“Aku terima nikah dan kawinnya Devita binti sariah,dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang dua puluh lima juta dibayar tunai.”
kata-kata itu keluar dari mulut seorang laki-laki mempelai pria yang bernama Andre, disaksikan oleh para saksi dan wali yang hari itu hadir di sebuah gedung mewah.“Bagaimana, apa sah?”“Sahhhhh,,,,,,,,!!! Suara sahutan itu terdengar bergemuruh di dalam sebuah gedung mewah, menyaksikan kemeriahan sebuah pesta perkawinan keluarga ningrat.Sebuah pesta pernikahan dan jani suci itu telah diucapkan seorang laki-laki tampan dan gagah, sebuah gedung mewah itu telah dihias begitu indah, di sana dihadiri banyak orang, mereka ikut menyaksikan janji suci pernikahan antara sepasang kekasih bernama Devita dan Andre yang sudah menjalin hubungan cukup lama. “Kalian sudah resmi menjadi suami istri sekarang?”“Tolongggg, jaga istrimu baik-baik. “Kata itu keluar dari penghulu yang membimbing acara sakral dan suci itu, berbicara di depan seorang laki-laki bernama Andre.Andre menghela napas panjang, kemudia mengeluarkan pelan napas yang tadinya agak tertahan, setelah mengucapkan kata-kata dan kalimat suci itu, akhirnya dia lega.“Tentu saja pak penghulu, apapun yang terjadi aku akan selalu menjaga istriku, walau apapun yang akan terjadi.”Begitulah kalimat yang dilontarkan oleh Andre, putra hartawan dan pengusaha dari keluarga ningrat itu benar-benar mengatakannya dengan fasih, sementara Devita hanya tertunduk malu, tetap dalam hati gadis cantik berkulit putih itu terpancar senyum kebahagiaan. Pernikahan megah nan meriah itu dihadiri para tamu undangan yang memang sedang dirayakan secara besar-besaran di sebuah gedung yang memang sengaja di sewa Andre dan Devita, sepasang kekasih yang tentunya telah lama mengikat janji dan untuk merayakan momen sejarah penting dalam hidup mereka kali ini yang hanya sekali, yaitu sebuah janji suci dan ikatan batin yang dinamakan pernikahan. “Ini baru awal...!!“Kau dapat merebut hati puteraku gadis miskin, tapi tidak dengan kebahagiaan, kau tak akan pernah mendapatkannya! “ Seorang wanita yang masih terlihat muda itu menggumam, dia mengenakan baju kemeja berwarna kuning emas, wajahnya yang sedikit gemuk itu, terlihat mengerut seketika, menandakan kalau tak menyukai pernikahan puteranya yang menikahi gadis miskin, ya dialah Nyonya Marta. Devita adalah seorang model cantik yang dikenal oleh Andre semenjak dia menghadiri sebuah acara peresmian usaha pakaian ekspor dan impor butik milik orang tuanya yang kini dia kelola. Pada saat itu Andre yang memang butuh banyak model dalam sebuah pagelaran, demi untuk menunjukkan hasil produksi pakaian dari usaha butik milik keluarga kaya raya mereka. Menampilkan para model cantik supaya lebih banyak menarik para konsumen dalam pagelaran toko butik terbesar di kota itu. Perusahaan yang memang sekarang diwariskan pada putra semata wayang mereka dari keluarga Wicaksono, seorang pengusaha butik yang terkenal kaya raya. Betapa bahagianya Devita saat itu, saat Andre benar-benar serius untuk melanjutkan hubungan mereka hingga ke jenjang pernikahan. Memang menjadi impian serta harapan setiap wanita untuk membina mahligai rumah tangga melalui sebuah ikatan yang dinamakan pernikahan. Tak butuh lama untuk mereka saling mengenal hanya perlu waktu tiga bulan sebelum mereka memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Laki-laki kaya yang juga tampan bahkan pewaris tunggal perusahaan milik papa dan mamanya itu begitu serius mengajak gadis yang bernama Devita untuk melanjutkan hubungan pernikahan suci yang digelar dengan resepsi yang sungguh banyak menelan biaya hingga berjuta-juta.“Bagaimana, apa kau mau menikah denganku Devita?”