Share

Didikan Mama

"  Nah,, itu anak mu kan,, ishh kumal !!!

Tak sanggup  kau urusin anak mu rupanya.. mau jadi   pekerja  rumah ku , pantas semua pakaian ku yang kau cuci dan gosok rusak semua" .  Hinaan ibu itu tak berhenti malah semakin menjadi.

Mama bangkit ,  dari duduknya di tanah kotor itu, Tapi  bagi ku yang kotor malah ibu seragam cokelat itu.  Ibu sudah berkerja padanya  sangat lama , bahkan   gajinya sering di tahan  tanpa sebab  yang pasti .Dan sekarang   tanpa sebab yang tak jelas juga ibu di pecatnya  secara  tak berprikemanusian.

"Ayo nak  , kita pulang pekerjaan mama sudah selesa !"  Ucapnya dengan tersenyum . Walaupun masih ada sisa - sisa bulir air mata di pipihnya .

Tubuh kecil ini di peluk lalu di gendongnya.

Perlahan ibu berjalan  melewati kerumunan  manusia  yang kata nya punya hati tapi  yang ku pikir  dan ku rasakan saat ini  tak ada  . Mereka seperti  batu  iya batu itu lah  mereka.

Mungkin karena kami miskin tak ada satu pun  orang yang melihat kami  seperti manusia .

Tatapan  dan  bisik - bisik mereka masih terdengar di telinga ku . Dan ingin aku mengatakan sesuatu ke mereka , tapi  tangan mama  mameluk ku lebih erat dan sangat erat.

Dan kian lama  mama makin berlari hingga di kedalam rumah , di tanaknya nasi dan sayur serta ikan peda dengan sambal tutuk sekedarnya kalau bagi kami itu sudah lebih  dari  cukup 4 sehat

Jangan harap bisa 5 sempurna. Ini saja sudah bersyukur .

Dari peristiwa itu mama tak pernah lagi    mencuci di rumah ibu seragam cokelat itu , tapi dengan uang yang di berikan ibu itu mama membeli bahan buat  keripik pisang dan  kacang- kacang . Dan menanam sedikit palawija untuk bisa kami jual  nanti .

Setiap semingu 2 kali mama menitipkan  keripik dan kacang goreng nya di warung - warung  sore hari .

Tak papa , setidaknya ada tambahan kata mama untuk tabungan kakak besar nanti

Dengan sepeda mini mama mengayuh  pedal sambil berkeliling kampung atau pun  ke desa lain

Sedangkan ayah,  ayah mulai di ajak teman nya untuk menjaga irigasi air dan  proyek- proyek yang lumayan .

Jalan hidup tak semudah kita bayangkan , mungkin di bayang- bayang kalian ayah setelah punya pekerjaan bagus .Hidup  mama dan aku berubah.

"Hahahahaha , sayang tidak kawan !.

Ayah semakin gemi dan kepada mama juga kami seperti itu setiap harinya hanya di beri nafkah tak lebih dari 10 ribu , kalian bayangkan 10 ribu bisa buat apa jika mendadak bahan  pokok habis . Tapi jangan panik , Seperti kata mama " semakin dewasa wanita akan semakin bijak pola pikirnya " .Dan kamu harus seperti itu kak nanti kalau sudah  dewasa dan jika menikah nanti. Banyak hal yang harus kamu pelajari sayang ucapnya sambil mengelus rambutku .

Mama tetap meramban , setiap masakannya .

Tapi syukurnya ayah tak pernah mempersalahkan.

Uang yang kami tabung itu akhirnya kami bongkar menjelang lebaran . Tapi kata mama " kita beli sepasang ajah ya nak!! , ucapnya selalu sederhana  .Sisanya kita beli peliharan. Biar kakak sama adek bisa belajar tanggung jawab.

Perasaan girang , menyelimuti hati ini

akhirnya  diri ku bisa menangung tanggung jawab di luar bersih- bersih rumah  yang memang tugas negara bagi ku sejak usia 7 tahun.

" kita beli bebek ini sama ayam ya kak!!??" Ucap mama

Iya ,, iyaa kakak  mau !!! Mah , tapi kita tak punya kandang.. mah di rumah takutnya ngrusak   sayuran samping rumah   jawab ku

" ohh iya ..  nanti kita bilang ayah untuk buatkan kandang  sama lingkaran samping dapur mama ajah kan bisa . Jawab nya wanita itu (mama)

"Hehee oh iyaa kakak lupa , adek mau apa .??

Tanya ku pada adik ku

"  Adek mau ayam warna warna itu kak??  Ucapnya

Mama selalu mengajarkan sifat yang baik dan  pengarahan bagus . Karena   tak ingin kami  miskin adap dan ilmu cukup saja materi kami yang kurang

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status