PERSIAPAN PERNIKAHAN
Lembayung senja masih bersinar ketika Pak Budiman, Septia juga Pak Yudha telah hadir di rumah Rania. Mereka datang untuk membahas pesta pernikahan antara Rania dengan Pak Yudha. Rania nampak sibuk menimang-nimang contoh undangan yang ada di hadapannya. Musim pandemi saat ini memang tidak di perbolehkan mengadakan pesta dan membuat kerumunan, masih sangat rawan, untuk itu Rania dan Pak Yudha sepakat hanya mengundang beberapa orang saja untuk datang ke pesta mereka di gedung. Beberapa dari kawan dan kerabatnya di persilahkan datang ke rumah Rania, maka otomatis di rumah pun akan di tata sedemikian rupa.
Mereka masing-masing sedang sibuk dengan persiapan dan perhitungan rencana biaya yang akan dikeluarkan, sedangkan waktunya hanya tinggal satu bulan lagi.
Rania menatap heran dengan jumlah yang tertera disana, seratus lima puluh tujuh juta hanya untuk sebuah pesta pernikahan seorang Rania, Rania menghempaskan tubuhnya di sandaran kursi y
HADIAH SEBUAH PESTA PERNIKAHAN MEWAHGolden Tulip 5 Januari 2020, kamar 25.Rania berada di dalamnya dengan seorang perias pengantin dan dua asistennya. Wajah Rania di poles perlahan-lahan. Sampai usai. Kemudian sebuah gaun panjang berwarna putih yang melekat dibadannya dengan bahan duchesse satin campuran sutra dan rayon yang di hiasi taburan permata berwarna merah menyala senada dengan kalung yang melingkar di lehernya. Bagian kepala Rania tertutup jilbab kalungnya tergantung di atas kain bajunya, ada semacam mahkota kecil dengan liyer panjang. Baju itu nampak elegan, ditambah dengan kerutan-kerutan tiga lapis yang membuat Rania nampak seperti putri raja.“Cantiknya mbak, Rania.” Seru perias pengantin itu dengan tatapan takjub. Rania tersenyum kecil. Tangannya yang terbalut heena berwarna silver masih dengan hiasan pernik cantik merah menyala. Sesuai dengan dresscode hari ini, gaun putih dan merah menyala.Rania turun, melintasi karpe
SAAT PENDOSA ITU MENEMUKAN KARMABelum habis perasaan berdebar itu dari hati Rania, tiba-tiba pandangannya tertuju pada tamu yang baru saja masuk ke ruangan dengan kursi roda. Samar-samar Rania menatap heran. Ia mencoba menelisik pemandangan aneh itu dari tempatnya, sesekali pandangannya bertabrakan dengan banyaknya tamu yang berseliweran, sesekali Rania melihat lelaki di kursi roda yang sedang berjabat tangan dengan beberapa orang. Sepertinya dia sangat di kenal oleh undangan yang ada di ruangan ini.Rania merasa tidak tenang di pelaminannya, hatinya resah, pandangannya terus memburu lelaki di atas kursi roda yang tidak terlalu nampak wajahnya.Hingga tiba saatnya lelaki itu mendekat, di belakangnya ada seorang gadis muda berusia sekitar dua puluh tahunan sedang mendorongnya. Kursi roda itu naik ke pelaminan, saat Rania sedang berjabat tangan dengan beberapa undangan yang berpamitan pulang.“Selamat.” Lelaki itu menjabat erat lengan Pak Yudha, dan
Usai pernikahan, Pak Yudha telah menyiapkan sebuah kamar indah untuk Rania. Kamar yang sengaja di sewa untuk menikmati malam-malam indah berdua.Rania membuka pintu kamar tersebut saat semua tamu dan undangan telah meninggalkan ruang pesta.Ada aroma melati, aroma melati yang dingin, aroma melati yang harum.Rania memejamkan mata menikmati sensasi keharumannya...Ups, indah nian juga menggairahkan.
