Share

36. Menggendong cemburu (Sahra)

Aku tak tahu sudah berapa lama berdiri di depan pintu ini. Pintu berukiran khas jepara yang rumit, pintu kamar istri pertama suamiku. Langit tak lagi menampilkan spektrum warna oranye, rembulan yang bersinar pucat sudah menggantung rendah di atas sana. Namun, panas yang serasa membakar hati dan menggerogoti jantungku perlahan, masih belum sirna. Amarah itu masih ada, bercokol dalam diriku, meminta dilampiaskan. Jemari yang sedari tadi mencengkeram erat ujung jilbab, mulai kebas dan mati rasa. Setidaknya, keinginan untuk menggedor pintu angkuh itu sudah berkurang dengan kondisi tanganku yang sedikit kaku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status