Share

Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung
Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung
Penulis: Ica

Bab 1

Penulis: Ica
Di hari pernikahanku dengan Alvano Baskara, anak angkat Keluarga Baskara hendak bunuh diri dengan melompat dari atas gedung.

Demi wanita itu, Alvano meninggalkanku yang sudah mengenakan balutan gaun pengantin, memilih untuk kabur dari pelaminan.

Di hadapkan pada tatapan tajam penuh cibiran dari para tamu undangan, aku dengan lantang berkata, “Siapa pun yang berani maju ke depan dan menikah denganku hari ini, dialah yang akan jadi suamiku!”

...

Tiga tahun kemudian, Alvano membawa adik angkatnya itu kembali ke kediaman Keluarga Baskara.

Aku sedang duduk santai di atas sofa kulit, menikmati sup sarang burung sambil menonton drama favoritku.

Tatapannya jatuh pada perutku yang membuncit, lalu berkata dengan geram, “Anak haram di perutmu itu … anak siapa?”

Aku menyesap sup sarang burung perlahan, lalu tersenyum ringan berkata, “Tentu saja anak dari Keluarga Baskara.”

Dengan wajah penuh amarah, Alvano datang menghampiri lalu menarikku dari sofa dengan kasar.

“Dasar jalang! Di hari pernikahan kita, aku lebih memilih pergi bersama Vania. Aku juga nggak pulang selama tiga tahun, jadi nggak mungkin di perutmu itu anakku!” ucap Alvano dengan kasar.

Aku nyaris tertawa mendengarnya. Memangnya aku pernah bilang janin di perutku itu anaknya? Apa dia pikir hanya dirinya satu-satunya pria di Keluarga Baskara?

“Anak ini tentu bukan anakmu! Kamu nggak pantas jadi Ayah dari anakku!” ucapku getir.

Vania tampak terkejut, lalu berkata, “Nayla! Meski Mas Alvano pergi di hari pernikahan kalian, tapi kamu masih menyandang gelar istri dari Mas Alvano. Kamu bisa nikmatin kehidupan mewah di Keluarga Baskara. Tapi apa yang kamu lakuin sekarang? Kamu malah hamil anak haram, dasar nggak tahu malu!”

Aku melirik tajam ke arahnya.

“Vania, Vania! Kamu itu anak angkat Keluarga Baskara. Tapi kamu malah terang-terangan menggoda kakak angkatmu sendiri. Sekarang, siapa yang nggak tahu malu? Aku atau kalian?” sindirku tajam.

Vania langsung memasang wajah memelas dan menatap Alvano sambil berkata, “Mas Alvano, dalam tiga tahun ini, kita saja menjaga batasan. Tapi dia? Dia malah hamil anak haram dan mencoreng nama baikmu dan keluarga.”

Begitu mendengar kata “mencoreng nama baik”, Alvano langsung naik pitam.

Plak!

Tamparan keras mendarat di wajahku.

“Dasar jalang! Jelas-jelas kamu hamil anak haram, berani-beraninya malah memfitnahku dan Vania. Cepat pergi dari sini! Pergi dari kediaman Baskara!” bentak pria itu.

Rasa sakit menyengat di pipiku, membuat pandanganku berkunang. Aku terpaku di tempat, butuh beberapa detik untukku tersadar.

Tiga tahun lalu, Alvano kabur bersama Vania, meninggalkanku sendirian di pelaminan, menanggung hinaan dari seluruh tamu undangan.

Aku yang diliputi amarah pun membuat pernyataan di tempat, layaknya sebuah sayembara. Namun, hal yang tidak aku sangka terjadi. Reyhan, paman Alvano naik ke atas pelaminan dan melangsungkan pernikahan denganku.

Reyhan Baskara, pria yang dikenal di seluruh Kota Mesil sebagai “Raja Berwajah Dingin”.

Semenjak menikah dengannya, semua orang yang berjumpa denganku selalu tersenyum ramah. Apalagi setelah aku hamil, Reyhan lebih memanjakanku, bahkan tak rela satu helai rambutku terluka.

Namun hari ini, Alvano justru berani menamparku. Kalau sampai Reyhan tahu, mungkin akan terjadi pertumpahan darah di sini.

Demi mencegah tragedi keluarga yang lebih memalukan dan anggap saja juga demi anakku yang belum lahir, aku berusaha memperingatkan mereka.

“Kalau sekarang kalian pergi, aku akan anggap semua ini nggak pernah terjadi,” ucapku dingin.

Namun siapa sangka, mereka tidak menggubris peringatanku. Vania malah menghampiriku lalu menjambak rambutku.

“Mas Alvano, coba lihat! Wanita jalang ini mulai ketakutan. Dia usir kita supaya bisa menggunakan anak haram ini untuk merebut semua kekayaan Keluarga Baskara,” cemooh Vania sembari tersenyum sinis.

