Home / Fantasi / Two Times / Chapter 3

Share

Chapter 3

Author: RayaBumi
last update Last Updated: 2020-12-01 21:40:58

"Sha, Disha?"panggil seseorang di sampingku.

"Ohh iya, kenapa?"ujarku.

"Kamu kenapa sha, kamu sakit?" ujar perempuan disampingku yang tampaknya seumuran dengan diriku saat ini.

Kulihat nama di name tag nya tertulis "dr.Alika."

"Owh aku gak apa-apa kok, cuma sedikit mengantuk saja tadi,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu.

"Owh kukira kamu sakit sha, kamu kelihatan pucat soalnya,"ucap gadis itu.

"Ah masa si? aku gak apa-apa kok,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu. 

"Ini sudah lewat dari jam dinas malam sha, sebaiknya kamu istirahat, dokter yang lain juga sudah pada pulang,"

"Ohh iya kalau gitu aku mau ganti pakaian dinasku dulu, kamu bisa anterin aku ke ruang ganti gak? kepalaku sepertinya sedikit pusing saat ini,"ucapku.

"Kamu gak apa-apa? ayo aku bantu kesana,"ujar gadis itu.

Sesaat aku merasa lega karena gadis itu sepertinya tidak menyadari jika aku sedang bersandiwara saat ini.

- di  "Tahun"  yang lain -

"Sayang kau belum pulang?" ucap seseorang yang tiba-tiba berlari kecil menghampiriku.

Kulihat sekilas name tag di jas putihnya itu tertulis "dr. Barra Razka Bumi," melihat namanya akupun teringat dengan lelaki yang memiliki nama yang sama di tahunku sebelumnya.

Tiba-tiba akupun tersadar jika aku belum menjawab pertanyaan dari lelaki yang ada di depanku saat ini.

Akupun mulai berpikir siapa nama panggilan lelaki ini? dan mengapa ia memanggilku sayang. Pikirku masih dalam keadaan bingung.

"Pagi dokter Bumi,"sapa salah satu petugas yang lewat.

Owh jadi nama panggilan lelaki itu adalah Bumi? batinku.

Tampak lelaki didepanku saat ini menatapku dengan bingung dan tak lama ia mendekatiku, "Lara apa kau sakit? wajahmu pucat sekali?"ucap lelaki itu.

Kembali dia memanggilku dengan nama yang sangat asing bagiku. Kenapa dia dan perawat tadi memanggilku Lara. Aku pun semakin bingung atas apa yang terjadi pada diriku saat ini.

"Ayo kita pulang, aku dengar dari perawat ruangan jika kau tampak pucat dan kelelahan, kebetulan aku juga sudah selesai dinas," ujarnya sembari menggenggam tanganku dan membawaku menuju ke ruang ganti karyawan di Rumah Sakit ini.

Setelah berganti pakaian ia pun membawaku ke parkiran dan menuju ke salah satu mobil yang terparkir di sana.

"Mobil ini sangat berbeda sekali dengan yang ada di tahunku sebelumnya, ada di tahun berapa sebenarnya aku sekarang?" gumamku dalam hati.

"Bagaimana kalau kita makan dulu sebelum menjemput syilla disekolahnya?" ujar lelaki disebelahku.

"Syilla? siapa lagi ini?"gumamku.

Sesaat aku merasa bingung atas apa yang terjadi pada diriku saat ini dan tak lama aku menjawab pertanyaan dari lelaki itu sesaat yang lalu.

"Baiklah," ujarku. Lebih baik aku menjawabnya seperti itu agar dia tidak curiga terhadapku.

"Baiklah, aku tidak sabar untuk bertemu dengannya," ujarnya sembari tersenyum dan mengemudikan mobilnya.

Setelah selesai makan ia pun membawaku ke suatu tempat dan menurutku itu adalah sekolah dari anak yang bernama Syilla seperti yang diceritakan lelaki itu sebelumnya.

"Halo cantiknya ayah," ujar lelaki itu sembari tersenyum kecil dan menghampiri gadis kecil itu. Terlihat gadis kecil itu tersenyum riang saat menatap lelaki itu dan segera berlari memeluknya.

"Ayaah Cilla kangen ayah,"ujar anak kecil itu dengan wajahnya yang menggemaskan.

"Ayah mana bunda?" tanyanya kepada ayahnya.

"Iya sayang ayah juga kangen sama syilla, itu bunda di belakang," ujar sang ayah sambil menunjuk ke belakang.