DOSEN ITU SUAMIKUPagi hari, masih dengan keceriaan yang sama seperti hari kemarin. Rania dan Pak Yuda tidak lagi tinggal di hotel mewah hadiah dari Pak Wahyu, mereka telah bermukim di rumah Rania.Untuk sementara waktu Rania minta tetap tinggal di rumahnya dan tidak tinggal di rumah Pak Yudha karena Rania ingin membangun rumah tangganya berdua."Jadi ke kampus, Mas? " tanya Rania."Jadi dong, "Hari ini memang adalah hari pertama mahasiswa diijinkan masuk dan beraktifitas di kampus setelah hampir satu tahun beraktifitas di rumah karena Pandemi.Euforia yang disambut gegap gempita membuat semua orang antusias untuk hadir dan saling mengenal. Seperti juga Rania dan Pak Yudha.Hari ini ada perhelatan besar di kampus, dimana Pak Yudha sebagai wakil dekan 3 diminta untuk berdiri di atas panggung memberikan sambuatan pada seluruh mahasiswa dan ucapan rasa sy
Satu bulan sudah Rania dan pak Yudha menikah. Pernikahan yang indah juga bahagia. Seperti hari ini usai bercinta, Rania menggelayut manja di lengan kekar suaminya. Pak Yudha membelai bibir indah milik Rania. Dengan nakal Rania menggigit kecil jemari milik suaminya. Mereka terbahak. Saling memeluk kemudian menjamah daerah-daerah sensitif milik Rania.Ach...sontak Rania memejamkan mata dialiri sentuhan yang begitu nikmat."Aku cinta kamu, sayang " bisik Pak Yudha penuh gairah.Rania mulai menyerang, mengecap bibir yang sedikit tebal itu sambil memainkan lidahnya di dalam sana..."Och... "Mereka berdua mengerang tertahan.Mereka bergulung, hingga satu persatu kain penutup raga beralih tempat. Mereka terus mendesah nikmat."Ran, aku ingin memulainya lagi " Bisik pak Yudha sopan."Semua milikmu, Mas." Balas Rania sambil meletakkan lima jemari tangan kanan pak Yudha menuju gundukan daging kenyal di dadanya. Ih...Rania makin menggelinjang saja ketika rema
Pak Yudha menyesali setiap kejadian yang terjadi, konspirasi bodoh antara dirinya dengan Pak Leo sungguh-sungguh menjijikkan. Mestinya ia tidak melakukan hal itu tapi kebodohannya membuat ia ikut saja kemauan Pak Leo.Rania masih tengkurap di dalam kamar, di atas ranjangnya, tidak seperti biasanya.Biasanya dini hari Rania sudah bangun, mandi dan berdandan cantik. Menyiapkan makan pagi untuk Pak Yudha, tersenyum manis dan memperlakukan Pak Yudha dengan manja. Tapi hari ini tidak.Pak Yudha bingung karena Rania tidak mau jujur menjelaskan permasalahan apa yang sedang dialaminya hingga membuat dirinya berubah menjadi sedih begini.Pak Yudha duduk di ruang tamu tanpa berusaha membangunkan Rania, ia ingin Rania beristirahat mungkin Rania sedang penat.Hingga Pak Yudha melihat Rania keluar kamar, menuju ruang tamu dan mendekati dirinya.Rania rebah di paha Pak Yudha, Pak Yudhapun membelai rambutnya. Terdengar lirih Pak R
SAAT RANIA TERBARINGPak Yudha panik bukan kepalang melihat tubuh Rania bersimbah darah, ia meruntuki kebodohannya sendiri. Mengapa ia sampai berbuat bodoh dengan mengikuti semua skenario Pak Leo. Ach, andai dirinya lebih pintar lagi pasti hal buruk ini tidak akan terjadi. Pak Yudha menangisi nasib buruknya.Pak Leo lelaki pendiam, di kampus pun dia terkenal pendiam itu sebabnya dia dipercaya memegang banyak jabatan karena di samping pendiam ia juga licik. Dari kelicikannya itulah Pak Yudha terperangkap.Belum tuntas Pak Yudha berpikir tentang Pak Leo tiba-tiba dokter keluar dari ruangan Rania di rawat. Pa Yudha berdiri mendekati dokter tersebut dengan cepat.“Bagaimana keadan istri saya dokter ?” Tanya Pak Yudha dengan sigap. Dokter itu tampak murung, ia menyembunyikan wajahnya yang risau.“Bapak berdoa saja kami terus
MENGUNJUNGI RANIAPagi yang indah dengan semilir angin yang menyapa ditambah cuaca yang mendung menggantung, membuat damai isi hati penikmat lukisan alam hari ini.Pak Yudha mengunjungi Rania, sudah empat hari Rania di rawat di rumah sakit dan dengan cintanya Pak Yudha rutin menjenguknya bila pagi hingga siang dan di sore harinya ada bibik yang menjaga Rania karena Pak Yudha harus beristirahat.Bibik memberi kabar kalau tadi malam Rania sudah dipindah ruangan.Pak Yudha bergegas memasuki ruangan ia begitu merindukan Rania."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam.""Bagaimana, Bik ?""Ibu mpun sadar, Pak. Sudah berbincang tadi.""Alhamdulillah. . .""Ibu tidak menanyakan saya ?" Tanya Pak Yudha pada bibik."Tidak, Pak." Jawab bibik sambil menatap Pak Yudha dengan rasa iba."Ya sudah bibik pulang dulu, nanti sore ganti bibik yang jaga