Liora menatap Morgan dengan marah, "Kupikir kau berbeda Morgan."Morgan memiringkan kepalanya. "Siapa yang kau maksud? Aku? Berbeda dari siapa? Barbarian? Pffftt, lihatlah rambut merah terkutuk ini. Aku bagian dari mereka bunny, takdir yang memuakkan.""Tidak, pandangan matamu berbeda dari mereka. Morgan, belum terlambat untuk berhenti, kumohon.. terlalu banyak korban dalam rencanamu ini..""Kau tahu apa..""Aku tahu! Kau pikir aku tidak menyadarinya?! Kau selalu bersikap baik padaku hanya saat tidak ada barbarian lain. Seolah kau memiliki dua sisi yang berbeda, yang mana dirimu yang asli Morgan?" Liora terisak. "Kau tahu.. raja sudah kuanggap seperti ayahku, semua yang ada di istana, mereka keluargaku Morgan.. kau, bagaimana bisa kau.." Liora tidak mampu melanjutkan, dia menangis tergugu.Morgan tidak menyangka Liora akan sehancur ini. Liora yang menangis di hadapannya terlihat begitu putus asa, membuat sudut hatinya sakit.'Apa ini? Harusnya aku senang karena semuanya berjalan sesua
Beberapa saat lalu, istana Velmoria sudah diserang oleh barbarian. Kael, dengan jumlah pasukan seadanya memimpin perlawanan di barisan depan.Mereka sudah jelas kalah jumlah, tapi Kael tidak ingin menyerah. Dia berjuang sekuat tenaga melindungi pertahanan terakhir. Dia tidak bisa membiarkan para barbarian itu masuk dan merebut tahta.Beberapa barbarian yang berhasil masuk di istana langsung dibantai. Pertahanan dalam istana dipimpin langsung oleh Raja Alaric dan Ratu Seraphine. Inilah yang membuat keluarga kerajaan Velmoria disegani oleh para rakyat dan bangsawan. Mereka tidak berpangku tangan dan selalu di baris pertama ketika terjadi serangan.Mereka semua berjuang sekuat tenaga mempertahankan Velmoria, namun jumlah barbarian yang tidak ada habisnya membuat mereka semua kelelahan.Di ibukota, Marcus yang tadinya berubah wujud menjadi serigala untuk memaksimalkan serangan, namun karena serangan barbarian dari berbagai arah membuatnya terluka parah. Dia berubah wujud lagi menjadi manu
Mendengar ucapan Zevariel, Baron tampak terkejut, sedangkan sang istri terlihat bingung."A-apa maksud Yang Mulia? Saya tidak mengerti benda apa yang dimaksud." Baron itu tergagap menjawab ucapan Zevariel.Zevariel mengacungkan pedangnya ke leher sang Baron. "Aku sedang tidak memiliki waktu untuk berbasa-basi denganmu sial*n. Jawab.""Yang Mulia, mungkin anda salah paham..." sang istri mencoba menjelaskan. Namun terdengar suara tangisan bayi dari salah satu kamar di rumah itu.Zevariel menyeringai, "Jika kau terus tutup mulut, bukan hanya benda itu yang kuhancurkan, tapi.." Zevariel menoleh ke kamar yang menjadi sumber tangisan itu.Zevariel sedang dalam mode berbahaya, saat ini dia sedang tidak waras. Apalagi dia orang yang sudah membasmi musuh beserta semua keturunannya di medan perang. Istri Baron menangis sejadinya, tentu saja.. berita kekejaman Zevariel sudah menjadi rahasia umum.Baron itu akhirnya buka mulut, "M-maafkan saya, saya mohon bekas kasihan Yang Mulia.. waktu itu ada
Liora tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan kemana dia akan dibawa pergi. Jadi diam-diam dia meninggalkan jejak di sepanjang perjalanan, jejak terakhir yang dia tinggalkan adalah halaman belakang kediaman Baron.Mereka berkuda di lorong panjang itu sepanjang waktu. Terkadang keluar di sebuah hutan lalu masuk lagi ke dalam gua. Liora tidak tahu sudah berapa lama, tapi seluruh badannya sakit karena berkuda tanpa henti.Morgan menyadari gerak gerik Liora yang seperti kelelahan, tapi dia tetap melakukan kudanya, bahkan lebih cepat."Bertahanlah, sebentar lagi kita sampai baby." bisik Morgan di telinga Liora.Liora terlonjak kaget, karena sejak tadi Morgan tidak mengajaknya bicara. Morgan hanya beberapa kali memberi instruksi kepada barbarian lainnya, lalu sisanya dia hanya fokus berkuda. Morgan benar-benar hanya menempatkan Liora di sisinya, seperti saat ini, dia menggunakan kuda yang sama dengan Liora."Baiklah." entah kenapa Liora merasa, semakin hari Morgan semakin baik padanya. Dia
Duuuaaaarrrrrrrrrr!!!!!!!!!!!Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan yang sangat besar."YANG MULIA!!!" seru Ernest."Diamlah, aku baik-baik saja." Zevariel membersihkan debu yang mengotori bajunya akibat ledakan itu.Untunglah Zevariel segera melingkupi dirinya dengan sihir tepat sebelum ledakan itu terjadi, jika tidak maka tubuhnya akan penuh dengan luka bakar. Dia tidak mau menemui Liora dengan penampilan yang buruk rupa."Yang Mulia, lorong ini sepertinya mengarah ke suatu tempat. Biar saya tunjukkan."Ernest menunjukkan lorong yang dia temukan. Bagi Zevariel itu terlihat seperti jalur pelarian. Lorong itu sangat panjang, hingga ketika mereka keluar dari ujung lorong itu, mereka sudah ada di sebuah rumah di desa wilayah utara Velmoria."Mereka bersembunyi selama bertahun-tahun dan menggali di bawah tanah rupanya, benar-benar tikus.""Tikus tidak tahu diri yang menginginkan tahta." Ernest berkata sarkas dengan wajah datarnya.Zevariel menoleh, Ernest mulai tertular mulut tajamnya seper
'Melihatnya terbahak seperti itu, dia seperti bocah usil saja. Mungkin jika dia bukanlah musuh, dia akan jadi teman yang menyenangkan. Tunggu, teman? Hah! Yang benar saja. Ingatlah beberapa saat lalu dia sudah menggores tangan dan pipimu. Dia juga dengan kejam menghukummu, membuatmu berdiri berjam-jam.' Liora bermonolog dalam hatinya.Terkadang Morgan terlihat seperti psikopat yang tidak memiliki perasaan. Tapi jika berinteraksi santai seperti ini, dia terlihat seperti bocah laki-laki yang kesepian.Morgan kembali memasukkan Liora ke dalam penjaranya. Dan dia ke ruang pertemuan. Semua kepala pasukan barbarian sudah berkumpul di sana, mereka akan segera menyerang Velmoria."Kalian sudah berkumpul rupanya." Morgan duduk di kursi kebesarannya."Ketua, kenapa anda mendadak bersikap lembek?" protes salah satu kepala pasukan."Apa maksudmu?!" Morgan menatap tajam pada barbarian yang protes itu."Bukankah anda terlalu memanjakan tawanan itu?!""Tutup mulutmu.""Yang dia katakan benar ketua!