Share

Bab 3

Author: Pena_Kinan
last update Last Updated: 2022-12-12 12:57:51

"Kamu ini di kamar ngapain sih, Wi? Lama banget, semua orang nungguin kamu!" tutur mama mertua Dewi yang sedikit sewot.

"Maaf, Ma. Dewi tadi coba menghubungi Mas Veri."

"Terus?" tanya Anis dan juga Mama bersamaan. Kedua wanita itu benar-benar penasaran dengan keberadaan Veri.

"Nggak dijawab, Ma. Dewi juga sudah kirim pesan. Namun juga nggak dibales. Sebenarnya ada apa sih, Pak?" Dewi berjalan menghampiri mereka bersama ibunya. Lalu menjatuhkan bobot tubuh mereka di sofa berdekatan dengan Mama Mertua.

Ibu Dewi mencoba menyapa sang besan dengan senyum tipis lalu menunduk. Dan terlihat Mama mertuanya tidak membalas senyumannya, Mama justru terkesan tidak suka dengan keberadaan besan yang tengah duduk di sampingnya.

Pandangan Dewi kini beralih dari Pak RT kemudian kepada Bapak mertuanya. Lagi-lagi beliau hanya diam. Justru terkesan menunduk, ada sesuatu yang Bapak sembunyikan. Tapi apa?

"Pak Rt, kami berangkat dulu. Sudah banyak warga yang menunggu dan juga bersiap." Tiba-tiba salah satu warga berpamitan.

"Ow, ya sudah. Kalian pergi dulu, awasi. Hingga saya datang!" titah Pak RT pada salah satu warga.

Hingga akhirnya semua warga pergi, dipandangi mereka yang berjalan menuju rumah Bu Dian. Tapi kenapa arahnya saling berlawanan? Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi?

"Mbak Dewi ikut ndak bersama kami para warga pergi ke rumah Bu Dian?"

"Lho memangnya kenapa saya mesti ikut Pak?" tanya.Dewi bingung. Jelas dia bingung, kenapa dia harus ikut jika mereka ingin pergi ke rumah Ibu Dian. Memangnya ada hubungannya dengan Dewi? Jika mereka memiliki kepentingan tidak perlu kan melibatkan Dewi? Apalagi wanita itu masih memiliki balita.

"Yu, sini!" Lek Tarno memanggil Ibu dengan melambaikan tangan diambang pintu depan. Ibu menatap Dewi memberi isyarat bahwa meminta izin untuk keluar menemui adik kandungnya. Dewi mengangguk. Hingga ia kembali fokus dengan Pak RT.

"Mbak Dewi, sebaiknya ikut bersama rombongan warga ke rumah Bu Dian. Mbak Dewi akan tahu sebenarnya apa yang terjadi. Mari ikut saya!" Pak RT beranjak dari kursi menuju ke luar rumah. Dewi pun spontan beranjak dari sofa mengikuti langkah Pak RT.

Tapi baru beberapa langkah, Dewi sudah berhenti lalu menoleh ke belakang. Menoleh ke arah kedua mertuanya yang masih duduk. Anis pun tidak beranjak dari tempat ia duduk.

"Kalian Gak ikut?" tanya Dewi dengan nada biasa saja.

"Kami di rumah saja, Wi. Kamu saja yang ikut, Mama nungguin Arumi. Takut dia bangun lalu menangis kalau tak ada orang di rumah." Alasan Mama masuk akal. Arumi tetap harus ada yang menjaga.

"Anis nemenin Mama aja, Mbak. Anis juga nggak ikut." Aku menghela nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

"Bapak mau ikut gak?" Kini pandangan wanita itu beralih pada lelaki yang sedari tadi diam.

"Bapak Ndak perlu ikut. Kamu sendiri saja, Wi!"

Astaga, keluarga ini benar-benar kompak. Menolak ajakan sang menantu untuk pergi ke rumah Bu Dian. Sebenarnya ada apa dengan rumah wanita itu? Hingga keluarga Veri tidak mau pergi ke sana? Apa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Dewi? Atau mereka punya masalah pribadi. Ah sudahlah, sebaiknya Dewi

pergi menyusul Pak RT yang sudah lebih dulu berjalan menuju rumah Bu Dian.