Disha yang saat ini terlihat dari luar sebagai Lara tampak sangat bingung dengan keadaannya saat ini.

Ia baru sadar ketika melihat bayangannya sendiri di kaca mobil sesaat sebelum ia berjalan menghampiri lelaki dan gadis kecil yang sedang melihat kearahnya saat ini.

Ia baru menyadari jika ia sangat berbeda dari dirinya yg sebelumnya. Dia menyadari jika ia tampak seperti wanita yang ia lihat sebelumnya saat berpapasan di koridor rumah sakit dengan rambut cokelat panjang yang terurai dan kulit putih yang sama seperti dirinya.

Hal yang paling membedakan antara ia dan Lara adalah Lara tampak anggun dan cantik dengan pakaian dan riasan make up di wajahnya saat ini.

Apa saat ini aku telah bertukar posisi dengan wanita itu dan telah masuk ke zaman wanita itu ??

Tiba-tiba pikirinnya tersadar oleh panggilan seorang gadis kecil yang lucu dan menggemaskan dihadapannya.

"Bundaa, bunda kenapa? kok dari tadi gak jawab panggilan Cilla?" Ujar gadis kecil tersebut.

Disha yang tersadar langsung menjawab panggilan syilla. "Iya sayang, bunda denger kok,"ucap Disha.

Ternyata gadis kecil ini adalah anak dari Lara, wanita yang wajahnya sama seperti dirinya dan lelaki itu pasti adalah suami dari Lara.

Perlahan-lahan aku mulai menyadari posisi diriku ditahun dimana diriku berada saat ini.

"Bunda lagi gak enak badan sayang, ayo kita pulang,ayah sudah beliin cokelat kesukaannya syilla tadi dijalan," ujar Bumi kepada gadis kecilnya itu.

"Yey Cilla gk sabar pingin makan cokelatnya yah,"ujar syilla dengan wajah gemasnya.

"Iya sayang, di rumah nanti yah makannya," ujar Bumi.

"Iya yah," ucap Syilla tersenyum menuruti kata lelaki itu.

Lelaki itu tampak mengelus sesaat puncak kepala gadis kecil itu dan tersenyum padanya, tampak gadis kecil itu tertawa riang sambil terus berbicara pada lelaki dan wanita yang sedang berjalan disamping dirinya.

Sesaat mereka berjalan meninggalkan tempat itu dan tampak sepasang manusia itu sesekali tertawa saat mendengar celotehan lucu dari gadis kecil tersebut.

Tak lama mereka masuk kesebuah kendaraan dan meninggalkan tempat itu hingga kendaraan mereka tampak tidak terlihat dan perlahan menghilang diujung jalan itu.

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Two Times   Chapter 4

    "Kak Nadya? Mengapa tiba-tiba ia ada disini?""dan tatapan itu? Mengapa ia sama sekali tidak mengenaliku?"Tak lama aku meninggalkan tempat itu diiringi dengan segala pertanyaan yang masih terngiang dipikiranku saat ini.Sehari setelahnya..Pagi ini aku menunggu wanita yang telah membuatku memikirkan segala pertanyaan atas apa yang telah kulihat semalam.Tak lama tampak seorang wanita keluar dari rumah itu diiringi dengan senyuman hangatnya padaku.Sesaat ia berjalan kearahku dan tak lama.."Apa kau sudah lama menungguku?" tanya wanita itu."Tidak, aku baru saja sampai tak lama dari aku membalas pesan singkat darimu," ucapku.Beberapa saat kemudian saat dalam perjalanan.."Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pad

  • Two Times   Chapter 3

    Apa sebenarnya yang sedang dikatakan olehnya ??Aku masih melihat kearah lelaki itu dan tak lama suara seseorang disampingku kembali menyadarkanku."Sa, apa kau tidak mendengar perkataanku ?" Ucap lelaki itu."Ohh, maaf aku tidak mendengarnya." Ucapku."Apa kau masih memandangi lelaki itu ?" Tanya lelaki itu."Tidak, aku tidak memandangnya." Ucapku."Tidak memandangnya tapi kau terus melihat kearahnya." Ucap lelaki itu."Bukan begitu, aku hanya merasa jika dia..""Aneh ? Bukankah dia sangat aneh bahkan saat dia menatapmu, Apa kau berpikiran yang sama denganku ?" Tanya lelaki itu."Haha kau ini, sepertinya kau terlalu berpikiran yang tidak-tidak tentangnya." Ucapku."Hei, aku sudah bisa melihatnya saat melihat dari cara dia melihatmu saat kalian sedang berbicara t

