Share

Pernikahan

Author: Anna Sahara
last update Huling Na-update: 2025-07-12 22:03:06

"Apa ...? Pernikahan?" Ivy tersentak dengan penuturan Avyan. "Tuan ingin menikahi saya? Bukankah Tuan sudah memiliki istri?"

Dari ayahnya, Ivy sudah mengetahui status Avyan yang merupakan pria beristri. Meski belum terdengar memiliki keturunan dari istrinya, tapi di hadapan publik, pernikahan Avyan tergolong langgeng dan romantis.

Ivy juga penasaran kenapa Avyan masih mencari wanita penghibur padahal pria itu sudah memiliki istri yang cantik jelita?

Sudah menginjak tahun ke dua, tidak pernah terdengar berita miring dari pernikahan Avyan. Dengan terjadinya pernikahan kedua, tentu saja Ivy semakin takut dicap sebagai perusak rumah tangga orang.

Avyan tersenyum kecut. "Jadi kamu tidak ingin memiliki status yang jelas? Kamu hanya ingin melayaniku dan dicap sebagai wanita penghibur saja tanpa ada pernikahan?"

"Bu ... bukan begitu maksud saya, Tuan." Ivy menjadi gugup. Tentu saja dia lebih memilih dinikahi daripada dijadikan pemuas nafsu saja. Akan tetapi, bagaimana jika istri Avyan mengetahuinya?

Wanita mana yang bisa menerima suaminya menikahi gadis lain? Membayangkannya saja, Ivy sudah ketakutan .

"Menjadi wanita penghibur saja juga beresiko," Avyan melanjutkan. "Akan lebih bagus jika aku memberimu status, tapi ingat, jika pernikahan terjadi, hubungan ini harus kita rahasiakan."

Tidak ada bantahan dari Ivy. 'Ya, tentu saja ini akan menjadi rahasia, kamu pasti takut pada istrimu,' pikirnya.

Apa yang dikatakan Avyan cukup berdampak bagus bagi dirinya. Ivy bisa mendapatkan kepercayaan dari pria kaya raya itu. Dan jika suatu saat nanti Avyan tidak membutuhkan pelayanannya lagi, dia bisa saja mendapatkan tunjangan.

Uang pun kembali menjadi bahan pertimbangan Ivy.

***

Setelah terjadi kesepakatan, Ivy yang sudah memegang uang cash diperbolehkan pulang pada keesokan harinya.

Suhana sendiri telah dirawat di rumah sakit. Ivy sedikit bingung. Siapa yang membawa ibunya ke rumah sakit? Selain itu, ada juga seorang perawat yang ditugaskan khusus untuk menjaga sang ibu.

Bukankah semua itu membutuhkan uang banyak?

"Kakak, tadi malam ada orang baik yang menawarkan pengobatan pada ibu," Faris memberitahu Ivy. "Orang baik itu juga berjanji akan melunasi semua tunggakan sekolah kami."

"Apa Kakak yang melakukan semua itu?" Dengan senangnya, Faras menimpali. "Terima kasih karena sudah mencari pertolongan tadi malam."

Karena merasa tidak melakukan semua itu, Ivy tidak bisa menjawab. Dalam kebingungan itu, dia ingin berkata jujur, tapi sang ayah tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu.

"Aku yang telah melakukannya," kata Zahir dengan sombongnya. "Akulah yang mencari uang yang banyak tadi malam untuk ibu dan juga biaya sekolah kalian."

Ivy menatap penampilan ayahnya. Pria itu seperti orang mabuk dan terlihat berantakan. Semakin dekat sang ayah melangkah, aroma alkohol pun mulai menyeruak memenuhi ruangan.

Tidak tahan dengan kehadiran sang ayah yang bisa mempengaruhi kesehatan ibunya dan juga mental kedua adiknya, Ivy segera menyeret lengan ayahnya untuk segera dibawa keluar.