"Lho Ibu sama Lek Tarno nggak ikut ke rumah Bu Dian?"

"Rumahnya dimana tho, Nduk? Jauh?" tanya ibu ketika melihatku berhenti berjalan.

"Nggak jauh kok Bu. Cuma rumah depan sana, kira-kira lima rumah lagi sudah nyampe. Ayo kalau mau ikut bareng sama Dewi." Ibu dengan lek Tarno malah saling memandang. Entah apa yang tadi mereka bicarakan. Seolah-olah diantara mereka hanya Dewi yang tidak tahu apa-apa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Vhia Vhioletta
kebanyakan berbelit belit
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 37

    "Kamu libur hari ini, Wi?" tanya Bayu yang tengah duduk sembari menyisir rambut Nathan."Iya, Mas. Kebetulan libur tiga hari. Tanggal merah, nanti Dewi ikut ke pasar ya?""Arum gimana?""Biar Arum sama Ibu di rumah. Sudah, kalian pergi saja!""Assalamualaikum." Terdengar salam dari luar rumah. Dewi bergegas keluar, berniat mencari tahu siapa yang datang."Waalaikumsalam, siapa ya?" tanya Dewi spontan. Setelah melihat seseorang yang tak ia kenal. "Saya Udin teman Bayu. Bayu nya ada, Mbak?" tanya lelaki itu dengan sopan.Bayu yang mendengar suara Udin, segera bergegas keluar. Menyapa lelaki yang pernah ia tolong hingga membuatnya menjadi sekarang ini."Udin? Kemana aja kamu?" tanya Bayu segera menjabat tangan teman semasa sekolah itu."Maaf, ada beberapa masalah jadi nggak sempet ngabari!""Iya, waktu itu aku sempat ke rumahmu tapi malah di usir sama pembantu?""Pembantu? Rumah yang dulu itu sudah aku jual! Mungkin itu penghuni barunya.""Ow, ya sudah silahkan duduk dulu. Ada perlu apa

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 36

    "Apa yang aku takutkan terjadi, andai kamu mau jujur sama Dewi, Bu. Semua tidak akan seperti ini.' Dewi bermonolog dalam hati."Bu Romlah, ada apa? Apakah semuanya tidak bisa dibicarakan baik-baik? Maaf, bukan bermaksud lancang. Tetapi kami sedang ada tamu," ucap Dewi sembari mengalihkan pandangannya kepada keluarga Danu.Fatimah menunduk, dia tidak berani berkata banyak. Sedangkan Romlah menghela napas panjang. Lalu membuangnya perlahan. Ada sesuatu hal yang ingin dia sampaikan."Fatimah, kenapa kamu tidak membayar hutangmu!" Nada bicara Romlah sudah di bisa ditebak, marah luar biasa."Maaf, Bu. Saya belum ada uang!""Terus kalau kamu nggak ada uang, kamu nggak bayar begitu?! Ada uang atau tidak itu bukan urusanku. Yang penting kamu bayar hutangmu, sini mana uangnya!"Fatimah masih diam tak menjawab. Dewi hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak tahu harus bagaimana? Uang tabungannya sudah habis diberikan pada Bayu. Kini hanya tinggal beberapa lembar uang lima puluhan ribu. Itup

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 35

    "Punya, Wi. Ibu masih punya uang tabungan, meskipun sedikit. Tapi lumayan bisa buat nambah-nambah modal Bayu.""Kamu harus semangat, Mas. Memastikan kalau usahamu bakalan sukses. Lihat, Ibu sudah mengorbankan uang tabungannya untuk modal kamu!""Siap, Wi. Mas mu ini semangat banget. Karena sekitaran sini kan belum ada yang jualan bakso. Semoga kedepannya lancar, dan juga laris manis. Amin," tutur Bayu panjang lebar. Semua orang mengamini doa Bayu. Barang belanjaan dibawa ke dapur. Setelah gerobak datang, Bayu segera membereskan kursi yang ada di teras. Menggantinya dengan gerobak lalu menyiapkan segala sesuatu nya di dapur. Meracik bumbu dan juga membuat bulatan-bulatan bakso yang siap di jual. Bayu pandai meracik bumbu. Dengan telaten dia menghaluskan bawang putih, merica dan juga garam. Tak lupa ia berikan penyedap rasa. Ada beberapa bumbu rahasia lain supaya bakso milik Bayu berbeda dengan bakso yang di jual. Sebuah langkah besar yang diambil Bayu. Berharap ada kebahagiaan di uj

