Share

BAB 03.

Author: Milk Tea
last update Last Updated: 2025-07-05 23:23:22

Bram penasaran apa yang Sofia lakukan di toko baju itu, sebab ini pertama kalinya Sofia mengatakan hal tersebut padanya.

Di tempat yang berbeda, Sofia yang begitu kesal dengan penghinaan yang di tuturkan oleh pegawai toko itu segera mengambil beberapa pakaian yang sangat mahal diantara baju yang yang ada di hadapannya.

Sofia memegang erat pakaian yang ada di tangannya, "Mbak mau apa? Itu pakaian mahal mbak!"

"Kamu bilang ini sangat mahal kan? Dan kamu takut aku merusaknya?"

Srekkk!! Srekkk!!

Dengan sekuat tenaga Sofia menarik baju itu dengan kedua tangannya sampai robek, Mendengar suara sobekan itu para pegawai toko tersebut menatap Sofia dengan tatapan kaget.

"Mbak ini apa-apaan sih? Saya kan sudah bilang jangan sampai bajunya rusak! Mbak harus ganti rugi!!" Pegawai itu berteriak pada Sofia.

Ia tersenyum smirk, begitu tenang ia menghadapinya, "Kamu tidak tau apa itu attitude ya? umurmu sepertinya masih muda jadi pantas tidak tau artinya, Lain kali sopan sedikit ya dek! Jangan memandang seseorang dari luarnya saja!"

Sofia melempar pakaian sobek itu tepat di muka pegawai toko tersebut.

Dengan anggun ia melangkah ke kasir, ia menyerahkan kartu yang di berikan oleh Bram, "Aku akan membayar pakaian itu! Dan satu lagi, tanyakan pada bosmu! Lain kali kalau mempekerjakan seseorang harus mengajarinya attitude terlebih dahulu!" Sekali lagi ia menyindir.

"Baik bu! Kami minta maaf sebelumnya!"

Kartu Bram berhasil di gesek, Sofia langsung melangkah ke arah pintu keluar dengan tatapan menusuk.

Ia kembali ke rumah dengan menggunakan mobil yang di berikan oleh Bram, dalam perjalanan dia mengebut, kepalanya terasa panas setiap kali teringat pegawai toko tadi.

"Ahh sial! Baru juga keluar sudah di hina, pegawai itu membuat tekanan darahku naik sekarang!" Gerutunya sambil menyetir.

Dert... Dert... Dert....

Ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk dengan nama kontak "My Love" Terpampang di layar ponsel Sofia.

"Halo...!"

"Iya halo ada apa sayang?" Balas Sofia

"Aku bahagia kamu bisa menggunakan uangku!"

Biasanya laki-laki akan sangat marah jika wanitanya sangat boros tapi nyatanya Bram berbeda, dia malah kegirangan saat sebuah pesan masuk keponselnya, berisi informasi penggunaan kartu atmnya.

"Bagaimana shoppingnya, menyenangkan? Ohh iya... Celana dalam yang kukatakan tadi, sudah beli? Andai saja aku bisa shopping bersamamu, pasti sangat menyenangkan!" Ucap Bram dalam telfon.

"Tidak ada yang menyenangkan! Sama sekali tidak!"

"Kenapa? Bukannya kamu sudah menggunakan kartuku tadi?"

"Ceritanya panjang sayang!"

"Kalau begitu aku ingin yang lebih ringkas!"

Sofia mendesah kasar, "Karena penampilaku! Aku mendapat penghinaan sama salah satu pegawai toko yang kukunjungi tadi!"

"Jangan bilang kamu marah sama aku karena melarangmu berdandan saat keluar?"

Dengan tidak masuk akalnya, Bram malah salah paham.

"Bukan itu, aku kesal karena di hina, seharusnya orang tidak boleh memandang rendah oranglain, apalagi aku sama sekali tidak mengenalnya!"

"Kalau begitu, beritahu aku dimana toko itu berada!"

"Kamu mau apa?" Sofia penasaran.

