Share

Bab 8

Tok … tok … tok.

"Dewi, buka pintunya. Kita harus bicara." Dewi membuka matanya setelah mendengar seseorang mengetuk pintu dan memintanya membuka. Matanya mengerjap menjernihkan pandangan. Mata Dewi sembab karena semalam tak henti-hentinya menangis.

Luka yang ditorehkan Veri begitu dalam. Entah apakah dia mampu bertahan setelah penggerebekan semalam.

Beruntung hari ini Dewi libur. Sehingga dia tak perlu pergi meninggalkan Arum. Tapi jika nanti dia sudah bekerja, bagaimana dengan Arum. Halimah yang selama ini menjaga Arum terang-terangan membela Veri yang berbuat salah. Dewi sungguh malang nasibmu.

Ceklek ….

Dibuka pintu kamar dengan perlahan. Dewi berjalan gontai duduk di sisi ranjang.

"Wi, maafkan aku. Aku khilaf, aku janji tidak akan mengkhianatimu lagi."

Dewi tersenyum getir. Semudah itu dia memohon. Sedangkan hati Dewi sudah terlanjur sakit hati.

"Sudahlah, Mas. Kita lihat saja nanti."

"Dian itu merayuku, dia terus saja datang padaku. Percayalah, lelaki mana yang tidak tergoda ji
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status