“Percayalah, aku sangat mencintaimu. “Masih ingat Devita dengan janji manis yang diucapkan laki-laki tampan, berpostur tinggi itu, sebelum benar-benar hari pernikahan, laki-laki itu menunjukkan keseriusan dirinya untuk mencintai Devita, walau apapun yang terjadi.“Aku mohon Andre,“Jagalah aku seperti kau menjaga dirimu. “ Devita sesaat di dalam kamar pengantin itu, memeluk suaminya. Ya, kini cinta Devita hanya tertuju pada sosok lakian yang akan menjadi pemimpin dirinya, sosok yang akan menemani hari-harinya nanti, walaupun agak berat sebenarnya pernikahan itu dia jalani, lantaran sang ibu mertua tak mau menerima kehadirannya di sana. Terlihat kedua tangan putih mulus Devita, seorang mantan model itu yang kini resmi menjadi seorang istri pengusaha tampan dan kaya raya, tengah berhiaskan corak-corak gambar indah pada kedua tangannya yang halus mulus, sebagai riasan yang menandakan dia sudah resmi menjadi istri sang pengusaha yang tentu saja dari golongan pria kaya serta jutawan. Hadir pula di sana keluarga Wicaksono dan keluarga Devita yang begitu sederhana, menemani acara pernikahan anak mereka yang sekarang sudah berstatus sebagai calon pemimpin keluarga dan seorang ibu rumah tangga. Pilihan Andre memang tepat jatuh pada wanita yang bernama Devita. Selain cantik, perempuan itu juga cerdas dan pandai berdandan, soal masak pun dia tak ketinggalan, karena dulu memang sering diundang keluarga Wicaksono untuk datang ke rumah dan berkenalan pada keluarga kaya raya itu untuk pertama kalinya. Andre yang tentunya sudah menaruh hati, sudah mantap memilih Devita untuk menjadi pendamping dirinya serta orang tua laki-laki kaya itu sudah sangat setuju, putra semata wayang mereka menikah dengan gadis tinggi semampai itu. Maklum, Andre adalah putra semata wayang dari keturunan ayahnya yang bernama Wicaksono dan ibunya yang bernama Martha. Keluarga kaya raya dan jutawan ini sudah lama menjadi perbincangan para orang-orang di luar sana tentang harta yang mereka miliki seolah memang tujuh turunan tak akan pernah akan habis. Ayah Andre yang bernama Wicaksono adalah seorang mantan pejabat yang sekarang tinggal menikmati masa-masa tuanya dengan berbagai cabang butik perusahaan yang terdapat di mana-mana. Begitu juga dengan Martha sang istrinya yang memiliki banyak usaha seperti toko perhiasan, hotel mewah dan berbagai usaha lain yang tak dapat dihitung jumlahnya lagi. Keluarga Wicaksono juga memiliki rumah bak gedung istana yang luasnya tak terkira, layaknya gedung bertingkat dengan perabotan mewah serta mahal. “Aku ingin anak laki-laki darimu Devita,”"Kau benar-benar cantik malam ini sayaaaang. "Andre saat itu berbicara pada Devita, istri yang sudah resmi dia nikahi, dan malam ini adalah malam saat paling indah yang akan mereka lalui bersama untuk merajut kembali benih-benih cinta yang sudah lama mereka pendam itu." Masss, sungguh kau benar-benar mencintaiku dan akan menjagaku?"Devita hanya duduk di tepi ranjang empuk itu, dia mengucapkan kembali kata-kata yang seolah ingin meyakinkan apa yang dikatakan oleh Andre sebelum mereka menikah, janji sehidup semati seperti apa yang dikatakan laki-laki itu padanya."Percaya, percayalah padaku sayang. "Andre mencium istrinya, tanda bahwa benar-benar di serius dengan tulus dan akan menjaga pasangan hidupnya itu, bulan tengah purnama itu menjadi saksi sakralnya janji dua insan.berada di dalam kamar pengantin berhiaskan taburan bunga.“Aku ingin anak laki-laki darimu Devita,”Ucap Andre saat berada di dalam kamar pengantin yang berhiaskan indah bak kamar putri ratu dan raja yang dihias secara apik dan unik.Tepat malam itu, ketika sebuah acara sakral pernikahan antara sepasang kekasih yang berbeda status sosial telah usai melaksanakan pesta pernikahan megah nan mewah. “ Mas,,,,? Suara lembut itu keluar dari bibir tipis manis, dibalut gincu merah merona, dia masih mengenakan gaun pengantin duduk di atas kasur empuk tilam putih. “Yaa,, kenapa sayang? Apa kau tidak menikmati pesta pernikahan megah ini?”“Atau, ada sesuatu yang membuat dirimu gelisah, ceritakan saja apa yang kau rasakan, bukankah kita sudah satu hati setelah menikmati malam sakral pernikahan ini, masalahmu adalah masalahku juga. “Andre sejenak menatap lembut ke arah wajah cantik itu, perempuan lembut yang kini telah sah menjadi istrinya. “Bukan mas, “Bukan itu masalahnya. “Devita sejenak menundukkan wajahnya, dia memang agak sedikit ragu dalam