"Cepat katakan saja padaku! Kau tau kan aku tidak suka bertele-tele!"

Sofia benar-benar memberitahu alamat toko tersebut pada Bram, padahal Bram sendiri sudah tau dari awal dari alat pelacak yang ia pasang di ponsel Sofia.

Entah apa yang Bram lakukan dengan meminta alamat toko tersebut, Sofia begitu penasaran tapi dia sudah takut untuk bertanya.

"Ya sudah! Carilah tempat lain untuk berbelanja, aku harus bekerja sekarang!"

"Kamu tidak marah kalau uangmu akan habis karenaku?"

"Tidak mungkin akan habis!" Tegasnya.

"Baiklah terimakasih sayang, aku mencintaimu... Ummch.... "

"Iya, aku juga mencintaimu!"

Itu barulah akhir panggilan yang di tunggu-tunggu oleh Bram.

Wajahnya berubah saat ia menutup telfonannya dengan Sofia.

Ia melirik ponselnya, di mana tepat di layarnya itu adalah titik lokasi toko tersebut saat di lihat di g****e maps.

"Tunggu saja! Berani-beraninya dia menghina wanitaku!!"

Bram bergumam, ia tersenyum devil meremas kuat ponselnya.

Sofia memarkirkan mobilnya di tempat parkir apartemen, dia pulang hanya membawa hasil belanjaan kebutuhan sehari-hari.

Dia merasa capek, kemudian berbaring di atas tempat tidur.

"Kenapa duniaku terasa sangat sulit? Kenapa tidak ada satupun harapanku yang terwujud, apa hidupku harus sesial ini sampai-sampai aku berfikir seperti seekor burung yang terjebak didalam sangkar!" ia bergumam dalam hati sambil menatap langit-langit kamarnya.

***

Kali ini Bram pulang lebih awal, sekitar jam 8 malam ia sudah berada di apartemennya.

"Sayang! Aku punya sesuatu yang menggembirakan untukmu!" Katanya sambil melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya.

Sofia yang mempersiapkan makan makan, menoleh mengernyitkan alisnya menatap Bram, "Ada apa?"

"Coba tebak!"

"Hemm... Bunga? Cincin, barang branded atau....!"

"Bukan barang!"

"Terus apa?"

Bram menghampiri Sofia yang kini berdiri di pinggir meja makan, Bram mengalungkan tangannya di pinggang Sofia setelah ia meletakkan ponselnya di atas meja.

"Coba kamu lihat itu!"

Sofia mengambil ponsel Bram, ia melihat salah satu judul artikel mengenai toko yang ia datangi tadi.

"Apa? Ini bukannya.... "

Bram mengangguk, "Silahkan di baca sayangku!"

"Tokonya bangkrut, sampai di tutup? Kok bisa?"

Bram hanya tersenyum puas, ia melepaskan pelukannya dari Sofia.

Melihat ekpresi Bram, Sofia sudah bisa menebak siapa dalang dari kejadian ini.

"Kamu yang melakukannya? Ya ampun sayang... Bukan tokonya yang bermasalah tapi pegawainya... Kenapa kamu membuat tokonya bangkrut?"

"Sama saja! Siapa suruh pemilik tokonya salah memilih pegawai! Sudahlah lupakan saja... Ayo kita makan sekarang! Aku sangat lapar!"

Sofia melongo menatap Bram yang kini berjalan menuju tempat duduknya.

Dia merasa bersalah, "Tapi sayang! Aku rasa itu sangat keterlaluan, aku fikir kamu hanya akan membuat pegawainya di pecat tapi ini.... "

"Itu sebanding dengan perlakuannya padamu! Aku juga suda mengecek CCTV di toko itu, dan aku melihatmu merobek pakaian di sana! Aku suka melihatmu membalasnya, kau memang pantas menjadi wanitaku!"

Sofia terdiam, dia tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Untung saja kau tidak terluka. kalau tidak, aku benar-benar akan melakukan sesuatu yang kejam pada mereka!"