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 34

    "Iya, Ibumu pinjem duit sama Bu Romlah. Kamu tahu kan Bu Romlah? Kalau pinjem duit sama dia biasanya bunganya nyekek leher," tutur Riris panjang lebar. Dewi hanya diam saja. Menerawang jauh, memikirkan Fatimah, kenapa meminjam uang pada Romlah tidak memberi tahu Dewi? Apakah Fatimah tidak tahu bagaimana resikonya jika meminjam uang pada wanita itu.Wanita licik dan juga picik. Disaat memberikan uang, penuh dengan senyuman dan juga pujian. Andai terlambat membayar satu hari saja, lidahnya bak pisau yang tajam. Yang mampu membunuh tanpa menyentuh. "Wi, aku pulang dulu ya! Titip ini buat Arum," ucap Veri sembari menyerahkan amplop pada Dewi."Wah, duit itu?" tanya Riris yang melihat sekilas amplop berwarna putih itu.Tak ada seorang pun menjawab pertanyaan Riris. Veri yang cukup terganggu dengan kehadiran Riris pun langsung berpamitan. Meninggalkan Dewi yang masih diliputi rasa penasaran."Wi, berapa itu duitnya?" Riris kembali bertanya. Matanya tak lepas dari amplop. Dewi masih diam,

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 33

    "Bay, kamu bilang istrimu pulang kampung. Ada urusan, terus kata Riris kemarin apa?" tanya Fatimah dengan nada bicara sedikit menggebu."Maafkan, Bayu. Bayu nggak bermaksud buat berbohong sama Ibu. Hanya saja, Bayu bingung bagaimana ngomongnya sama Ibu, Bayu takut!""Astagfirullahaladzim, Bayu. Ibu ini Ibu kandungmu. Sudah sewajarnya kalau kamu cerita sama Ibu. Terus, apa yang dikatakan Bulek mu itu bener? Kalau Ika pergi sama pria?""Bayu nggak tahu, Bu. Andai saja benar adanya. Itu alasan yang masuk akal agar aku bisa berpisah dengannya.""Astagfirullahaladzim, Bayu. Kamu ini lelaki, Nak. Kamu ini kepala keluarga, jangan seperti itu. Kamu akan bertanggung jawab kelak di akhirat. Ibu lihat kamu nggak ada perjuangannya, merubah Ika?"Bayu menunduk. Fatimah memperhatikan anak lelakinya itu dengan seksama. "Apa perlu Ibu jual rumah ini buat kamu usaha lagi?""Jual rumah?" tanya Dewi yang tiba-tiba sudah diambang pintu. Entah kapan Dewi sudah pulang, hingga mereka tidak mendengar suara

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 32

    "Anis, hamil." Halimah menunduk begitu pula Veri. Ada rasa malu dan juga bersalah pastinya. Keluarga yang mereka bangga-banggakan dulu ternyata berujung kepahitan."Insyaallah, kami akan datang," jawab Fatimah dengan senyum mengembang.Tak ada tanggapan yang berarti mengenai kehamilan Anis. Bukan suatu hal yan perlu mereka urusi. "Wi, kamu belum menikah?" tanya Veri setelah cukup lama terdiam. Dewi hanya menggeleng. "Jika aku bercerai dengan Dian, maukah kau kembali kepadaku lagi?""Astagfirullahaladzim, jadi Mas Veri kesini mau minta saja balik lagi sama kamu?! Jangan harap, Mas. Aku nggak akan pernah kembali, biarkan masa lalu menjadi masa lalu. Tapi tak ada niat sedikitpun untuk mengulang.""Tapi, Wi.""Mas, kalau niatmu kesini minta aku kembali lagi, mending kamu pulang saja!" Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam. Tak berapa lama ada sebuah mobil Pajero berwarna putih berhenti di pekarangan rumah. Semua orang yang ada di ruangan itu sontak menoleh ke luar."Siapa itu, Ba