“Sudah bangun kau rupanya!““Hebat sekali, kau baru beberapa hari di rumah ini, namun lihat sikapmu? Kau berlagak seperti ratu saja. “Devita menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka lebar, rupanya di depan sana sudah ada sang ibu mertua sudah berdiri di depan pintu, menatap sini pada gadis itu, Devita yang nyatanya masih terkulai lemas di atas tempat tidur. “Bangu!” “Apa lagi yang kau tunggu?“Kau tahu sudah jam berapa ini? Marta, sang ibu mertua melirik ke arah benda bundar itu, mesin waktu yang sudah menunjukkan angka setengah delapan, pagi. Entahlah, padahal hari itu memang masih terlalu dini, namun hanya keluarga inilah yang paling sibuk, apalagi nyonya Marta, dia tak ingin melihat seseorang di dalam rumahnya hanya bermalas-malasan saja. Malam tadi, adalah malam yang terindah seharusnya yang dilalui Devita, malam pengantin yang berhiaskan selimut mesra dan kasih sayang dalam pelukan manja mesra, ini adalah malam bulan madu pertama mereka. “ Ya bu, maaf aku terlalu kelelahan
Devita adalah seorang model cantik yang dikenal oleh Andre semenjak dia menghadiri sebuah acara peresmian usaha pakaian ekspor dan impor butik milik orang tuanya yang kini dia kelola. Baru berjalan beberapa hari perkawinan sakral nan indah itu, namun tidak bagi Devita, dia hanya seorang gadis malang yang terperangkap dalam keluarga yang benar-benar tidak menyukainya. “ Aku begitu jauh berbeda dengan keluargamu Mas, “Kau dan keluargamu keluarga terpandang, sementara dengan aku hanya orang biasa saja, mungkin ibumu tidak akan pernah menyukaiku.”Devita sejenak mengutarakan kegundahan dalam hatinya, meskipun dia sudah terpikat pada laki-laki tampan dan juga baik itu. Tidak dengan Andre, dia tahu jika gadis yang dia cintai mungkin terlibat cekcok dengan sang ibu, tapi baginya ini hanyalah persoalan biasa saja, hanya saja mungkin gadis yang dia cintai sudah tak tahan dengan apa yang dia rasakan. “ Kenapa kau selalu mempermasalahkannya,,?”“Status sosial tidak penting untukku, “Percaya
“Jangan sesekali kau coba mengadu pada Andre! “Kau tahu akibatnya bukan?”Disaat gadis itu sedang membantu seorang pembantu memotong daging dan sayuran untuk keluarga itu makan, nyonya Marta menghampiri Devita saat itu juga. Nyonya Marta tak ingin sifat buruk dan busuknya itu diketahui putranya, mengancam adalah salah satu cara untuk membungkam mulut gadis malang menantunya itu. “Jika kau ingin betah dan tetap bersama putraku, tetap jaga lisanmu itu! Sedikit saja Andre mengetahui semua tentang hal ini, kau bakal tanggung akibatnya gadis miskin!”Ya, begitulah setiap hari apa yang nyonya Marta lakukan pada menantunya, berulang kali bahkan berkali-kali selalu mengancam dengan kata-katanya, ketika Andre putranya itu tidak sedang berada di dalam rumah, setelah kepergian Andre dari rumah penyiksaan itu pun mulai terjadi, Nyonya Marta mulai menguasai semuanl keadaan rumah. Memang sepenuhnya nyonya Marta tidak bermain fisik, tapi ini sakitnya lebih lelah dari fisik. Permainan kata-katanya
