Share

Bab 26 Masa Lalu Aqeela

Penulis: Fit Tree Fitri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 06:26:58

Semua teman sekelas mengucapkan selamat kepada Aqeela, tetapi dia benar-benar tidak bersemangat.

“Aku sudah mencari kesibukan di luar rumah agar tidak terus berada di sisi pria itu, tetapi sekarang jam kuliahku pun harus bersamanya.” Aqeela merebahkan kepala di meja.

“Ada apa, Qeel?” tanya Rangga.

“Kenapa kamu tidak bersemangat?” tanya Key.

“Apa kalian lupa bahwa Perusahaan itu baru kita serang? Sekarang aku harus bekerja di sana dan memperbaiki segalanya,” jelas Aqeela.

“Benar. Pantas saja kamu tidak mau menerima job baru,” ucap Key.

“Ya.” Aqeela memejamkan matanya.

“Semangatlah!” Rangga mencubit hidung Aqeela.

“Ya. Kamu harus tetap semangat. Tidak ada yang tahu tentang kita bertiga.” Key tidak mau kalah. Dia pun mencubit pipi Aqeela.

“Ih. Kalian ini.” Aqeela memukul tangan Key dan Rangga. Dua pemuda itu pun tertawa.

“Ayo kita pergi ke kantin.” Aqeela menggandeng Key dan Rangga di kiri dan kanan. Mereka jalan bersama menuju kantin kampus.

“Mereka itu kira-kira bakal terjebak friend z
Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semoga suka.

| 5
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Terima kasih ...️
goodnovel comment avatar
Milaekawati
lanjut lagi
goodnovel comment avatar
Fit Tree Fitri
Siap. Terima kasih ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 27 Rasa Memiliki

    Bramasta kembali menghubungi Aqeela karena hari sudah sore. Mereka sudah janji untuk pergi ke rumah kakek untuk makan malam keluarga sebagai pesta penyambutan menantu baru.“Tidak ada jawaban. Di mana dia?” Bramasta memeriksa lokasi Aqeela yang masih di lapangan basket.“Dia akan lupa waktu. Apa aku perlu menyusul ke sana? Hari sudah sangat sore.” Bramasta mengenakan jas dan mengambil kunci mobilnya.“Apa Anda mau pulang, Tuan?” tanya Jesi.“Ya.” Bramasta keluar dari ruangannya.“Ben, siapa istri Tuan Bramasta?” tanya Jesi pada Beni yang duduk di kursi kerjanya.“Dia akan datang ke Perusahaan untuk bekerja, tetapi kamu tidak boleh memberitahu orang,” ucap Beni.“Bekerja di bagian mana? Apa akan menggantikan posisiku sebagai sekretaris?” tanya Jesi khawatir.“Tidak mungkin,” tegas Beni.“Siapa tahu, Ben. Kan kebanyakan istri seorang pengusaha akan menjadi sekretaris suaminya,” ucap Jesi duduk di sofa.“Dia ahli computer sehingga akan bekerja di bagian desain dan penyempurnaan robot,” j

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 26 Masa Lalu Aqeela

    Semua teman sekelas mengucapkan selamat kepada Aqeela, tetapi dia benar-benar tidak bersemangat.“Aku sudah mencari kesibukan di luar rumah agar tidak terus berada di sisi pria itu, tetapi sekarang jam kuliahku pun harus bersamanya.” Aqeela merebahkan kepala di meja.“Ada apa, Qeel?” tanya Rangga.“Kenapa kamu tidak bersemangat?” tanya Key.“Apa kalian lupa bahwa Perusahaan itu baru kita serang? Sekarang aku harus bekerja di sana dan memperbaiki segalanya,” jelas Aqeela.“Benar. Pantas saja kamu tidak mau menerima job baru,” ucap Key.“Ya.” Aqeela memejamkan matanya.“Semangatlah!” Rangga mencubit hidung Aqeela.“Ya. Kamu harus tetap semangat. Tidak ada yang tahu tentang kita bertiga.” Key tidak mau kalah. Dia pun mencubit pipi Aqeela.“Ih. Kalian ini.” Aqeela memukul tangan Key dan Rangga. Dua pemuda itu pun tertawa.“Ayo kita pergi ke kantin.” Aqeela menggandeng Key dan Rangga di kiri dan kanan. Mereka jalan bersama menuju kantin kampus.“Mereka itu kira-kira bakal terjebak friend z

