Share

12

Sesampainya di rumah, aku langsung turun tanpa perlu berterima kasih pada Nazril. Kulihat mobil milik Bang Tama sudah berada di garasi. Tumben sekali, biasanya ia akan pulang setelah magrib.

"Assalamualaikum," salamku sebelum masuk rumah.

Sepi sekali, kenapa tidak ada yang menjawab salamku? Ah, mungkin Abang sedang mandi. Kulanjutkan langkah menuju kamar utama. Eh tunggu, suara apa itu di dapur? Tanpa pikir panjang, kuarahkan kaki menuju dapur.

Astaghfirullah ...

"Abang!" teriakku, menghentikan adegan dewasa antara Mbak Raya dan suamiku itu.

"Adek, Dek ini ...." ujarnya tergagap.

"Jangan marah, bukan hanya kamu istrinya. Apa yang kamu lihat tadi bukankah hal yang biasa dilakukan sepasang suami istri?" sahut Mbak Raya yang aku tahu jika tujuannya adalah untuk menyakitiku.

"Marah? Tentu tidak. Hanya saja jangan lupakan adab. Benar jika kalian ini suami istri, tapi apakah pantas melakukan hal seperti itu di tempat terbuka begini?" sahutku santai.

"Sayang dengar Abang. Tadi tidak sepert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status