Share

Acuh

Suasana ruang OSIS sangat hening. Dilengkapi dua buah sofa panjang yang empuk beserta AC yang tertempel di dinding, sungguh menjadikan ruang OSIS sebagai tempat yang nyaman untuk bersantai.           

Tempat ini menjadi tempat favorit Regar, Miko, dan Eza untuk melepas penat dari segala kepusingan hidup yang disebabkan oleh masalah pelajaran maupun masalah – masalah lainnya.           

Mendatangi ruang OSIS sudah menjadi agenda rutinan Regar, Miko, dan Eza setiap istirahat. Bukan untuk rapat, melainkan hanya untuk sekedar merebahkan diri, scroll I*******m, maupun bikin konten TikTok.

Seperti saat ini, Miko sedang berusaha mengajak kedua temannya untuk joget TikTok, “ayo, dong, gue lagi pengen upload, nih,”           

“Kemaren kan udah, Mik,” balas Eza malas. Miko selalu semangat untuk membuat konten di platform video tersebut walaupun tidak pernah FYP. Tetapi, Miko tidak pernah menyerah. Ia akan selalu berusaha agar kontennya mendapat jutaan penonton, suka, dan komentar.           

“Ya sekarang lagi, dong. Kalo fyp, kan, lumayan, ntar bisa dapet comment dari cecan – cecan seluruh Indonesia,”           

Regar menghela napas, “mimpi,”           

“Ayolah, suprot gue,”           

Support, geblek!” Ralat Eza sambil melempar bantal sofa ke arah Miko namun Miko segera menghindar.           

“Gak kena, wleeek,”           

Pandangan Regar, Miko, dan Eza beralih ke arah pintu yang tiba – tiba terbuka. Menampakkan Nessa yang langsung memasuki ruang OSIS tanpa permisi.           

“Eh, bebeb Nessa. Kangen sama Miko, ya?” tanya Miko percaya diri namun diacuhkan oleh Nessa yang sedang berjalan ke arah Regar. Kemudian, dengan santainya Nessa duduk di samping Regar.           

“Lo tau gak, sih, tata krama masuk ruangan?” tanya Regar ketus. Nessa sangat tidak sopan. Masuk ruangan tanpa permisi. Regar menyesal tidak mengunci pintu.           

Alih – alih menjawab, Nessa malah menyalakan posnelnya dan membuka aplikasi kamera. Ia mengatur kameranya menjadi kamera depan lalu mengajak Regar berfoto bersama.           

“Apaan, sih!” seru Regar tidak suka dengan tindakan Nessa.           

“Satu, dua, tigaaa,” Nessa langsung menjepret kamera ponselnya lalu melihat hasilnya. Tampak ekspresi Regar yang sedang marah. Sangat kontras dengan Nessa yang tersenyum manis.

“Hahaha lucu, deh. Upload, ah,” Nessa membuka akun Instagramnya kemudian memposting fotonya dan Regar di instastory. Tak lupa ia me-mention akun I*******m Regar.

Regar adalah cowok terkenal di sekolah dan luar sekolah sehingga memiliki banyak pengikut. Nessa berharap jika Regar me-repost instastory-nya maka akan banyak pengikut Regar yang mengikuti akunnya juga, “jangan lupa repost, ya,”           

Regar yang melihat hal itu menjadi semakin kesal, “Nessa hapus!” pinta Regar to the point.           

“Gapapa lah, Gar, sekali – kali. Kita, kan, belom pernah foto berdua,” jawab Nessa santai sambil memandangi fotonya bersama Regar.           

Regar membuang napas kasar. Ia menatap kedua temannya yang hanya diam.           

“Kalo Regar gak mau, sini sama Miko aja, beb,” sahut Miko.           

“Gak mau. Maunya sama Regar,”

Regar memalingkan wajahnya malas, “murahan,” jawab Regar spontan dengan nada meremehkan. Cowok itu sedang menahan amarahnya saat ini. Ia berusaha untuk tidak membentak Nessa walaupun ia tahu kata – katanya barusan sangat tajam.           

Mata Nessa membulat. Ia terkejut mendengar respon Regar. Nessa tidak menyangka Regar akan berkata sekasar itu padanya.

Miko dan Eza pun dibuat melongo. Mereka berdua juga baru kali ini mendengar Regar menyebut kata – kata seperti itu kepada cewek. Padahal mereka tahu prinsip Regar, berusaha untuk tidak menyakiti cewek baik dalam perilaku ataupun ucapan. Sungguh sebuah momen langka mendengar Regar mengucapkan hal sejahat itu kepada cewek.

Hati Nessa pedih seperti tertancap sebilah pisau. Matanya memanas, tenggorokannya sakit menahan tangis. Tetapi, Nessa tidak boleh terlihat lemah di sini. Ia menarik napasnya pelan lalu tertawa.           

“Hahaha, ternyata bisa juga lo ngeroasting orang,”           

Regar kira, Nessa akan marah – marah pada Regar. Atau lebih parahnya Nessa akan menangis kencang sampai membuat Regar bingung bagaimana cara menenangkannya.           

Namun, rupanya Regar salah. Dari nada bicaranya, Nessa terlihat masih santai. Regar pun menoleh pada Nessa. Benar saja, tidak ada ekspresi marah sedikitpun di wajah cewek itu. Syukurlah kalau Nessa memang tidak marah, Regar tidak perlu repot – repot untuk meminta maaf.

“Salah sendiri mosting foto gue tanpa izin dari gue. Lo tau sopan santun gak, sih?”

“Tau, kok,” balas Nessa sambil menyenderkan punggungnya.          

“Trus kenapa tiba – tiba nyelonong gitu, sih? Salam kek, ketuk pintu kek. Lo itu wakil ketua OSIS, harusnya perilaku lo bisa jadi panutan,”           

“Ya justru itu, karna gue wakil OSIS jadi gue bebas mau masuk ruangan ini kapan aja tanpa perlu repot – repot ketuk pintu atau apalah itu,”           

“Terserah! Ngomong sama lo sama aja ngomong sama batu. Keras gak bisa dikasih tau,” Regar melipat tangannya di depan dada.           

“Sewot amat, sih, kayak cewek PMS. Gue kesini, tuh, berniat baik, bukan mau berantem,”           

“Niat baik apa? Mau pansos? Atau pencitraan?”           

Lagi – lagi, Regar menuduh Nessa jelek seolah – olah di dalam diri Nessa tidak pernah ada hal baik satupun. Lebih baik ia pergi saja dari ruang OSIS daripada mood-nya rusak lagi.           

“Nyesel gue kesini,”           

“Siapa juga yang nyuruh lo kesini,” jawab Regar tanpa menatap Nessa.

Nessa segera berdiri lalu berjalan sambil menghentak – hentakkan kakinya kesal. Saat akan membuka pintu, tiba – tiba tangannya dicekal seseorang. Ia pikir itu adalah Regar yang sedang merasa bersalah dan akan meminta maaf padanya. Namun saat berbalik, dugaan Nessa salah besar, ternyata orang itu bukan Regar melainkan Miko.           

“Beb Nessa, jangan cemberut, dong, nanti cantiknya ilang, loh,”           

Nessa langsung menghempas tangan Miko kasar, “bodo,” setelah itu Nessa membuka pintu dan keluar dari ruang OSIS.

Padahal, Nessa berniat ingin mengembalikan dompet Regar, tetapi batal karena Regar bersikap menjengkelkan padanya.

Biarin aja dompetnya gue bawa. Biar pusing sendiri, batin Nessa kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status