"Apa yang Ayah lakukan?" protes Ivy.

Bukannya menjawab, Zahir justru menengadahkan tangannya. "Berikan aku uang!"

"Tidak." Ivy menggeleng. "Aku tidak akan memberikannya. Bukankah tadi malam Ayah sudah mendapatkan uang dari tuan Gibran, ke mana semua uang itu, mana janjimu yang ingin memberikan pengobatan pada ibu?"

"Dasar anak pembangkang, kamu itu hanya anak pembawa sial!" Zahir mengumpulkan kesadarannya. Dia sendiri merampas tas ransel Ivy dan menguras seluruh uang yang ada di dalamnya.

"Jangan diambil ...!" Ivy memohon. "Ayah, tolong jangan diambil uangnya!"

"Heh ... apa kamu tidak paham juga?" kata Zahir kemudian. "Uang yang aku dapatkan tadi malam telah kupertaruhkan di meja judi, aku menang banyak dan semua hasilnya aku pergunakan untuk pengobatan biaya rumah sakit ibumu. Jadi sekarang aku sangat membutuhkan uang ini untuk segera melipatgandakannya."

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Zahir segera meninggalkan rumah sakit.

Ivy tidak percaya. Kata-kata itu seringkali terucap dari mulut sang ayah ketika merampas paksa uang yang dimilikinya, dan hasilnya adalah kebalikan dari ucapan pria itu.

"Ayah pasti kalah lagi berjudi," ucap Ivy sambil mengamati kepergian Zahir.

Seminggu kemudian, Ivy sudah harus kembali pada Avy. Selama sepekan ini, Ivy telah melakukan banyak pekerjaan yang selalu bergonta-ganti setiap hari. Semua dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Uang yang diberikan Gibran telah lenyap dalam sekelip mata, tentu saja Ivy harus memutar otak untuk mendapatkan uang yang lebih banyak.

"Kakak harus berangkat kerja sekarang," kata Ivy, lalu menyodorkan sisa uang yang dimilikinya selama bekerja beberapa hari ini. "Simpan uang ini baik-baik, jangan sampai ayah mengetahuinya. Nanti kalau kakak punya uang lebih, kakak akan segera kirimkan untuk kalian. Ingat ya, kalian harus pintar-pintar mengelola uang."

"Kakak kerja di mana?" Faris bertanya. Rasa ingin tahunya lebih tinggi dibanding Faras. "Bolehkah aku datang membantu untuk meringankan pekerjaan Kakak?"

"Tidak boleh ...." Ivy langsung menolak. "Selain sekolah, kalian harus menjaga ibu juga, jangan biarkan ayah datang menyakitinya!"

*

Ketika Ivy tiba di villa, tidak ada satu pun orang yang menyambutnya. "Kenapa sepi ya? Ke mana dia? Apa dia kembali pada istrinya?"

Sejak menyetujui pernikahan dengan Avyan, pikiran Ivy hanya terisi oleh istri pria itu. Dia terlalu khawatir dicap sebagai perebut suami orang.

Ingin rasanya melarikan diri, tapi mengingat perjanjian yang telah disetujuinya, Ivy merasa ragu.

Lelah dengan segala masalah yang mengikutinya, Ivy akhirnya menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk yang telah disediakan untuknya. Rasanya sudah sangat lama dia tidak tidur tenang seperti ini. Sejenak, dia pun merilekskan pikirannya hingga tertidur lelap sepanjang malam.

Keesokan harinya.

Di meja makan, Ivy didatangi seorang wanita paruh baya. Dia tersenyum dan mengangguk ramah pada wanita itu.

"Selamat pagi, Nona Ivy," ucap wanita itu dengan sopan. "Saya adalah pelayan yang ditugaskan untuk mendampingi Nona, panggil saja saya bibi Mary!"

