Share

5 - Pasutri Baru

Dua minggu setelah Geff dan Elea melangsungkan proses pernikahan. Sekarang mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Mereka sepakat untuk tidak tinggal dengan orang tua. Namun, setiap hari minggu Geff dan Elea bergantian menginap di rumah orang tua mereka. Seperti hari ini, jatah mereka adalah menginap di keluarga Elea.

"Nor!"

Suara Geff terdengar dari ruang tv. Elea yang sedang berjalan mendekat dengan tangan penuh camilan sontak memikirkan orang yang bernama Nor dirumahnya. Dia jadi cemburu, mengapa bukan Elea yang dipanggil Geff, siapa sih Nor Nor itu.

"Nor?" Tanya Elea meletakkan sebagian camilannya di atas meja, sebagiannya lagi masih di pelukannya. Elea duduk mepet tak ada jarak dengan Geff, sengaja.

"Nama lo kan Eleanor," kata Geff sembari membuka mulut ketika Elea menyuapinya.

Elea langsung tersenyum ketika tau dia yang dipanggil Geff, huft untung dia belum marah-marah karena cemburu. Tapi tunggu, Nor? Nor? Seumur hidup Elea, baru pertama kali dia dipanggil seperti itu.

"Kenapa, Par?" Balas Elea yang langsung mendapat tatapan dari Geff. Laki-laki itu bahkan menyerongkan duduknya ke arah Elea.

"Par?" Tanya Geff seketika.

"Nama kamu kan Parveen," jawab Elea yang sepenuhnya benar, tapi kok menyebalkan di telinga Geff.

"Oh gitu, Nor." Geff kembali ke posisi duduknya semula, kecuali tangannya yang diletakkan ke sofa tempat Elea duduk, terlihat seperti merangkul.

"Hih, panggil Elea aja." Elea menepuk dada Geff pelan, perempuan itu sedang bersandar di dada Geff, kesempatan.

"Gak mau."

"Geff!" Elea membangkitkan kepalanya yang bersandar di dada Geff.

"Heh, gak sopan manggil nama." Tegur Geff sembari menarik kembali Elea untuk bersandar kepadanya.

Elea nurut-nurut aja ketika kepalanya ditarik Geff. Ini namanya durian runtuh. Elea kira Geff akan seperti laki-laki cuek yang tak ingin disentuh.

"Terus manggil apa? Pak Suami?" Elea mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Geff.

"Alay."

"Sayang? Hubby? Husbu? Honey?"

"Geli."

"Yaudah, Mas Geff aja." Putus Elea karena dari tadi mendapat penolakan Geff. Ribet sekali memang jodohnya Elea itu.

"Terserah," kata Geff tak menoleh ke bawah, matanya fokus ke arah depan untuk menonton televisi.

"Ciee mau dipanggil mas." Gadis itu menoel-noel pipi Geff menggoda laki-laki itu. Geff tak membalas godaan Elea, beda dengan telinganya yang memerah.

Mereka akhirnya diam menonton tv. Elea tak paham film yang ditonton Geff hanya bisa makan camilan dan sesekali menyuapi laki-laki itu.

"Mau nikah lagi gak?" Tanya Elea yang langsung membuat Geff mengalihkan pandangannya dari tv. Laki-laki itu bahkan menarik Elea agar duduk tegak berhadapan dengannya. Elea yang sedang makan hampir tersedak dengan respon Geff. Apanya yang salah?

"Elea, kita baru nikah. Masa lo udah mau nawarin gue nikah lagi?" Tanya Geff pelan-pelan.

"Kenapa emang? Aku mau." Elea mengangguk-anggukan kepalanya. Kenapa Geff tidak mau nikah lagi? Aneh.

"Maaf maaf aja nih. Gue bukan penganut SCTV," ucap Geff yang pasti tidak dimengerti Elea.

"Sama sih, aku juga lebih suka RCTI," balas Elea tersenyum, ternyata seleranya dengan Geff sama.

"Bukan yang itu, maksudnya gue gak mau satu untuk semua." Jelas Geff agar dimengerti Elea.

"Siapa yang satu untuk semua?" Tanya Elea masih tak paham. Kenapa sih Geff selalu menggunakan bahasa yang aneh, tinggal to the point kok susah, untung ganteng.

"Duh malah pusing gue." Geff mengelus pelan kepalanya lalu menyenderkan tubuhnya ke sofa yang diikuti Elea.

"Sama, aku juga."

"Intinya gue gak mau poligami." Nah dari tadi kek, pakai muter-muter dulu, heran.