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 31

    Setelah pertengkaran tempo hari. Ika tak kunjung pulang ke rumah. Entah kemana dia pergi? "Yu, kamu nggak nyari istrimu? Rumah tangga itu pasti ada pasang surutnya, wajar. Tapi apa kamu mau menyerah begitu saja?" tanya Fatimah yang tengah duduk di kursi yang ada di dapur."Nathan, kamu belajar ya di kamar. Papa mau bicara dulu sama Nenek!""Iya, Pa," jawab Nathan.Setelah Nathan pergi ke kamar. Bayu kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Fatimah, dia tidak ingin jika Nathan mendengar masalah antara papa dan juga mamanya."Bayu, sudah nggak bisa mikir lagi, Bu! Bayu sudah berusaha merubah Ika, namun sayang, Ika terlalu keras kepala!""Tapi, Mas. Apa kamu nggak kasihan sama Ibu? Kalau Mas Bayu bercerai, apa kata tetangga mengenai keluarga kita? Aku sudah gagal berumah tangga, jangan sampai Mas Bayu juga demikian," sahut Dewi. Ia menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi dekat dengan Fatimah. Tangannya sibuk mengaduk teh yang baru saja ia seduh."Maafkan, Bayu. Bu, Bayu …." Bayu menghentik

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 30

    "Dewi? Ini Dewi kan?" Seketika Dewi dan juga Juleha terdiam. Mata mereka saling menatap lalu memperhatikan lelaki yang tengah menghampiri."I-iya saya Dewi, Bapak …." Dewi tak melanjutkan ucapannya. Takut jika dugaannya salah."Aku Danu. Masak lupa sama man- mantan," ucap Danu dengan senyuman menggoda.Dewi hanya menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal. Sembari tersenyum menutupi malu. "Cie, disamperin mantan." Juleha menggoda. "Apa kabar?" tanya Danu pada Dewi. "Alhamdulilah, baik. Kabar kamu sendiri gimana?""Alhamdulilah, kabar baik. Kamu kerja disini juga?"" Iya, dilihat dari penampilannya sepertinya kamu orang kantor ya?" Dewi memperhatikan dengan seksama pria yang ada di hadapannya saat ini. Pria ini begitu berbeda, lebih bersih, tampan dan juga mempesona. Uluh … uluh … bisa CLBK kalau begini."Iya, aku bagian administrasi. Boleh minta nomer nggak?""Boleh saja, apa sih yang enggak buat mantan terindah. Hi hi, mana ponsel kamu, Wi?" Juleha menepuk tangan Dewi lalu meminta

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 29

    Dewi masih sibuk memoles bedak pada wajahnya. Sedangkan Arum sudah bangun, ia sedang sibuk bermain boneka di atas ranjang."Arum sayang, Ibu kerja ya. Cari uang buat Arum, nanti kalau Ibu pulang Arum pengen dibawain apa?"Gadis kecil itu hanya nyengir, lalu memukul-mukul boneka yang berada disamping dan juga berada di depannya.Tak berapa lama pintu kamar terbuka, Dewi menoleh, mencari tahu siapa yang datang."Maaf, Wi.""Nggak papa masuk saja, Bu!" pinta Dewi pada wanita tua itu."Wi, kamu pacaran sama Joko?" Entah mengapa tidak ada angin tidak ada hujan Fatimah langsung bertanya. Memastikan kebenaran berita itu pada putrinya."Ibu, dapat informasi itu dari mana? Bulek Riris?"Fatimah terlihat menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. "Ibu tahu sendiri gimana Bulek, mana mungkin Dewi dekat dengan lelaki sampai Ibu tidak tahu! Ibu, untuk saat ini Dewi pengen fokus sama Arum dan juga Ibu. Jadi Ibu nggak perlu mikirin yang lain." Dewi menghampiri Fatimah, memeluknya bersamaan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status