Alvano lantas membentakku berkata, “Dasar wanita jalang! Jadi itu tujuanmu yang sebenarnya? Lihat saja, aku nggak akan membiarkan rencanamu berhasil!”

Dengan sekuat tenaga aku melepaskan diri dari cengkeraman Vania.

“Sejak kalian kabur di hari itu, kakek mencoret namamu dari daftar Keluarga Baskara. Sekarang, kamu bukan lagi bagian dari keluarga ini!” ucapku dingin.

Vania justru terkekeh lalu berkata, “Kakek mengatakannya hanya karena emosi waktu itu. Kamu tahu ‘kan kalau Mas Alvano itu satu-satunya cucu lelaki di keluarga ini. Jadi bullshit kalau kakek mencoret nama Mas Alvano dari pewaris keluarga.”

“Sejak awal kakek pernah bilang, semua yang dimiliki Keluarga Baskara adalah milikku,” seringai Alvano tampak puas.

Aku menatap mereka dengan tajam sambil mengusap perutku, suara dinginku memotong keheningan, “Sekarang nggak lagi, anak di perutku ini juga cucu pewaris Keluarga Baskara.”

Aku pikir kata-kataku sudah cukup jelas. Namun Alvano justru semakin naik pitam. Matanya tampak membelalak penuh kebencian.

“Jalang sialan! Jadi kamu memang mau menggunakan anak haram ini untuk berpura-pura jadi pewaris, hah? Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!” bentak pria itu.

Dia kembali mengangkat tangannya dan …

Plak!

Tamparan yang jauh lebih keras mendarat di wajahku.

Aku pun terhuyung jatuh ke lantai sambil memegangi perutku erat-erat.

Melihat wajah mereka yang beringas dan penuh kebencian, muncul rasa takut di hatiku. Aku takut mereka benar-benar akan menyakiti anakku.

Dengan suara yang gemetar, aku memohon sambil menahan rasa sakit, “Anak ini … bukan anak haram. Dia … dia adalah …”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 8

    Kalau Kakek bersikeras ingin melindungi Alvano, maka aku akan bersikap lebih keras lagi.Kekuasaan Keluarga Baskara saat ini berada di tangan Reyhan. Pada akhirnya, kakek pun akan kalah.Namun kini, pria tua itu justru memohon agar nyawanya sendiri dijadikan ganti rugi atas dosa cucunya. Untuk sesaat, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.Reyhan menopang tubuhku yang masih lemas dari belakang. Sorot matanya tajam menyapu semua yang hadir sebelum membentak dengan lantang.“Kalian semua patung, hah? Mau membiarkan Kakek terus mengacau? Cepat bawa Kakek pergi dari sini!”Dua orang pengawal langsung maju dan mengangkat paksa tubuh tua itu untuk dibawa pergi.Reyhan tahu aku tak lagi sanggup melanjutkannya. Dia pun mengambil bilah besi di tanganku dan berkata pelan namun tegas.“Aku ayah anak ini. Kalau ada yang harus membalas dendam, maka biar aku saja yang melakukannya.”“Nay, menjauhlah. Jangan biarkan matamu ternoda karena mereka.”Alvano dan Vania kini benar-benar kehilangan hara

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 7

    Buk!Vania membenturkan kepalanya ke batu nisan anakku. Suaranya nyaring dan menggema.“Nayla, semua ini salah Alvano! Dia yang membunuh anakmu, bukan aku! Kalau kamu mau balas dendam, dia yang harus bertanggung jawab! Aku mohon, lepaskan aku…”Alvano yang mendengar itu langsung menatap Vania dengan sorot mata tajam dan penuh amarah.“Vania! Beraninya kamu membohongiku!”Mengetahui kebohongannya terbongkar, Vania tak lagi berpura-pura. Wajahnya tampak bengis.“Siapa suruh kamu bego! Aku cuma kasih dua foto hasil editan, bilang Nayla itu wanita murahan, dan kamu langsung percaya mentah-mentah.”Entah dari mana kekuatan itu datang, Alvano berhasil melepaskan diri dari cengkeraman para pengawal. Dia menerjang Vania seperti orang gila.“Dasar jalang! Kamu yang bikin hidupku hancur! Mati kamu!”Keduanya bergulat liar di atas tanah. Vania memang tak sekuat Alvano, tapi cakar tangannya tajam. Dia membabi buta mencakar wajah Alvano, tepat di bekas luka yang masih menganga.Aku hanya mundur beb

