Share

BAB 05

Author: Milk Tea
last update Last Updated: 2025-07-06 08:41:54

Bram emosi, dia segera memakai setelan jasnya, "Mau kemana pak?" Tanya sekretarinya yang baru saja datang.

"Pulang! Aku serahkan pekerjaanku dulu padamu!"

"Tapi pak!"

Bram hanya melirik sedikit dan membuat sekretarisnya bergidik ngeri.

"Baik pak! Saya akan melakukannya pak Bram bisa pulang!"

Bram bergegas kearah parkiran mobil, satu tangannya memegang kunci dan tangan yang lainnya sibuk menelfon Sofia.

***

Tiba di apartemen, Bram membuka pintu dengan kesal, "Sofia! Sofi... Kamu dimana?" Dengan tidak sabaran ia mencari kesegala ruangan.

Dia juga mendobrak pintu kamar sampai pintu yang tak bersalah itu sedikit rusak, kembali ia mencoba menelfon Sofia tapi panggilannya selalu di abaikan.

"Kemana dia pergi?"

Saat keadaan yang penuh emosi, Bram lupa jika ada aplikasi pelacak yang ia pasang di ponsel Sofia, barulah ia cepat mengeceknya tapi ternyata dari alat pelacak itu Sofia tampaknya sedang dalam perjalanan kembali ke apartemen.

Bram geram, dia mengepalkan kedua tanganya, dia duduk di sofa dengan tidak tenang menunggu kedatangan Sofia.

"Aku tidak bisa hanya duduk dan menunggunya di sini! Aku benar-benar tidak bisa!" Telinganya terasa panas seperti berdekatan dengan bara api.

Bram memutuskan untuk menunggu Sofia di lantai bawah tepat di depan apartemen.

Saat itu Sofia tiba, Bram dengan langkah cepat menghampirinya.

Namun tak jauh dari pandangan Bram, mobil Sofia berhenti ketika seorang laki-laki menghampiri mobilnya.

Bram saat itu juga berhenti melangkah dan hanya melihat apa yang Sofia lakukan.

Sofia tampak menurunkan kaca jendela mobilnya, "Iya... Ada apa? Anda siapa ya?"

"Ehh... Begini saya orang baru di komplek apartemen ini! Jadi saya hanya ingin menyapa para tetangga saja!"

"Ohh tetangga baru ya? Salam kenal aku Sofia!" Dengan ramahnya Sofia mengacak pria itu untuk berjabak tangan.

Beberapa menit mereka berbincang, Bram melihat semuanya, tapi sayang dia tak bisa mendengar pembicaraan mereka, yang Bram tau Sofia banyak tersenyum pada pria itu dan dia sangat tidak suka melihatnya.

Bram berdecak kesal, membalikkan badannya lalu berjalan kembali ke kamar apartemennya.

Dia langsung meminum 2 gelas air putih untuk mendinginkan hatinya yang kini kepanasan, lebih tepatnya sedang di landa rasa cemburu.

Tak lama kemudian Sofia datang, betapa terkejutnya dia saat menyadari kehadiran Bram.

"Ehh sayang? Kenapa kamu cepat pulang? Apa meeting nya sudah selesai?"

Bram terdiam sembari memberi tatapan menusuk pada Sofia, "Dari mana saja kamu?"

"Aku dari belanja! Kan kemarin tertunda, memangnya ada apa sayang?" Sofia mendekat dan langsung memeluk Bram, "Apa kamu khawatir sama aku jadi cepat pulang?"

Bram mendorong tubuh Sofia, "Jangan memelukku dengan menggunakan tangan kotormu itu!"

Sofia tercengang, "Kotor dari mana? Tanganku bersih kok! Tidak pernah pegang taik! Atau benda-benda yang menjijikan!"

"Aku serius Fi... Dan juga katanya kamu dari shopping terus di mana belanjaan kamu?"

"Ups aku lupa mengambilnya di garasi mobil, untung saja kamu mengingatkanku, kalau begitu aku akan keluar mengambilnya!" Sofia hendak pergi tapi Bram menarik lengannya.

"Siapa laki-laki tadi?"

"Laki-laki? Laki-laki yang mana?"

"Jawab jujur siapa laki-laki tadi!"

