Share

Tunanganku vs Tunangannya
Tunanganku vs Tunangannya
Penulis: Rossie

Saya dilamar! - 1

Pagi - pagi bu bos udah bawel banget. Menurutku tiap pagi itu punya keajaibannya sendiri - sendiri dan aku tidak pernah melewatkan waktuku untuk menikmati pagiku dengan secangkir kopi hangat. Sempurna rasanya untuk memulai hari kerja yang tidak pernah tidak hectic.

Pagi ini aku sedang menikmati pagi yang indah dengan secangkir ngopi sambil melihat ramainya jalanan ibukota di pagi hari, tiba tiba telpon di ruanganku berbunyi kencang, "Lingan! Kesini, ke ruangan saya buruan, gak pake lama. Kalo kamu lagi ngopi, bawa sekalian aja kopinya. Buruan!"

Telponnya ditutup tanpa kata thank you dan bye. Ini artinya, kalo dalam 1 menit bu bos belum mencium bau kopi yang aku bawa di ruangan dia, dia yang akan datang ke ruanganku. Oh tidak, bu bos tidak boleh masuk runganku saat ini. OB belum sampai ke ruanganku untuk membereskannya. Berkas meeting kemarin malam belum sempat aku bereskan, masih berserakan di lantai dan handuk bekas gym tadi pagi serta sepatu olahraga juga masih belum sempat aku bereskan.

Aku bergegas mengambil pouch make up di tas, memakai bedak wajah tipis, lipstik nude kesukaanku kemudian untuk final touch, aku mengambil pensil seadanya dari tempat pensil di mejaku untuk aku pakai cepol rambut panjangku. Kadang aku merasa kagum sendiri sama diriku sendiri. Bagaimana tidak, banyak orang bilang aku seharusnya tidak kerja di bank tapi di agency model. Badanku tinggi langsing seperti model - model di luar negeri, kulitku putih dan wajahku blasteran indo dan indo yang artinya wajahku Indonesia banget. Bapakku asli Jayapura sedangkan ibuku asli Manado. Bisa kebayang kan anaknya jadi kayak apa.

Telepon di ruanganku kembali bunyi dan nomor ekstensi bosku berkedip - kedip kejam mendesak. Tidak kuangkat teleponnya, aku segera menuju ruangannya. Sesampai di ruangannya yang selalu saja wangi aromatherapy mint, aku langsung diminta duduk di sofa empuk warna cream di depan meja kerjanya. Kemudian bu bos mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya dan duduk di sampingku.

"Lingan, kamu tau ini apa?"

Aku menggeleng pura - pura bego sambil menyeruput kopiku yang sudah mulai dingin. Dari sudut mataku, aku bisa membaca tulisan kecil di pita yang mengikat kotak kecil itu. Ada nama salah satu toko perhiasan terkenal di dunia tercetak disana.

"Hmmm..." aku menggumam sambil melirik bu bos.

"Saya dilamar lingan!!!"

Seketika kopi yang tadinya rasanya enak mendadak menjadi tidak enak lagi buat diminum. Rasanya pahit.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status