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 6

    Reyhan memelukku dan bayi kami dengan erat. Mata pria merah membara penuh amarah.“Nayla, tenanglah! Aku bersumpah, aku nggak akan melepaskan siapa pun yang telah menyakitimu dan anak kita.”“Semua rasa sakit yang kalian rasakan hari ini... akan kubuat mereka membayar seratus kali lipat!”Aku memeluk tubuh mungil anakku sepanjang hari. Hingga akhirnya, aku harus menerima kenyataan bahwa dia telah pergi untuk selamanya.Kami menguburkan jasad mungil itu di pemakaman terbaik di Mesil, tempat paling damai untuk tempat peristirahatan terakhirnya.Sementara itu, Alvano dan Vania digiring oleh para pengawal ke makam itu. Mereka berlutut seharian di depan nisan yang baru dipasang.Aku hampir tak mengenali wajah mereka. Tubuh mereka penuh luka lebam, wajah bengkak dan babak belur akibat hantaman benda tumpul.Reyhan menyuruh orang mencelupkan cambuk ke air cabai, lalu menghajar mereka hingga kulit mereka robek, kemudian melempar tubuh mereka ke kolam air kotor semalaman. Kini, bau busuk masih

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 5

    Begitu kalimat itu keluar dari mulut Kakek, Alvano dan Vania membeku seketika. Butuh beberapa saat sebelum akhirnya mereka tersadar.“Nggak mungkin! Nayla itu istriku, gimana bisa dia menikah sama paman?”“Lagipula, paman ‘kan nggak tertarik sama wanita? Dan… dia mandul!” ucap Alvano tampak histeris tidak percaya.Kakek menatap Alvano dengan sorot mata tajam penuh kekecewaan.“Saat kamu kabur, Reyhan langsung menggantikanmu di depan pelaminan. Di hadapan semua tamu Kota Mesil… Nayla resmi menjadi istrinya. Seluruh kota tahu. Hanya kamu yang nggak!”Alvano terpaku. Sejak kabur bersama Vania, mereka benar-benar memutuskan semua kontak dengan keluarga dan orang-orang di Mesil. Mereka melarikan diri ke luar negeri, menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang.Sampai beberapa waktu lalu, semua kartu kredit diblokir dan mereka hidup sengsara tanpa uang sepeser pun. Tiket pesawat pulang pun didapat setelah sebulan mencuci piring di restoran.Setelah pulang, mereka langsung menuju vila Kel

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 4

    Teriakan marah Reyhan membuat Alvano tersentak. Tali di tangannya refleks terlepas. Sejak kecil, dia memang paling takut pada pamannya—— Reyhan Baskara, pria yang dijuluki "Raja Berwajah Dingin” di Kota Mesil.Namun, saat sosok kakek muncul dari balik punggung Reyhan, Alvano pun kembali tenang. Hanya dia satu-satunya cucu lelaki di Keluarga Baskara, permata hati sang kakek.Alvano berlari memeluk kakeknya erat-erat. Bahkan, dia sengaja meneteskan beberapa air mata palsu.“Kakek, tiga tahun ini aku benar-benar sangat merindukanmu...”Vania pun ikut maju. Sebagai anak angkat Keluarga Baskara, dia tahu dirinya tak memiliki hubungan darah sekuat Alvano. Maka dia hanya berdiri di samping dan berkata dengan sopan.“Kek, aku dan Mas Al sudah sadar kami salah. Mas Al juga bersedia kembali dan melanjutkan pernikahannya dengan Kak Nayla. Tapi… kami nggak menyangka…”Alvano menggertakkan gigi, lalu menimpalinya berkata, “Tapi wanita jalang ini malah berani berselingkuh di belakangku! Hamil anak h

  • Tiga Tahun Kau Pergi, Kini Aku Mengandung   Bab 3

    Demi janin dalam kandunganku, aku tak peduli lagi harga diriku. Aku lantas berbalik dan berlutut di lantai.“Guk… guk…”Suara itu keluar dari tenggorokanku yang gemetar.“Aku… aku seorang anjing betina.”Vania membungkuk menatapku, senyum puas terlukis di wajahnya.“Nayla…” ucapnya lirih tapi penuh sindirian, “Masih ingat waktu itu? Saat aku berlutut padamu, memohon agar kamu batalkan pernikahanmu dengan Mas Alvano? Hahaha… Kamu pasti nggak pernah membayangkan akan ada hari di mana kamu berlutut seperti ini, ‘kan?”Kilatan masa lalu pun menghampiriku. Waktu itu, Vania datang menemuiku dan mengaku bahwa dia dan Alvano saling mencintai. Dia memintaku untuk membatalkan pernikahan.Tapi aku tak bisa mengabulkannya…Pernikahan itu adalah hasil kesepakatan antara Keluarga Baskara dan Keluarga Kirana. Di balik itu semua, ada begitu banyak kepentingan dan kerjasama bisnis. Jika aku membatalkan pernikahan, seluruh tanggung jawab akan jatuh pada keluargaku. Keluarga Kirana pasti akan hancur.Jad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status