"Selamat pagi, Bibi Mary." Ivy terlihat canggung. Semalam tidak ada siapapun di villa ini, tapi sekarang sudah ada yang melayaninya seperti seorang putri raja.

"Hari ini tuan Avyan menyuruh saya untuk membawa Nona ke sebuah klinik kecantikan. Jika sudah selesai sarapan, kita bisa berangkat dari sekarang!" kata bibi Mary lembut.

Ivy tercengang mendengar penjelasan bibi Mary. "Apa itu perlu?"

"Tentu saja, Nona, tuan muda sangat pembersih, jadi perawatan ini harus dilakukan secara rutin jika sudah resmi menjadi pasangan tuan muda Avyan."

"Apa aku terlihat sangat jorok baginya? Kalau begitu kenapa dia harus memilihku?" Ivy bergumam kecil. Sejauh ini, dia selalu mandi dua kali sehari, sikat gigi jika mulutnya terasa kurang segar, jadi baginya itu sudah cukup bersih.

Mendengar itu, Bibi Mary menahan senyum di wajahnya. Dia merasa lucu melihat kepolosan di wajah Ivy. Gadis di depannya terlihat sudah cantik meski tanpa riasan, tapi bagi Avyan masih butuh perawatan luar dalam agar lebih nikmat ketika mereka sudah menjadi pasangan halal.

"Baiklah." Ivy segera berdiri dan mengikuti bibi Mary.

Hari itu, Ivy dan bibi Mary akan diantar oleh sopir pribadi. Ketika tiba di gerbang utama, Ivy terkejut melihat mobil mewah berhenti tepat di depan mereka.

Mobil Rolls-Royce phantom itu bernilai milyaran. Dalam keadaan menganga, Ivy menatap bibi Mary.

"Silakan masuk, Nona!" ucap bibi Mary setelah membukakan pintu untuk Ivy.

"Kita naik mobil ini?" Ivy lebih dulu memastikan. Dia bahkan tidak berani bermimpi untuk menaiki mobil mewah. "Apa Bibi Mary tidak salah informasi, aku takut tuan Avyan marah melihat kita menaiki mobil mewahnya."

Lagi, bibi Mary mengulum senyum melihat tingkah polos Ivy. "Ayo masuk, Nona, tuan Avyan bahkan akan marah jika Nona hanya menggunakan mobil biasa," katanya dengan jujur.

Ivy terlihat resah, namun karena desakan bibi Mary, dia pun menyerah.

Dengan sangat berhati-hati, Ivy memasuki mobil mewah tersebut. 'Bagaimana jika upahku dipotong karena terlalu lancang menaiki mobil ini?'

Ketika bokongnya mendarat sempurna di bangku mobil, resah di hati seketika sirna. Terganti oleh sebuah ketenangan. 'Ah ... rasanya sangat nyaman. Jauh berbeda dengan motor butut yang diberikan ayah. Apa setiap hari aku akan menggunakan mobil ini? Jika demikian, aku tidak perlu panas-panasan lagi.'

Kedua wanita beda usia itu duduk di kursi belakang. Satu kesempatan bagi Ivy bisa bicara banyak tentang Avyan.

"Bibi, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Tentu saja boleh." Bibi Mary menyambut dengan hangat. "Apa yang ingin Nona tanyakan?"

"Pertama, aku tidak ingin mendengar Bibi memanggilku dengan sebutan nona, panggil saja namaku!" Ivy meminta dengan penuh harap. "Bibi pasti seusia dengan ibuku, jadi aku sangat risih jika Bibi memanggilku dengan sebutan itu."

Bibi Mary berpikir sejenak, kemudian menyetujui permintaan itu. "Baiklah, akan aku coba, tapi jika di sekitar tuan Avyan, aku mungkin tidak bisa melakukannya."

