Home / Romansa / Two Sides Of KIRANA / Bab 2 - Hari Pertama dan Tim yang Kaku

Share

Bab 2 - Hari Pertama dan Tim yang Kaku

Author: Agnes
last update Last Updated: 2025-04-14 12:12:35

Setelah sesi 'wawancara singkat' dengan Kirana yang terasa lebih seperti interogasi militer, Ares akhirnya keluar dari ruangan dengan santai. Dia sempat melirik Kirana sebelum menutup pintu.

Senyumnya masih sama: menggoda, menyebalkan, dan penuh rahasia.

Sementara itu, Kirana hanya bisa menghembuskan napas panjang.

Seharusnya Areas adalah lulusan luar yang cukup punya pengalaman, tapi kenapa tingkah lakunya seperti fresh graduate yang belum tau cara bersikap. Kenapa dia harus semenyebalkan itu, sih?

Beberapa menit kemudian, Kirana keluar dari ruangannya dan langsung menuju ruang kerja tim yang terdiri dari 33 orang. Di sana, beberapa staf sedang mengetik serius, sebagian lagi sibuk berdiskusi pelan.

Kirana berdiri di tengah ruangan. Hendak memperkenalkan Ares sebagai tim barunya. 

“Morning, semuanya. Perhatian sebentar saya mau kenalin anggota baru di tim kita.”

Ares masuk tepat setelah itu, berdiri di samping Kirana. Posturnya tinggi, wajahnya terlalu mencolok untuk tidak diperhatikan, pakaiannya formal namun terkesan modis dan limited. Beberapa staf perempuan langsung melirik-lirik, bisik-bisik.

“Ini Ares Mahendra. Dia akan jadi Asisten Manajer di bawah divisi kita, bantu saya langsung di bagian pengembangan strategi dan evaluasi proyek,” ujar Kirana tegas.

Ares melambaikan tangan kecil sambil tersenyum santai dan friendly kepada semua tim.

“Panggil aja Ares. Nggak usah terlalu formal. Tenang saya nggak gigit kok,” katanya, santai banget.

Semua tertawa kecil, kecuali Kirana yang masih dengan wajah datarnya.

“Saya harap semua bisa kerja sama dengan baik. Ares, kamu akan kerja bareng timnya Dimas untuk analisis data mingguan. Mulai hari ini, kamu juga ikut rapat pagi rutin tiap Senin dan laporan langsung ke saya.”

“Siap laksanakan, Bu Manager,” jawab Ares sambil memberi sedikit anggukan dramatis terkesan menghormati. Sekali lagi, senyumannya bikin satu tim cewek senyum-senyum nggak jelas. bahkan ada beberapa yang sikut-sikutan satu sama lain. 

Melihat hal itu Kirana memutar bola matanya.

Selesai sesi perkenalan, Ares duduk di meja kerjanya—persis di seberang ruang kaca Kirana. Dan dari sana, dia bisa melihat wanita itu mengetik cepat sambil terus menatap layar, tanpa sedikit pun menoleh ke arahnya.

Ares menyender dikursinya, sambil menatap Kirana dari kejauhan.

“Boss galak. Untung cakep dia,” gumamnya sambil nyengir kecil.

Di sebelahnya, Dimas, analis data yang akan jadi partner kerjanya, langsung berbisik.

“Lo berani ngomong gitu? Hati-hati, Bro. Mbak Kirana tuh disiplin banget. Tapi otaknya encer. Banyak project kita yang lolos ke nasional gara-gara dia.”

Ares mengangguk-angguk seolah kagum. “Pantes... auranya beda. track record kerjanya dia bagus dong?”

''Jelas, kalau baca data dan cari celah solusi dia ahlinya sih, sejauh ini belum ada level manager cewek yang sejajar sama dia''

Ares mengangguk paham, dan cukup kagum atas informasi yang dia dengar. 

Dimas melirik curiga. “eh Bentar..tapi... nama lo nggak asing. Mahendra...?”

Ares langsung mengangkat alis. “Iya, emang pasaran namanya .Cuma nama gue bawa kutukan. Gue dikutuk tampan dari lahir.”