Sebuah mobil mewah menepi di depan rumah megah bak istana itu, keluar Andre, seorang laki-laki tampan yang memang baru saja sibuk mengurusi bisnis keluarga yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Belum hilang rasa lelahnya, sang ibu menyambutnya dari depan pintu dengan sandiwaranya. “kau tahu istrimu itu Andre! " Gadis yang kau pilih itu! Dia hanya seorang gadis dan menantu yang pemalas, ““Sedaru tadi kerjanya hanyalah diam saja di dalam kamarnya tanpa melakukan apapun, ini hampir membuatku muak!” Bagaimana dia bisa menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik nantinya untukmu kalau terus seperti itu caranya...! “Marta menyambut kedatangannya putra semata wayangnya itu yang baru saja pulang, diantarkan bersama seorang supir pribadi mereka. Andre yang belum sepenuhnya hilang dengan lelah karena bisnis dan pekerjaannya, kini mencoba untuk memeriksa apa yang dikatakan oleh sang ibu. “Ibu jangan seperti itu, ““Dia masih tetap seorang menantu di rumah ini.”Laki-laki ini terlihat agak j
"Bagus, kau bangun lebih awal rupanya!"pagi itu sangat ramah sekali, disambut dengan kata-kata pedas sang mertua pada Devita, saat mereka sedang berada di jamuan makan pagi keluarga besar. “Kapan kalian akan memberikan aku cucu? “Bukankah pernikahan kalian sudah menginjak usia beberapa bulan belakangan ini, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda yang kalian berikan padamu! “Kata-kata itu benar-benar tajam dan sangat menusuk relung hati Devita dan Andre, Saat mereka sedang berkumpul di meja makan. Ya, mereka sedang menikmati hidangan makan pagi keluarga besar, nyonya Marta berbicara sembari menatap pada Andre sejenak lalu kembali melahap makanannya, kemudain kembali menatap pada Devita sang menantunya itu, dalam sekali seolah begitu dalam dan penuh arti. “Kami berdua sedang sudah berusaha bu, hanya Tuhan yang mengabulkannya. “Andre membalas perkataan ibunya saat itu juga dengan pertanyaan kritis, saat dia benar-benar terdesak dengan pertanyaan yang memang seharusnya tidak dil
“Gubraaaaaaak ““Kepalaku,,, aduhh, sakit sekali! “Suara benda jatuh itu mengagetkan hampir seluruh isi rumah, sebuah ember bejad mengepel lantai itu rupanya tidak sengaja tertendang oleh kaki gadis itu saat mengerjakan perintah mertuanya Marta yang sengaja menyiksa gadis malang itu. Devita gadis malang itu yang seperti biasanya membantu pekerjaan rumah di rumah, kini merasakan kepalanya berdenyut sakit sekali. Gadis malang itu melihatnya lantai licin itu sudah tergenang air bekas pel dalam ember, tak tahan dengan sakitnya, dia mencoba bangkit dan meletakkan gagang pel ke sandaran dinding beton. “Devitaaaaaaa, apa yang terjadi? ““A-apa, apa kau baik-baik saja. ‘Pembantu rumah tangga yang tadinya membantu Devita untuk menyapu lantai dan membersihkannya lantai itu hingga licin, melihat gadis malang itu terhuyung-huyung bersandar di dinding beton dekat tangga, dia memegangi tubuh Devita agak dapat bersandar di sana. Belum lama, suara berisik dari lantai atas itu, membangunkan singa
Keadaan benar-benar sangat kacau saat ini, sebuah keadaan genting yang benar-benar sudah terjadi, menantu malang itu terlihat tergeletak di atas lantai dengan kepala yang terbentur, Bi Ijah sang pembantu rumah tangga itu semakin histeris saja melihat keadaan buruk itu. “Devita,,,,? Devita!”“Dev, bangun nak? Bangunnnn,, , “Kepanikan Bi Ijah sang pembantu rumah tangga itu benar-benar terjadi, kala melihat wajah Devita yang pucat pas, i sang gadis malang yang terjatuh dan tidak sadarkan diri itu kini butuh pertolongan. Devita kini sudah pingsan di hadapan pembantu, tuan wicaksono dan nyonya Marta, mungkin karena memang benar-benar lelah dengan pekerjaan dan tubuhnya yang sudah tidak kuat. Tuan wicaksono sangat panik, sebagai kepala rumah tangga, dia bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di rumah ini, termasuk kejadian buruk ini. Tuan Wicaksono berlari, mendekati tubuh menantunya. “Bangun?”“Ayo bangun Devita?”“Devitaaa,,,?”Teriak tuan wicaksono dengan lantang, namun tubuh