Elea terdiam, berusaha mengingat arti poligami. Poligami itu yang kertas dilipat-lipat? Bukan, itu origami. Poligami itu mainan yang waktu kecil ia mainkan? Bukan deh, itu monopoli. Poligami itu yang-

"Poligami? YANG PUNYA ISTRI BANYAK? WAH AKU BILANGIN PAPAH! PAH! PA-" Teriak Elea yang langsung mendapat bekapan dari Geff. Laki-laki itu memelototkan matanya kode untuk Elea diam.

"Sstt, gue gak mau poligami, Elea." Bisik Geff di telinga Elea. Geff melepaskan bekapannya setelah Elea mengangguk paham.

Elea menepuk-nepuk kepala Geff pelan. Lalu, memeluk laki-laki itu dengan erat.

"Bagus, suami yang baik," ucap Elea pada Geff.

"Terus tadi kenapa lo nawarin mau nikah lagi? Orang denger poligami aja heboh." Tanya Geff setelah menetralkan detak jantung karena takut papah mertuanya salah paham.

"Kamu gak mau nikah lagi sama aku?" Elea menatap mata Geff yang kini balik menatapnya.

"Hah?" Tanya Geff yang kini gilirannya tak paham.

Elea bingung, masa gitu aja Geff tak mengerti. Ck ck ck, untung Geff dapat istri pintar seperti dirinya.

"Iya, pas nikah kan cuman keluarga inti sama kerabat deket aja. Nah nanti kita bikin resepsi lagi yang lebih mewah terus lebih banyak tamunya." Jelas Elea sedetail mungkin agar suaminya paham.

"Males gue," balas Geff tak sesuai kemauan Elea.

"Jangan males, aku mau pamer, kalo perlu satu dunia tau kamu itu punya aku," kata Elea penuh dengan antusias membayangkan dia memamerkan suaminya yang tampan.

Geff yang mendengar itu sontak terkekeh, apalagi wajah Elea ketika menceritakan keinginannya, lucu.

"Ehem, gak satu dunia juga." Geff mengusak rambut Elea pelan. Pipi gadis itu masih memerah, khas ketika sedang malu atau bersemangat.

"Kenapa emang? Nanti kalo kita ke luar negri terus ada orang yang suka sama kamu gimana?" Elea membayangkan bagaimana suaminya yang tampan ini dilirik sana-sini, apalagi ini bukan hanya produk lokal, sudah global.

"Kan gue gak suka," balas Geff agar Elea tak memikirkan hal yang macam-macam.

Perkataan Geff malah membuat Elea semakin over thinking. Bule dan dirinya sama-sama tidak disukai Geff. Bagaimana dia bisa bersaing melawan produk luar negri itu?

"Sama, kamu juga gak suka aku." Elea menyenderkan kepalanya kembali ke lengan Geff.

"Siapa bilang?" Tanya Geff menunduk untuk melihat perubahan wajah Elea. Tadi tampak bersemangat, sekarang terlihat murung.

"Kamu." Tuhkan Geff aja lupa pernah mengatakan itu pada Elea. Gadis itu harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan hati suaminya ini.

"Masa sih?" Kata Geff mengingat kembali apa saja yang dia ucapkan kepada Elea.

"Iya, kamu bilang 'gue gak suka lo, gue gak mau nikahin lo' berkali-kali." Elea menjelaskan semuanya agar Geff kembali mengingat.

"Oh iya ya." Geff menggaruk tengkuknya tak gatal, dia beneran lupa pernah ngomong seperti itu. Terdengar jahat gak sih?

"Kamu lupa? Kalo aku sih gak bakal lupa, aku ingat ingat terus," kata Elea mendongak menatap Geff.

"Ngapain lo ingat-ingat?" Tanya Geff balik.

"Karena itu sakit hati pertama aku," jawab Elea dengan jujur. Gadis itu selalu mendapatkan apa yang dia mau. Eric yang menghampirinya dan mengajaknya untuk menikah. Untuk itu, baru pertama kali Elea merasakan penolakan dari laki-laki yang sekarang menjadi suaminya.

"Gak usah diinget." Geff mengelus kepala Elea pelan berharap ingatan itu hilang dari kepala gadis itu.

"Gak mau." Elea menggelengkan kepalanya menolak.

"Harus mau." Tekan Geff.

"Kok nyuruh?" Tanya Elea.

"Kenapa? Gue kan suami lo," ucap Geff setengah sadar. Elea yang mendengar itu sontak mengerlingkan matanya kearah Geff. Geff yang sadar langsung merutuki bibirnya, malu banget.

"Ciee suamii."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status