Dimas ngakak. “Oke, lo koplak juga ternyata.”

Ares hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia tahu—lebih cepat atau lambat, pasti akan ada yang mulai curiga. Nama belakangnya terlalu berat buat tidak dicurigai.

Tapi untuk sekarang, dia cuma Ares si asisten manajer. Dan Kirana... cuma atasan menyebalkan yang entah kenapa bikin dia penasaran setiap melihat gaya kerjanya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 51 – Seperti Biasa, Tapi Tidak Biasa

    Senin, 08.48 – Ruang Divisi Strategy, Mahendra GroupSuasana di ruang kerja pagi ini tenang. Beberapa orang sudah membuka laptop, menyeduh kopi, atau diskusi pelan. Kirana masuk seperti biasa: rambut diikat rapi, blouse putih dan celana hitam dengan potongan tegas, langkah mantap tanpa basa-basi.Ares sudah datang lebih dulu. Dia berdiri ke depan meja Kirana, membawa dua gelas kopi dari kafe langganan kantor.“Good morning, Boss.” ucap Ares santai seperti biasa “Pagi. Udah segar?” jawab Kirana, sekilas menatap Ares.“Segar... tapi agak kurang tidur.” “Salah siapa?” “Mungkin... yang ngajak joget semalam.” “Gue gak ngajak,” Kirana angkat alis. “Tapi juga gak nolak.” jawab Ares dengan nada sedikit becandaKirana hanya tersenyum kecil lalu duduk. Membuka laptopnya tanpa menanggapi lebih jauh. Percakapan selesai di situ. Bukan karena canggung. Tapi karena Kirana tahu persis batasan antara dunia malam dan dunia kerja. Dan sekarang Kirana di setting dalam keadaan kerja. Dan Ares...

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 50 – Hening yang Berisik

    Minggu, 08.30 – Apartemen KiranaSinar matahari masuk dari celah gorden yang setengah terbuka. Kirana menggeliat di atas kasur, lalu duduk. Rambutnya acak-acakan, mata masih sedikit berat. Tapi tubuhnya terasa tenang.Dia berjalan ke dapur, membuat kopi dengan langkah lambat. Menyalakan musik instrumental seperti biasa. Minggu adalah hari di mana dunia tidak boleh ribut. Termasuk isi kepalanya sendiri.Semalam... bukan pertama kalinya dia berdansa dengan seseorang. Tapi memang jarang ada yang membuatnya diam lebih lama dari dua lagu.Ares...Dia menghela napas, tapi tidak sambil memikirkan terlalu dalam. Ada sebersit rasa penasaran, iya. Tapi tidak cukup kuat untuk membuatnya menunggu kabar. Tidak cukup dalam untuk membuatnya berharap apapun.“Mungkin cuma karena dia tahu mainnya. Cuma itu.”Setelah menyeruput kopi, Kirana mengambil matras yoga. Dia memilih untuk kembali ke zen zone-nya. Fokus pada dirinya sendiri. Seperti biasa. Seperti semua Minggu sebelumnya.Minggu, 10.12 – Apartem

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 49 – Retakan Kecil di Malam Panjang

    Sabtu, 23.47 – Velvet GigsKirana belum kembali ke mejanya. Dia dan Ares masih berada di area dansa, tapi sudah bergeser ke sisi yang lebih tenang, agak dekat dinding dengan lampu lebih redup. Musik tetap kencang, tapi entah bagaimana... ruang itu terasa berbeda.Mereka sudah tidak banyak bicara sejak lagu ketiga. Tapi bahasa tubuh mereka bicara banyak. Jarak yang tadinya dijaga kini hanya setipis udara. Setiap gerak tubuh serasa mengikuti ritme yang sama, seperti dua orang yang sudah biasa berdansa bersama—padahal belum lama saling bersentuhan dunia.Walaupun perhatian mereka tertuju satu sama lain, namun pesona Kirana memang cukup menganggu sekitar jika hanya di diamkan saja. Sejak tadi Ares melihat lebih dari satu pria, sekitar 4 pria yang memang sengaja mendekat dengan gesture mengoda atau pun sengaja menyenggol.Baru kali ini Ares merasa tidak dilihat dan itu membuat dia cukup geram, apakah orang orang tidak tahu jika Kirana menari dengannya kenapa masih saja mengambil kesempatan

