9 Putus

Alistair melihat bahwa panggilan itu telah membuatnya berada dalam kebingungan, karena Ivy tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Alistair tanpa alasan yang jelas. Sementara Scarlett yang berada di samping Alistair tersenyum jahat setelah mencuri dengar percakapan antara Ali dan Ivy.

"Sedikit lagi aku akan memilikimu, Alistair. Kamu pasti bisa melupakan Ivy," gumam Scarlett tersenyum licik.

Alistair menyimpan ponselnya kembali di saku kemejanya. Dia menatap Scarlett yang sedang menatap pantai,

Scarlett menyusut air matanya dan berpura-pura bersikap manis di depan bosnya.

"Apa kamu baik -baik saja, Pak? Aku minta maaf kalau aku bertanya, kenapa Nona Ivy tiba-tiba memutuskan hubungannya denganmu? Bukankah kalian akan segera menikah?" Scarlett bertanya.

"Aku tidak tahu. Aku tidak mengerti kenapa Ivy tiba-tiba memutuskan hubungan kami." Ali mengambil napas dalam-dalam.

"Mungkin Nona Ivy memiliki alasan yang jelas sampai dia memutuskan hubungannya denganmu. Kamu seharusnya tidak meminta apa pun kepada Nona Ivy, biarkan dia menyesali dirinya sendiri karena sudah mencampakanmu," tambah Scarlett dengan lembut.

Alistair memandang langit yang cerah, tanpa disadarinya air mata perlahan-lahan turun dari wajah tampan Alistair.

"Pak, apa kamu ingin makan atau minum sesuatu? Dari tadi kita belum sarapan, aku takut kamu sakit," ujar Scarlett dengan cemas.

"Aku tidak mau makan dan minum, nafsu makan saya hilang. Ayo pergi, Scarlett," sahut Alistair pelan.

"Tapi aku lapar, maukah kamu menemaniku makan sebentar saja?" rengek Scarlett.

"Tolong, jangan paksa aku untuk menemanimu makan di sini. Suasana hatiku sedang tidak baik," ucap Alistair, menatap dengan sedih pada Scarlett.

"Baiklah," balas Scarlett kecewa.

Alistair lalu bangkit dari kursinya sehingga membuat Scarlett mau tidak mau ikut berdiri. Dia memandang wanita itu dengan tatapan kesedihan.

"Kamu mau pergi ke mana?" Scarlett bertanya dengan bingung.

"Aku mau pulang. Aku tidak mau berlama-lama di pantai ini." Alistair mengajak Scarlett pulang dengan nada suara yang berat dan sedikit gemetar.

Scarlett akhirnya terpaksa mengikuti Alistair berjalan ke mobilnya Ali. Sebenarnya, dia masih ingin berkeliling di pantai, tetapi dia tidak mungkin menolak ajakan pria itu.

"Scarlett, cepat masuk ke mobil. Aku akan mengantarmu pulang, aku ada urusan dengan Ivy," ujar Alistair dengan nada suara tergesa-gesa.

Scarlett akhirnya masuk ke mpv merah itu. Alistair pun segera mengendarai mobilnya ke rumah Scarlett tanpa peduli dengan wajah Scarlett yang tampak kecewa dan sebal pada bosnya.

"Uh ... sepertinya sulit untuk mendekati Alistair. Dia sudah dicampakkan oleh Ivy, tetapi sepertinya dia masih ingin bersama wanita itu," gumam Scarlett kesal.

Setelah bepergian selama setengah jam, mobil yang dikendarai Alistair akhirnya berhenti tepat di depan rumah Scarlett yang cukup luas dan mewah. Wanita itu memang bukan wanita biasa, dia memiliki kekayaan yang hampir sama dengan Ivy tapi Scarlett tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki olehnya sampai sekarang.

Alistair tetap bersikap dingin dan acuh tak acuh pada sekretarisnya, dia membuat Scarlett semakin jengkel dengan perkataannya.

"Aku tidak bisa mampir di rumahmu, Scarlett," ujar Alistair ketus. "Titip salam untuk keluargamu, ok."

Scarlett menggeram dengan jengkel setelah mendengar ucapan Alistair tadi. Dia pun bergegas keluar dari mobil Ali dan masuk ke rumahnya.

"Ivy, kenapa kamu memutuskan hubungan kita tanpa alasan yang jelas?!" Alistair berteriak sambil memukul-mukul kemudi mobilnya setelah melihat Scarlett masuk ke rumahnya.

Setelah itu, Alistair segera mengendarai mobilnya ke rumahnya. Saat ini, dia membutuhkan ketenangan sebelum meminta penjelasan dari Ivy.

"Pokoknya aku harus tau apa yang sebenarnya terjadi pada Ivy sampai dia memutuskan hubungannya denganku," monolog Alistair saat dia masih berada di jalan yang menuju rumahnya

****