Share

Bab 6

Penulis: Evi
Di tengah keramaian yang riuh, Katie berdiri diam di sudut ruangan. Dia seperti orang tak kasatmata, seolah semua kegembiraan di sekitarnya tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Setelah kue dipotong, musik piano yang ceria mulai mengalun, dan para pria tampan serta wanita anggun mulai berpasangan memasuki lantai dansa.

Nayo melirik ke sekeliling, lalu pandangannya tertuju pada Katie. Dengan langkah anggun dan wajah penuh kepuasan, dia berjalan mendekat.

"Kakak kok bisa-bisanya di pesta ulang tahun sendiri malah kehilangan sorotan, ya? Dalam hati Kakak pasti nggak terima banget, 'kan? Tapi ya, apa boleh buat?"

"Papa, Mama, Kak Fadil, dan Markos semua lebih sayang aku. Memangnya kenapa kalau kamu anak kandung? Tetap saja diinjak-injak sama aku. Lihat dirimu, menyedihkan dan payah banget!"

Katie tahu Nayo sedang sengaja memancing emosinya. Namun, air matanya sudah lama habis dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, dia hanya menatap Nayo dengan ekspresi datar.

Nayo masih sempat menyombongkan diri beberapa kalimat lagi. Namun, karena tidak mendapat reaksi apa pun, dia mendengus dan pergi dengan kesal. Katie yang sudah terlalu lama duduk, merasa lelah dan ingin kembali ke kamar untuk beristirahat.

Lagi pula, pesta ulang tahun ini jelas bukan miliknya, bukan?

Akan tetapi, saat dia hendak pergi, suara teriakan panik Nayo menggema di tengah kerumunan, "Ah! Kalung dari Markos yang nilainya miliaran hilang! Di sini ada pencuri!"

Katie menoleh. Sesuai dugaannya, leher Nayo memang kosong. Tidak ada kalung yang tergantung di sana. Entah kenapa, firasat buruk langsung menyergap dirinya. Benar saja, detik berikutnya, Nayo mulai menangis tersedu-sedu.

"Tadi aku cuma ngobrol sebentar sama Kakak ... terus kalungnya hilang. Kakak, kalau memang suka, bilang saja, kenapa harus mencuri?"

Begitu kata-kata itu keluar, semua tamu langsung menatap Katie.

Katie menarik napas dalam-dalam dan membalas tatapan-tatapan menyelidik itu dengan tenang. Suaranya tegas saat berkata, "Bukan aku. Aku adalah putri sulung keluarga ini. Memangnya aku perlu mencuri kalung ini?"

Sikapnya yang tenang dan percaya diri membuat sebagian besar tamu mulai meragukan tuduhan Nayo. Markos pun mengerutkan kening, tampak tidak percaya. Namun, Nayo tidak mau berhenti. Dia tetap bersikeras menuduh.

"Kalau bukan kamu, siapa lagi? Buat kamu mungkin nilainya kecil, tapi itu hadiah dari Markos! Kamu suka dia, 'kan? Mana mungkin kamu nggak mengincar kalung itu? Kalau kamu memang nggak bersalah ... ayo, kita geledah tubuhmu!"

Mau menggeledah tubuhnya di bawah tatapan semua orang?

Katie mengepalkan kedua tangan erat-erat. Wajahnya dipenuhi ekspresi dingin saat menolak mentah-mentah, "Aku bilang bukan aku, ya bukan! Kenapa harus kamu yang geledah aku?"

"Huhu .... Papa, Mama, Kak Fadil, aku ngomong jujur kok .... Kalian percaya aku ya?" Nayo mulai menangis tersedu-sedu.

"Markos ... aku tahu aku cuma anak angkat. Kalau soal lain, aku bisa ngalah. Kakak suka apa pun, aku bisa kasih. Tapi ini ... ini hadiah darimu, aku nggak mau kehilangannya. Cuma ini satu-satunya yang aku ingin pertahankan ...."

Melihat wajahnya yang penuh air mata, beberapa orang pun luluh. Akhirnya, Fadil mengangguk pelan dan memberi isyarat ke arah para pengawal. Tanpa ragu, para pengawal langsung maju dan menahan Katie di tempat.

Katie menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. Padahal dia adalah adik kandung Fadil! Namun sekarang, demi seorang anak angkat, Fadil malah tega memerintahkan penggeledahan paksa di depan begitu banyak orang.