Sofia planga-plongo, wajahnya langsung berubah pucat dengan pertanyaan Bram sebab hari ini Sofia bertemu beberapa laki-laki hari ini, termasuk Leon.

"Tunggu... maksud kamu apa sayang? Laki-laki apa? Aku benar-benar tidak mengerti!"

"Apa dia selingkuhan kamu? Apa dia laki-laki yang membuatmu mengabaikan panggilan ku? Jawab jujur!!!" Bram membentak hingga suaranya menggema mengisi ruang apartemennya.

Sofia melongo, dia belum bisa menerka siapa laki-laki yang Bram maksud.

"Sayang! Aku tidak selingkuh dengan siapapun, aku juga tidak mengerti laki-laki yang kamu maksud itu siapa!"

"Ohh tidak selingkuh, lalu kenapa kamu memberinya nomor telfonmu! Kamu banyak tersenyum padanya, kalau bukan selingkuh apa lagi itu namanya!"

Sofia mengerti, laki-laki itu adalah tetangga baru yang menyapanya tadi, "Ooh itu tadi tetangga baru kita!"

"Jadi kamu berselingkuh sama dia? Bagus ya... Sejak kapan? Apa kalian berselingkuh disaat aku tidak ada di sini?"

Dahi Sofia berkerut, "Selingkuh apa sih? Dari tadi kamu menuduhku berselingkuh tapi kenyataannya tidak begitu, dia tetangga baru kita jadi aku menyapanya, masa iya orang menyapa aku cuekin?"

Bram menarik nafasnya, "Terus kenapa kamu harus memberikan nomormu padanya? Dan kau banyak tersenyum!! Bukankah aku sudah melarangmu untuk tidak banyak tersenyum pada orang lain?"

"Oke... Aku minta maaf! Kamu puas sekarang?"

Bram sekejap terdiam, kemudian tangannya terulur, "Berikan aku ponselmu!"

"Untuk apa?"

Bram langsung menarik tas selempang milik Sofia, ia mengambil ponsel, kemudian mengeluarkan kartu simnya.

"Kamu kau apa Sayang?"

"Lihat baik-baik, ini akan terjadi lagi jika kamu mulai genit dengan laki-laki lain!"

Bram menggigit sim card itu, sambil suaranya terdengar dari dalam mulutnya, setelah hancur ia meludah tepat di tempat sampah.

Sofia tertegun, mata elang Bram terlihat memerah dan menakutkan.

Tanpa di duga, Bram mendekati Sofia dengan senyuman smirk.

Mmmkk....

Bram langsung mencium Sofia, ia memulai dengan menggigit kasar bibir wanitanya itu.

Mmbk.... Sofia melawan dengan tidak membalas ciuman Bram, ia berusaha mendorongnya tetapi tidak bisa.

Bram kesal, "Kenapa? Apa kamu sudah bosan denganku sampai tidak ingin membalas ciumanku lagi ha?"

"Hufh... Hufhh... Tidak, aku hanya.... "

"Kamu harus di beri pelajaran hari ini!"

Bram mencengkram kuat lengan Sofia.

"Ask... Sakit!"

Dia tidak peduli dengan suara itu, dia hanya ingin memberi Sofia pelajaran karena sudah memberikan nomornya pada laki-laki lain.

Dia ditarik masuk kedalam kamar, Bram melepas dasinya, ia kemudian mengikat kedua tangan Sofia di atas kepala.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!!" Sofia menjerit dengan keras, tapi Bram sama sekali tidak peduli.

Bram melepaskan semua pakaian yang melekat di badan Sofia hingga tak tersisa, terpampang lah tubuh bung*lnya.

"Jangan begini! Aku mohon! Aku sudah meminta maaf padamu kan?" Pintanya dengan isak tangis.

"Jangan memintaku untuk berhenti, ini semua karena ulahmu sendiri! Sudah tau aku tidak suka, tapi kamu sering melanggarnya!!"

Sofia hanya bisa memalingkan wajah sambil memejamkan mata membiarkan air matanya lolos mengalir begitu saja.

Bram benar-benar melakukannya dengan kejam kali ini, dia terus menyetub*hi sofia sampai lemas.

Arghh... Ahhh...

Dia juga memakai tali pinggangnya untuk memukul tubuh Sofia.

Luka lebam di sekujur tubuhnya yang kaku setelah beberapa jam mereka melakukannya.