  • Two Times   Chapter 2

    "Maksud tante ? kak Nadya..." Ucap Nata terputus.Tak lama seorang lelaki keluar dari ruangan yang ada dihadapan kami saat ini. Tampak kedua orangtuaku segera menghampiri lelaki itu.Setelah mendengar penjelasan dari dokter itu kedua orangtuaku tampak sedih dan sangat terpukul.Tak lama tampak ibuku sudah terjatuh tidak sadarkan diri diiringi dengan ayahku yang tampak terkejut melihat keadaan ibuku setelah mendengar perkataan dokter itu sesaat yang lalu.Aku sangat sedih melihat keadaan orangtuaku saat ini dan aku mulai menyadari jika satu-satunya saudara perempuanku didunia ini kemungkinan telah pergi dan tidak akan pernah kembali..Flashback off.."Brukkk!" Kurasakan ada seseorang dari arah kananku yang menumbur tubuhku."Maaf kau tidak apa-apa ?" Ucap lelaki itu."Aku tidak apa-apa." Ucapku.Tampak lelaki itu tersenyum pada

  • Two Times   Two Times Series 13 ( Chapter 1 )

    Ramainya manusia ditempat ini tidak menyurutkan langkahku untuk menuju ke tempat dimana aku bekerja saat ini.Dari sekian banyak manusia yang sedang berjalan ditempat ini, terlihat semakin ramai dan berwarna dengan banyaknya warna dan bentuk yang dapat kulihat saat ini.Tampak beberapa bentuk seperti not lagu, bulat atau kotak dan berbagai bentuk lainnya yang sedang menari-nari disekitarku saat ini dan beberapa warna lainnya yang berada di sekitar manusia yang sedang berjalan ditempat ini.Entah sejak kapan aku dapat melihat semua bentuk dan warna dari segala yang kudengar dan aroma yang dapat kulihat bentuknya selama ini.Dari aku dan kakak perempuanku hanya aku yang memiliki kelainan genetik ini, namun aku sangat menikmati hal yang berbeda pada diriku selama ini.Sesaat aku sampai didalam bus yang tampak ramai dengan orang-orang yang mengenakan pakaian rapihnya sambil sesekali mereka melihat

  • Two Times   Chapter 11 ( The End )

    "Tidak mungkin ??!" Ucap kami berlima bersamaan diiringi dengan wajah bingung lelaki itu."Hei ada apa dengan kalian ??"Tak lama lelaki itu masuk kedalam lift dengan kami yang tampak masih bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada kami saat ini."Apa kalian tidak ingin keluar ? atau kalian ingin kembali ke lantai bawah gedung ini ?" Tanya lelaki itu.Sesaat kami tersadar dan tak lama kami berjalan keluar sambil melihat kesekeliling kami saat ini."Apa kita sudah kembali ke tahun yang seharusnya ?"tanya Gian."Sepertinya kita benar-benar sudah kembali." Ucapku sambil menunjuk banner yang terpasang di ruangan itu."Tahun 2021, kau benar kita benar-benar sudah kembali." Ucap Zeline."Aku tidak percaya dengan hal yang kita alami sebelumnya." Ucap Igam."Kau benar, aku masih tidak percaya dengan semua hal yang kita alami beb

  • Two Times   Chapter 10

    Apa hal ini memang sudah seharusnya terjadi ??dan apakah kami harus melihat semua kejadian itu kembali ??Semua pertanyaan itu terus terngiang dipikiranku saat ini. Sesampainya ditempat itu tampak beberapa orang sedang berlari sambil berteriak meninggalkan tempat itu.Tampak Aydan, Gian dan juga Igam melihat kesekeliling ruangan itu dan tak lama mereka menghubungi orang yang sangat mereka cemaskan saat ini.Sesaat tampak mereka menunjukkan wajah leganya saat mengetahui jika orang yang mereka cemaskan saat ini dalam keadaan baik-baik saja.Tak lama kurasakan seseorang menarik tanganku saat ini."Daffin ?? Sedang apa kau ? Hentikan segala perbuatanmu ini."ucapku.Sesaat lelaki yang berada dihadapanku saat ini menatap bingung diriku."Aku tidak mengerti maksudmu. ""Bagaimana dengan ayahku ? Apa terjadi sesuatu padanya ??" Tanya Zelin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status