Katie meronta sekuat tenaga sambil berteriak bahwa bukan dia pelakunya, tapi tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan.

Gaun mewah yang dikenakannya mulai terkoyak, tatanan rambut yang sudah disusun rapi pun ditarik hingga buyar, bahkan sejumput besar rambutnya tercabut. Dia mati-matian melindungi dadanya, mata dipenuhi rasa sakit dan kehancuran.

Namun, tak peduli seberapa keras dia menjelaskan, seberapa kuat dia berjuang, orang-orang di sekeliling hanya memandang dengan tatapan dingin. Melihat wajah orang tuanya yang tetap tanpa ekspresi dan kedua pria lainnya yang hanya sibuk menenangkan Nayo, Katie merasa seolah-olah sedang jatuh ke dalam mimpi buruk yang mengerikan.

Dulu, orang tuanya memperlakukannya bak permata. Kakaknya selalu membelanya saat dia dihina dan berdiri paling depan melindungi adik kandungnya. Markos pun dulunya akan selalu berada di belakangnya untuk menjadi perisai baginya.

Namun sekarang ... semuanya telah berubah!

Ketika gaunnya hampir seluruhnya tersingkap, air mata kepedihan membanjiri matanya. Di tengah keputusasaan, dia tiba-tiba teringat sesuatu.

Dengan tangan berlumuran darah dari kuku yang terkelupas, Katie mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berteriak sekuat tenaga, "Bukan aku! Ada kamera pengawas!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 26

    Hari saat Nayo dinyatakan bersalah oleh pengadilan, salju pertama pun turun di Vermont.Katie yang sejak kecil tumbuh di daerah selatan, sangat jarang melihat salju setebal itu kecuali saat berwisata. Oleh karena itu, dia sangat bersemangat hari itu. Dia menarik Flora bermain perang salju di taman, membuat si gadis kecil cemberut dan mulai melempar protes pada Hafiz yang hanya menonton dari samping."Kalau dekat sama orang baik, ikut jadi baik. Dekat sama orang jahat, ya ikut jahat! Kak Katie jadi berubah karena kelamaan sama kamu, makanya sekarang nggak mau ngalah lagi sama aku sebagai adiknya! Semua salah Kak Hafiz!"Si gadis kecil menggenggam bola salju dan melemparkannya ke tubuh Hafiz. Tadinya Hafiz ingin menghindar, tapi melihat Katie tertawa sampai nyaris tidak bisa berdiri, dia pun membiarkan dirinya jadi sasaran.Begitu Flora puas dan lari masuk ke dalam rumah, Hafiz berjalan mendekati istrinya dengan wajah pasrah. Kemudian, dia menggenggam tangan Katie yang memerah karena ked

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 25

    Kabar tentang putusnya hubungan antara Keluarga Hardaya dan Keluarga Tandean segera menggemparkan seluruh kalangan. Apalagi belum lama ini, kedua keluarga baru saja menjalin pernikahan aliansi.Semua orang mulai bertanya-tanya, sebenarnya kejadian sebesar apa yang bisa membuat Hafiz yang baru saja sadar dari koma, begitu murka dan langsung mengambil tindakan setegas itu.Entah dari mana asalnya, beredar desas-desus bahwa Keluarga Tandean telah memperlakukan Katie dengan semena-mena demi memanjakan anak angkat mereka. Konon, Hafiz yang begitu protektif terhadap istrinya pun marah besar dan memutus semua hubungan dengan keluarga mertuanya.Diskriminasi terhadap anak perempuan bukan hal asing di kalangan elite. Namun, memperlakukan anak kandung lebih buruk daripada anak angkat adalah hal yang baru pertama kali didengar semua orang. Maka tak butuh waktu lama, isu ini pun menyebar dengan cepat.Insiden yang ikut mencuat ke permukaan adalah kejadian heboh di pesta ulang tahun beberapa bulan