"Ok, tidak apa-apa." Ivy melirik sopir sebelum memberikan pertanyaan. Setelah itu, dia berbisik pelan. "Bibi, apa kamu tahu di mana istri tuan muda Avyan? Bagaimana sifat orangnya? Apa pernikahan mereka tidak berjalan romantis seperti yang diberitakan di media?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Janji Pangeran Kecil

    [Kata ayahku, takdirku sangat buruk, aku hanya anak pembawa sial baginya dan ucapan itu adalah doa, sepertinya kata-kata itu juga menjadi sebuah kutukan, makanya aku dan ibuku selalu ditimpa nasib sial.] 15 tahun lalu, kata-kata itu keluar dari mulut bocah berusia 5 tahun dan Avy masih mengingatnya dengan baik. Kala itu, Avy sudah berusia 10 tahun. Dia yang lebih tua akan memberi penghiburan setiap bertemu dengan si gadis kecil yang sering ditemuinya di tempat pembuangan sampah. {Dedek, bolehkah aku menghancurkan kutukan itu?}[Bagaimana caranya? Apa Kak Yan akan menjadi pangeran dan menciumku seperti dalam film?]{Ya, aku akan menciummu seperti adegan dalam film, tapi tidak sekarang. Suatu hari nanti, saat kamu sudah berusia 20 tahun. Saat itu, kita sudah sama-sama dewasa. Ketika aku memciummu, duniamu akan seketika berubah, kamu tidak perlu bersusah payah lagi untuk mendapatkan uang. Aku yang akan memenuhi semua keinginanmu.}[Kalau begitu, aku akan menunggumu.]Avyan membuka

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Permainan Yang Cukup Bagus

    Bab 6. tidak boleh jatuh cinta Sebagai wanita penghibur untuk tuan muda, Ivy hanya bisa menurut saja. Pakaian luar yang dikenakannya dilepas begitu saja. Tersisa lingerie berwarna peach yang mempertontonkan lekuk tubuhnya yang indah. "Telanj4ng ...,!" Avyan berseru lagi. Dia tidak peduli dicap mesum karena hubungan mereka telah resmi sebagai suami istri dan tujuan utamanya untuk menikmati tubuh wanita itu. "Apa ...?" Ivy merasa malu untuk melakukannya. Ini pengalaman pertama baginya. Untuk mengurangi rasa malu, dia pun hendak bergerak ke depan dan akan melepas gaun mininya setelah berada di ranjang yang sama. Akan tetapi suara Avy sudah terdengar melengking, membuat Ivy berhenti bergerak. "Apa kamu tuli?" Melihat Ivy masih mematung, Avyan tidak segan untuk menggertak. "Apa kamu tidak paham dengan kata yang baru saja aku sebutkan, atau kamu ingin membangkang di malam pertama ini?" Tubuh Ivy mulai bergetar. Dia kesulitan untuk menelan ludahnya sendiri. 'Apa dia selalu bersik

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Malam pertama

    Masih ada kekhawatiran dalam dirinya, tapi Ivy tidak berani menanyakan langsung pada Avyan. Siapa dia yang berani bertanya tentang kehidupan pribadi tuan muda? Sebelum menjawab, Bibi Mary juga melirik sopir di depan sana. Dia mengenal keluarga Avyan dengan baik, tentu saja dia mengetahui banyak tentang kehidupan pribadi tuan mudanya itu. "Ehmm ...!" Sopir bernama Randiman itu berdehem dengan kuat seakan dia tidak setuju majikan mereka dibicarakan. "Sebentar lagi kamu akan menjadi istrinya, coba saja tanyakan nanti," bibi Mary memberi alasan. Ivy berdecak kesal mendengarnya. Dia juga memalingkan wajah. 'Apa mungkin si tuan muda tampan itu mau berbagi cerita padaku tentang istrinya? Rasanya sangat mustahil, kan dia hanya ingin menjadikan aku sebagai pemuas nafsunya bukan untuk tempat bercerita,' pikirnya. Setelah perjalanan selama lima belas menit, mobil itu berhenti di sebuah klinik kecantikan. Seketika Ivy tercengang melihat bangunan di depan mereka. Dia pernah beberapa ka