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 25 Target Semua Orang

    Aqeela bangun lebih pagi. Dia bersemangat untuk kuliah.“Nyonya, Tuan menunggu di ruang makan.” Pelayan menghentikan langkah kaki Aqeela.“Aku akan sarapan di luar,” ucap Aqeela.“Sarapan di rumah,” tegas Bramasta.“Aku sudah janji dengan teman-temanku,” ucap Aqeela.“Apa kamu mau makanan yang telah disajikan dibuang?” Bramasta menatap tajam pada Aqeela.“Ada banyak pelayan di rumah ini. Mereka bisa memakannya.” Aqeela tersenyum dan tidak peduli.“Baru hari pertama. Kamu sudah membantah.” Bramasta memegang tangan Aqeela.“Ingat, Om. Perjanjian pernikahan kita. Tidak boleh ikut campur urusan pribadi,” tegas Aqeela menepis tangan Bramasta.“Ini urusan makan, Aqeela. Aku tidak mau kamu sakit. Mulai hari ini kamu akan magang di perusahaanku. Aku sudah menghubungi kampus,” tegas Bramasta.“Apa?” Aqeela menatap tajam pada Bramasta.“Sekarang sarapan.” Bramasta menarik tangan Aqeela berjalan ke ruang makan.“Kamu itu sangat kurus karena makan yang tidak teratur dan sembarangan.” Bramasta men

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 24 Kontrak Pernikahan

    Aqeela benar-benar tidak pemilih. Dia memakai apa pun yang ada di lemari. Baju tidur seksi dengan lengan kecil dan celana hanya sebatas paha berwarna putih.“Belum lengkap.” Ageela membaca kontrak pernikahannya dengan Bramasta.“Aku revisi.” Aqeela mengaktifkan computer dan melengkapi dokumen sesuai keinginannya. Dia keluar dari kamar dengan membawa laptop dan bertemu pelayan.“Di mana Om Bramasta?” tanya Aqeela.“Tuan ada di kamar. Anda bisa langsung pergi ke sana,” jawab pelayan tersenyum. Mereka semua selalu merasa lucu karena Aqeela memanggil suaminya Om.“Terima kasih.” Aqeela berjalan menuju kamar Bramasta.“Om, apa sudah tidur?” tanya Aqeela mengetuk pintu kamar Bramasta.“Permisi.” Aqeela membuka pintu yang tidak terkunci. Dia melihat ruangan yang sangat rapi dan bersih.“Apa dia mandi malam?” Aqeela duduk di sofa. Dia meletakkan computer di atas meja.“Tidak ada apa pun di ruangan ini.” Aqeela memperhatikan kamar Bramasta yang cukup luas dan kosong. Hanya ada tempat tidur, le

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 23 Menahan Diri

    Aqeela rebahan di sofa. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Tanpa ponsel dan komputernya. Wanita itu merasa tidak berguna.“Kamu mau diantar kemana?” tanya Bramasta.“Rumah Rangga. Aku mau mengambil motor,” jawab Aqeela duduk.“Baiklah.” Bramasta berjalan menuju garasi dan Aqeela mengikuti pria itu.“Wah!” Aqeela terkejut melihat koleksi mobil mewah dan motor milik Bramasta.“Apa kamu mau pakai motor ini saja? Aku akan meminta orang untuk mengambil motor kamu?” tanya Bramasta melihat Aqeela yang tertarik pada kendaraannya.“Apa boleh?” Aqeela menatap Bramasta.“Tentu saja,” ucap Bramasta.“Tuan. Ini computer, ponsel dan jam tangan Nyonya muda.” Pelayan memberikan tas kepada Bramasta.“Berikan padanya!” perintah Bramasta.“Silakan, Nyonya.” Pelayan menuruti perintah Bramasta.“Selesai kuliah langsung pulang,” tegas Bramasta.“Tidak bisa. Aku akan pulang setelah semua kegiatanku selesai.” Aqeela memakai tas di punggungnya.“Ambilkan kunci motor untuk Nyonya!” perintah Bramasta kepada petug

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 22 Marah dan Kesal

    “Aqeela.” Bramasta terkejut melihat Aqeela yang sudah tidak sadarkan diri di kursi.“Kalian nikmati saja pestanya. Aku akan membawa Aqeela pulang.” Bramasta menggendong Aqeela. Wajah wanita muda itu tampak pucat. “Bram, apa kamu sudah….” Kakek menatap Bramasta. “Tidak, Kek. Pasti Aqeela terlalu lelah.” Bramasta keluar dari pintu belakang. Beni dan sang bodyguard mengikuti majikan mereka.“Tidak heran. Pengantin baru. Pasti lembur semalaman. Hahaha.” Para tamu undangan yang merupakan keluarga mulai mengolok Bramasta. “Benar-benar. Mereka sudah sah menjadi suami istri. Ayo kita nikmati pesta ini. Kakek sangat senang karena Bramasta telah memiliki istri.“Hah! Kak Bram benar-benar menikahi Aqeela.” Jordi mengepalkan jarinya. “Tidak mungkin aku memanggil gadis itu kakak. Usia dia masih jauh di bawahku,” ucap Jordi. “Permisi. Aku akan melihat Alina.” Anggara pergi ke ruangan Alina. “Alina.” Anggara sangat khawatir. Dia lupa bahwa putrinya yang lain juga pingsan.“Pa!” Alina berteriak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status