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 24

    Kali ini, sebelum Katie sempat menyelesaikan kalimatnya, Hafiz sudah lebih dulu memotongnya."Katie, sekarang kamu adalah istriku. Masalahmu adalah masalahku juga dan juga masalah semua Keluarga Hardaya. Nenek hanya sedang membela keluarga kita. Kamu nggak perlu minta maaf.""Soal memutus hubungan dengan Keluarga Tandean, itu adalah keputusan yang sudah dibicarakan oleh Ayah dan Nenek semalam. Kerja sama itu memang sejak awal bergantung pada hubungan pernikahan.""Kalau mereka sendiri nggak bisa memperlakukan putri kandung mereka dengan baik, di dunia bisnis mereka juga nggak mungkin bisa dipercaya. Mengakhiri kerja sama lebih awal hanyalah bentuk pencegahan risiko. Jangan menanggung semua kesalahan sendiri, ya?"Setelah mendengar penjelasan itu, hati Katie perlahan terasa lebih lega. Dia pun berhenti menangis. Hafiz mengeluarkan tisu dan menghapus air mata di wajahnya dengan sangat lembut.Melihat tatapan penuh kepedulian di mata Hafiz, hati Katie menjadi sedikit luluh. Dia tidak bisa

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 23

    Setelah melihat langsung sikap asli Keluarga Tandean, Hafiz akhirnya benar-benar mengerti seperti apa penderitaan yang pernah dilalui Katie. Dia menggenggam tangan Katie erat-erat dan menariknya ke belakang untuk melindunginya.Sambil menatap pandangan Keluarga Tandean yang penuh amarah, dia berkata dengan nada dingin, "Katie sekarang sudah menjadi menantu keluarga kami. Mulai hari ini, dia nggak ada hubungan apa pun lagi dengan Keluarga Tandean."Melihat kedekatan keduanya, Keluarga Tandean langsung tahu bahwa laki-laki itu pasti adalah Hafiz.Dimaki di depan umum oleh generasi yang lebih muda, Alzham dan Senia jelas merasa kesal. Namun karena Miyano berada di sana, mereka terpaksa menurunkan ego sebagai orang tua dan mencoba bicara secara rasional."Meski sudah berganti nama belakang, darah yang mengalir di tubuhnya tetap darah Keluarga Tandean! Kami punya hak untuk menegur dan mendidiknya!"Tatapan Hafiz langsung menggelap. Dia hendak membalas, tetapi Katie menahan tangannya dan men

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 22

    Setelah bekerja keras selama lebih dari setengah bulan, pernikahan akhirnya terlaksana dengan lancar. Beban terbesar di hati Miyano pun akhirnya terangkat.Dalam perjalanan pulang, dia tengah memejamkan mata untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba terdengar keributan yang membuatnya tersentak. Dia mengerutkan kening dan menoleh ke luar jendela. Tepat saat itu, sang kepala pelayan datang melapor dan menjelaskan kronologi kejadian secara lengkap."Nyonyah, setengah jam yang lalu ada sekelompok orang datang ke luar vila. Katanya mereka dari Keluarga Tandean dan ngotot ingin bertemu dengan Anda."Keluarga Tandean?Begitu mendengar nama itu, Miyano langsung teringat pada hal-hal yang pernah diceritakan Hafiz. Wajah yang tadinya penuh kebahagiaan langsung menggelap.Dari kursi belakang, Jericho dan Giana juga menunjukkan ekspresi tidak senang dan ikut turun dari mobil mendampingi Miyano.Dari kejauhan, Alzham dan Senia melihat kembali sosok kerabat yang sudah bertahun-tahun tak mereka jumpai. A

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 21

    Tepat pukul dua belas siang, pernikahan yang tidak diumumkan ke publik ini pun resmi dimulai. Meskipun para wartawan dilarang mengambil foto, sejak pagi beberapa media sudah menerima bocoran. Mereka memotret dari luar hotel dan langsung memuat beritanya.[ Hafiz pulih dari koma, hari ini resmi menikah dengan putri Grup Prosper. ]Fadil yang berada jauh di Kota Modu baru saja bangun ketika melihat berita itu masuk daftar trending. Seketika, dia terpaku.Hafiz sudah sadar? Lalu kenapa Katie tidak memberi tahu mereka?Alzham dan Senia bilang pernikahan mereka seharusnya diadakan dua minggu lagi. Kenapa sekarang sudah muncul berita? Kalau memang benar menikah hari ini, kenapa tidak mengundang keluarga dari pihak perempuan untuk hadir?Dengan berbagai pertanyaan menggantung, Fadil mencoba menghubungi Katie untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat dia menelepon, barulah dia sadar bahwa dirinya sudah diblokir.Fadil terkejut, sekaligus marah. Namun, Katie berada di tempat ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status