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Pernikahan

    "Apa ...? Pernikahan?" Ivy tersentak dengan penuturan Avyan. "Tuan ingin menikahi saya? Bukankah Tuan sudah memiliki istri?" Dari ayahnya, Ivy sudah mengetahui status Avyan yang merupakan pria beristri. Meski belum terdengar memiliki keturunan dari istrinya, tapi di hadapan publik, pernikahan Avyan tergolong langgeng dan romantis. Ivy juga penasaran kenapa Avyan masih mencari wanita penghibur padahal pria itu sudah memiliki istri yang cantik jelita? Sudah menginjak tahun ke dua, tidak pernah terdengar berita miring dari pernikahan Avyan. Dengan terjadinya pernikahan kedua, tentu saja Ivy semakin takut dicap sebagai perusak rumah tangga orang. Avyan tersenyum kecut. "Jadi kamu tidak ingin memiliki status yang jelas? Kamu hanya ingin melayaniku dan dicap sebagai wanita penghibur saja tanpa ada pernikahan?" "Bu ... bukan begitu maksud saya, Tuan." Ivy menjadi gugup. Tentu saja dia lebih memilih dinikahi daripada dijadikan pemuas nafsu saja. Akan tetapi, bagaimana jika istri

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Memilihmu

    "Bawa dia ke ruanganku!" Avyan memberi perintah pada Gibran. Setelah itu, dia pun berbalik, berjalan lebih dulu menuju ruangan yang dimaksud. Kedua bola mata Zahir sontak terbelalak . 'Yes, berhasil,' ucapnya dalam hati. "Ayo ikuti aku, Nona!" Gibran langsung memberikan hormat pada Ivy. Sebentar lagi, gadis itu pasti akan menjadi pilihan majikannya, tentu saja dia harus bersikap sopan. Sebelum Ivy dibawa ke ruangan Avyan, Zahir tidak lupa mengutarakan niatnya. "Tuan, bagaimana dengan saya? Tolong jangan abaikan janji kita, sementara kalian sudah membawa putri kesayanganku ini!" Gibran menghembuskan napas kasar. Dia sedikit kesal melihat Zahir yang bersikap tamak. Namun demi untuk kelancaran semuanya, dia pun mengeluarkan sejumlah uang cash untuk pria tua itu. "Aku tidak sering membawa banyak uang cash." Gibran menyerahkan beberapa lembar uang kertas untuk Zahir. "Terima ini dan tidak perlu khawatir dengan perjanjian kita, semua pasti akan diberikan tepat waktu." Zahir seg

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Uang Segalanya untuk Ivy

    Ivy tidak sempat lulus dari sekolah menengah atas, dan karena alasan itu hingga hari ini dia mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Sebagai penunjang hidupnya, dia hanya mengikuti pekerjaan sampingan yang ditawarkan oleh beberapa temannya. Terkadang Ivy akan menjadi kurir makanan dan obat-obatan. Di lain waktu, dia juga bisa menjadi pelayan di tempat-tempat tertentu. Di usia muda, Ivy pun sudah menjadi pemburu uang. Demi tuntutan hidup, Ivy menjelma menjadi sosok yang materialistis, ke mana uang berhembus, dia akan mengikuti arahnya. Bersama sang ayah, Ivy berdiri di ruang tamu nan mewah itu. Ini pertama kalinya, dia memasuki villa megah bak istana itu. "Apapun yang mereka katakan, kamu tidak boleh membantah!" Zahir mengingatkan lebih dulu. Kali ini, dia harus memastikan jika kedatangan mereka pasti diterima. "Baiklah." Ivy mengangguk patuh. Di lantai 2. "Sepertinya kamu sangat mengenal baik keluarga si Pak tua itu," ucap Avyan sebelum turun ke lantai s

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status