanya bergaya di depan kamera meski wajah Seila pucat, tapi dia tetap saja terlihat sangat cantik. Mereka banyak foto berdua juga bertiga dengan Surya.“Aku boleh posting di media sosial?” tanya Angga sambil menjelaskan media sosial apa saja yang dia miliki.“Tentu boleh!” Seila senang juga karena dia dibuatkan media sosial oleh Angga. Keduanya memasang informasi di bio jika status mereka adalah sepasang kekasih.Angga dan Seila mengunggah foto berdua dengan hastag mereka masing-masing. Hastag Angga di foto yang ia unggah adalah, “GWS my honey. Kita jal
“Selamat datang di rumah!” Nia menyambut kedatangan Seila di rumah mereka. Gadis ini sudah boleh pulang karena keadaannya sudah membaik. Luka di kepala Seila sudah tinggal bekasnya saja,, begitu juga di tangan dan kakinya. Seila hanya membutuhkan salep untuk menghilangkan bekas keloidnya saja nanti.“Mamah!” Seila memeluk ibunya erat. Rasanya begitu rindu seperti baru saja bertemu. Nuansa rumah ini terlihat asing karena Seila baru menapakkan kaki di sini lagi. Dia lupa di mana kamarnya, kamar mandi ataupun ruangan lain.“Nak Angga silahkan masuk.” Kebetulan dia pulang diantar Angga dan ditemani Surya pula. Sebagai kekasih yang baik Angga mendampingi Seila hingga dia kini bisa pulang.Mereka berkumpul layaknya keluarga, Angga diberi jamuan makanan dan Seila juga akhirnya bisa
Seorang pria tengah buru-buru setelah ikut kegiatan kampus untuk pertama kalinya. Tadi dia sempat tidak sopan menguping pembicaraan orang. Tapi meski sudah menguping, dia masih ingin kebenaran lagi dan akan membuktikannya kelak. Dia mencari posisi nyaman untuk menghubungi seseorang.Tutt …. Tuttt ….Kurang dari satu menit dia menelpon, langsung ada jawaban dari orang dibalik telepon.“Apa lo dapet info, Bob?” Setelah menunggu akhirnya temannya menghubungi juga.“Dapat, nih, Aks.” Orang yang dipanggil Bobi pun duduk di taman yang begitu sepi, jauh dari kumpulan mahasiswa. Berita yang akan dia sampaikan ini teramat sangat penting. Menyangkut masa depan Aksara.“Apa? Gimana?” tan
Suasana makin mencekam. Seila takut karena hujan semakin lebat, suara petir amat kencang dan benar saja, listrik pun mati. Sepertinya karena petir yang menyambar pepohonan atau tiang listrik sehingga menyebabkan semuanya gelap. Mati lampu untuk ukuran kota besar tentu tidak akan berlangsung lama, sebentar lagi juga listrik akan menyala. Seila benci kegelapan, karena itu dia refleks dia memeluk Angga erat. "Tetap di sini, aku takut.""Iya Sayang." Angga yang mendapat pelukan dari Seila pun merasa senang, dia merasa saat ini dibutuhkan oleh kekasihnya.Hatiku saat ini teramat senang karena berhasil memilikimu.Dulu memilikimu terasa sulit untukku.Apalagi saat kunyatakan cinta, kau malah menolakku karena mencintai pria lain.