Sofia tak berdaya, dengan asap rokok memenuhi ruang kamar, Sofia menyandarkan tubuhnya di kepala Ranjang.

Kini Bram tengah menghisap sebatang rokok didekat jendela tanpa busana, dia berkali-kali menatap lirih ke arah Sofia.

"Sayang! Kenapa akhir-akhir ini kamu begitu lemah? Baru satu ronde kau sudah lemas?" Katanya mengintimidasi.

Sofia tetap diam dengan isak tangis yang masih terdengar.

"Apa sebaiknya aku memberimu obat kuat?"

Seketika Sofia menoleh dengan tatapan tajam.

Bram berdiri, dia meletakkan rokoknya di pinggir asbak, "kenapa menatapku seperti itu? Masih mau lagi?" Ucapnya sambil mendekati Sofia.

Dia bergidik ngeri, sofia memilih membuang muka.

"Makanya, aku sudah sering mengatakan ini padamu! Jangan genit dengan pria lain, aku setuju saat kau membuat sosial media, tapi ingat kamu tidak boleh memiki followers laki-laki, kamu juga tidak boleh punya kontak pria lain di ponselmu! Tapi kenapa kamu malah yang memberikan kontakmu padanya? Apa ingin telfonan sama dia di belakang aku begitu?"

Sofia tetap bungkam.

Bram menggertakkan gigi, dia duduk di tepi ranjang, ia memutar kepala Sofia, menjepit dagu dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 07.

    Bram melakukannya beberapa kali, hingga membuat Sofia kesulitan untuk meninggalkan kasur, bagian bawahnya terasa begitu sakit bahkan saat bergerak. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, itu pastinya Bram yang tengah membersihkan diri. Sofia menangis sesegukan, timbul rasa benci pada dirinya setelah perlakuan Bram, mungkin ini yang di namakan dari cinta menjadi benci. Sofia menggertakkan giginya sambil meremas kuat sprei yang ia tindih. Clek... Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dengan cepat Sofia memejamkan mata berpura-pura tertidur. Bram menatapnya datar kemudian berjalan ke arah lemari pakaian, sepertinya dia bersiap-siap ke suatu tempat. Dengan sangat rapi Bram berpakaian, tak lupa memakai parfume. "Aku pergi dulu! Jangan kemana-mana!" Katanya lalu pergi. Barulah Sofia membuka mata. Ssshh... Ia mendesis saat menc

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 06.

    Bram memekik, "ada apa sayang? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?" Tangan Sofia masih terikat dasi, sehingga dia tak bisa melawan, "tolong lepaskan aku!" Lirihnya. "Ohh lalu kau bisa menemui pria tadi?" Sofia menggeleng kuat, "tidak, aku berjanji tidak akan menemuinya, kalaupun iya aku akan mengabaikannya!" "Janji?" Sekali lagi ia mengangguk. Bram mencoba untuk percaya, dia juga tidak tega melihat wajah Sofia terus di aliri air mata. Bram melepaskan ikatan dasi di tangannya, dia lalu memeluk Sofia, "Aku mencintaimu sayang! Aku Sangat-sangat mencintaimu! Bahkan aku akan melakukan apapun agar membuatmu bahagia! Kau tau kan, aku melakukan ini itu demi kebaikanmu juga!" "Kebaikan dari mana? Aku sekarang mulai sadar, apa ini yang kuharapkan? Aku bahagia? Pertanyaan bodoh macam apa ini?" gerutu Sofia dalam hatinya. Sofia tersenyum dengan terpaksa, "Iya, aku paham! Mulai sekarang aku akan mengh

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 05

    Bram emosi, dia segera memakai setelan jasnya, "Mau kemana pak?" Tanya sekretarinya yang baru saja datang. "Pulang! Aku serahkan pekerjaanku dulu padamu!" "Tapi pak!" Bram hanya melirik sedikit dan membuat sekretarisnya bergidik ngeri. "Baik pak! Saya akan melakukannya pak Bram bisa pulang!" Bram bergegas kearah parkiran mobil, satu tangannya memegang kunci dan tangan yang lainnya sibuk menelfon Sofia. *** Tiba di apartemen, Bram membuka pintu dengan kesal, "Sofia! Sofi... Kamu dimana?" Dengan tidak sabaran ia mencari kesegala ruangan. Dia juga mendobrak pintu kamar sampai pintu yang tak bersalah itu sedikit rusak, kembali ia mencoba menelfon Sofia tapi panggilannya selalu di abaikan. "Kemana dia pergi?" Saat keadaan yang penuh emosi, Bram lupa jika ada aplikasi pelacak yang ia pasang di ponsel Sofia, barulah ia cepat mengeceknya tapi ternyata dari alat pelacak itu Sofia tampaknya sedang dalam perjalanan kembali ke apartemen. Bram geram, dia mengepalkan kedua tangany

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 04.

