Share

Bab 14

Berdiri di depan pintu kamar rumah sakit. Berusaha setenang mungkin untuk menemui Bang Dion. Kutarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Semoga saja aku bisa menguasai diri melihat kondisi suami yang baru saja mendapat musibah.

Kubuka pintu perlahan dan masuk ke dalam. Bang Dion terbaring di atas ranjang dengan Tangan dan dibalut perban. Wajahnya juga banyak luka. Matanya terpejam. Sepertinya dia tidur.

Kupandangi wajah yang penuh luka dan lebam. Entah sebenarnya apa yang terjadi hingga dia bisa kecelakaan. Biasanya Bang Dion orang yang sangat hati-hati. Tiba-tiba saja matanya terbuka dan menatapku. Air mata menetes begitu melihatnya. Seperti biasa dia langsung memalingkan wajahnya.

Aku memilih duduk di sofa yang di sediakan. Bersyukur karena Bang Dion baik-baik saja. Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Perlahan-lahan mataku terpejam karena mengantuk. Suara benda jatuh membuatku terkeju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status