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 48 – Bukan Lagi Pengamatan

    Sabtu, 22.10 – Velvet GigsLampu neon ungu dan merah muda menyapu ruangan yang mulai padat. Musik sudah mengguncang lantai, dan DJ malam ini memainkan set yang familiar. Nada-nada elektronik bercampur groove yang menyenangkan membuat atmosfer cepat panas.Ares masuk dari sisi bar. Hoodie gelap dan celana jeans slim fit membuatnya nyaris tidak mencolok. Tapi niatnya malam ini jelas—dia bukan ke sini untuk menikmati musik.Dia menelusuri kerumunan. Matanya menyapu cepat. Dan… ada dia. Kirana.Berdiri tak jauh dari sisi panggung, bersama dua temannya. Dress putih halus dengan sepatu platform membuatnya terlihat lebih ringan, lebih berpendar di tengah ruangan penuh bayangan.Kirana tidak melihat Ares. Dia sedang tertawa—entah karena apa, tapi wajahnya terlihat lega. Malam ini Kirana ada di elemennya. Tapi Ares tahu, dia tak akan sekadar mengamati dari kejauhan seperti malam-malam sebelumnya.Dia bergerak pelan ke arah bar. Tidak memesan apa-apa—dia hanya menunggu. Menunggu saat Kirana dan

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 47 – Sabtu yang Terasa Panjang

    Sabtu, 13.05 – Apartemen Ares Lagu jazz mengalun pelan dari speaker di sudut ruang. Ares duduk di balkon apartemennya, kaos putih dan celana training, laptop terbuka tapi tidak disentuh. Kopi dingin di tangan kiri, sedangkan di pikirannya—ada potongan gerakan dari semalam. Tatapan Kirana. Cara dia bicara dengan tenang saat di bar. Dan jawaban terakhirnya... “Karena lo gak perlu gue hindari.” Kalimat itu berulang-ulang di kepala Ares. Mungkin bisa dimaknai biasa saja. Tapi Ares tahu... itu adalah pintu. “Dia ngasih celah. Sedikit. Tapi jelas.Dia mau tau pilihan gue dari statement yang dia keluarkan. Menarik ” Ares laki laki normal dia tidak mungkin bisa baik baik saja setelah semua gerakan yang dia lihat dari Kirana. Bukan gerakan mengoda tapi jelas memperlihatkan keahlian lain Kirana selain bekerja. Definisi perempuan yang tidak pernah Ares temukan selama ini, handal bekerja atau pun handal menikmati dunia. Kebanyakan perempuan yang Ares kenal akan menjujung tinggi pergaulanny

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 46 (lanjutan) – Yang Tak Dihindari

    23.25 – Area BarAres memperhatikan Kirana berjalan perlahan ke bar. Langkahnya tenang, tapi teratur. Dress hitam itu memantulkan sedikit cahaya dari lampu langit-langit, membuat siluet tubuhnya terlihat begitu... tak terbantah.Biasanya, Ares akan melihat Kirana dengan beberapa perempuan lain—kadang tertawa, kadang ngobrol sambil main HP. Tapi malam ini, tidak satu pun dari wajah yang dikenalnya tampak. Sejak tadi Ares memperhatikan dia pikir Kirana datang lebih dulu dari pada teman - temannya yang lain. Namun sudah hampir tengah malam dia tetap sendirian. “Dia datang sendiri?” batin AresAres sempat berdiri dari sofa bar, tapi belum melangkah. Masih memastikan. Matanya masih fokus mengamati dari kejauhan. Tangannya menggenggam gelas berembunnya, tapi tak lagi meminum isinya. Matanya masih ke arah yang sama. Kirana. Beberapa detik kemudian, seorang pria dengan jas tipis mulai mendekati Kirana. Gaya jalannya terlalu percaya diri, dan senyumnya menyiratkan niat lebih dari sekadar bas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status