    Mereka kembali berciuman cukup lama setelah mengunci pintu kamar, Sofia bahkan kesulitan bernafas sampai beberapa kali mencoba mendorong Bram tapi tidak bisa. Bram lalu menggendong Sofia kearah kasur, mereka berdua berbaring bersama, kembali menindih Sofia sambil terus berciuman. Tiba-tiba Bram berhenti, ia menatap nanar ke arah Sofia, dia bingung, "ada apa?" Ia menggeleng, "Tidak apa-apa!" Bram lalu berbaring di samping Sofia, "yakin? Tidak ada masalah kan? Apa da sesuatu di kantormu?" Bram sekali lagi menggeleng, "Lebih baik kita tidur saja sekarang!" Sofia semakin heran, "Tapi kita baru aja selesai makan! Terus ini baru jam berapa sayang! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya! Coba deh kamu cerita sama aku! Siapa tau aku bisa bantu!" "Ck... Kenapa kamu malah terus bertanya? Aku bilang tidak apa-apa! Aku capek, aku mau tidur! Lagian kamu tidak akan bisa membantuku!" Bram Kesal dia memutar tubuhnya membelakangi Sofia, "Kalau begitu kamu tidur saja! Aku akan keluar melanjutka

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 03.

    Bram penasaran apa yang Sofia lakukan di toko baju itu, sebab ini pertama kalinya Sofia mengatakan hal tersebut padanya. Di tempat yang berbeda, Sofia yang begitu kesal dengan penghinaan yang di tuturkan oleh pegawai toko itu segera mengambil beberapa pakaian yang sangat mahal diantara baju yang yang ada di hadapannya. Sofia memegang erat pakaian yang ada di tangannya, "Mbak mau apa? Itu pakaian mahal mbak!""Kamu bilang ini sangat mahal kan? Dan kamu takut aku merusaknya?"Srekkk!! Srekkk!! Dengan sekuat tenaga Sofia menarik baju itu dengan kedua tangannya sampai robek, Mendengar suara sobekan itu para pegawai toko tersebut menatap Sofia dengan tatapan kaget. "Mbak ini apa-apaan sih? Saya kan sudah bilang jangan sampai bajunya rusak! Mbak harus ganti rugi!!" Pegawai itu berteriak pada Sofia. Ia tersenyum smirk, begitu tenang ia menghadapinya, "Kamu tidak tau apa itu attitude ya? umurmu sepertinya masih muda jadi pantas tidak tau artinya, Lain kali sopan sedikit ya dek! Jangan me

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 02

    Pufhh hahah.... Bram sekali lagi menertawakan Sofia yang masih berusaha untuk turun dari ranjang. Ia melirik wajah cemberut Sofia, "Sini, biar aku menggendongmu!" Dengan cepat, tubuh telanjang Sofia di gendong oleh Bram, ia merona ketika Bram berhasil menyingkirkan selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya. "Ahh turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!" Bram pura-pura tak mendengarkan, ia mulai berjalan tanpa menatap tubuh polos Sofia, "Diamlah... Kamu tidak mau melihatku marah kan?" Cekamnya. Sofia langsung takut untuk bicara, dia hanya bisa menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan. "Tidak perlu melakukan itu, aku sudah sering melihatnya, kenapa baru sekarang kamu malu?" "Bukannya malu! Aku takut kamu.... " "Shut! Aku tidak akan melakukannya, tapi sambil mandi baru melakukannya!" Sofia melotot. Clik!! Ia mendengar Bram baru saja mengunci kamar mandi. Arhhh.... Sofia berteriak di dalam sana, Luka semalam belum sembuh namun Bram kembali memperdalam luka itu. Rasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status