Sofia semakin panik, dia merasa bersalah pada pemilik toko, namun Bram sudah bertindak.

Dia tau Bram melakukan semua ini karena dirinya.

Sofia dan Bram mulai makan bersama, hanya ada suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.

Beberapa menit berlalu, mereka selesai, Bram menonton TV sementara Sofia membersihkan meja makan sembari memindahkan piring kotor ke westafel.

Prankk

Saat tengah membawa piring, Tangan Sofia begitu licin sampai menjatuhkan piring yang ada di tangannya.

Bram terkejut mendengar suara itu, "Ada apa? Kenapa bisa jatuh?"

"Aku tidak sengaja! Tanganku sangat licin!"

Bram mendekat, "Lain kali hati-hati saat melakukan sesuatu!"

Sofia memungut pecahan piring itu, di bantu oleh Bram.

"Bagaimana kalau kita mempekerjakan pembantu? Tanganmu sudah sangat kasar karena terus melakukan pekerjaan rumah!" Sarannya.

"Tidak usah! Lagian aku tidak bekerja! Kalau ada pembantu bukankah itu akan sangat mengganggu waktu kita berdua?"

"Benar juga!"

Bram berdiri, ia mencuci tangannya lalu pergi kearah TV.

Sofia lanjut membersihkan, dia memasukkan semuanya kedalam tempat sampah.

"Sayang! Tinggalkan saja semua itu, ayo kita ke kamar! Aku merasa sangat capek!"

"Tapi ini.... "

"Besok saja!"

Lagi-lagi Sofia hanya bisa menuruti keinginan Bram.

Dia mencuci tangan, berjalan menyusul Bram yang beringsut dari sofa depan TV melangkah ke arah kamar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 07.

    Bram melakukannya beberapa kali, hingga membuat Sofia kesulitan untuk meninggalkan kasur, bagian bawahnya terasa begitu sakit bahkan saat bergerak. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, itu pastinya Bram yang tengah membersihkan diri. Sofia menangis sesegukan, timbul rasa benci pada dirinya setelah perlakuan Bram, mungkin ini yang di namakan dari cinta menjadi benci. Sofia menggertakkan giginya sambil meremas kuat sprei yang ia tindih. Clek... Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dengan cepat Sofia memejamkan mata berpura-pura tertidur. Bram menatapnya datar kemudian berjalan ke arah lemari pakaian, sepertinya dia bersiap-siap ke suatu tempat. Dengan sangat rapi Bram berpakaian, tak lupa memakai parfume. "Aku pergi dulu! Jangan kemana-mana!" Katanya lalu pergi. Barulah Sofia membuka mata. Ssshh... Ia mendesis saat menc

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 06.

    Bram memekik, "ada apa sayang? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?" Tangan Sofia masih terikat dasi, sehingga dia tak bisa melawan, "tolong lepaskan aku!" Lirihnya. "Ohh lalu kau bisa menemui pria tadi?" Sofia menggeleng kuat, "tidak, aku berjanji tidak akan menemuinya, kalaupun iya aku akan mengabaikannya!" "Janji?" Sekali lagi ia mengangguk. Bram mencoba untuk percaya, dia juga tidak tega melihat wajah Sofia terus di aliri air mata. Bram melepaskan ikatan dasi di tangannya, dia lalu memeluk Sofia, "Aku mencintaimu sayang! Aku Sangat-sangat mencintaimu! Bahkan aku akan melakukan apapun agar membuatmu bahagia! Kau tau kan, aku melakukan ini itu demi kebaikanmu juga!" "Kebaikan dari mana? Aku sekarang mulai sadar, apa ini yang kuharapkan? Aku bahagia? Pertanyaan bodoh macam apa ini?" gerutu Sofia dalam hatinya. Sofia tersenyum dengan terpaksa, "Iya, aku paham! Mulai sekarang aku akan mengh

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 05

    Bram emosi, dia segera memakai setelan jasnya, "Mau kemana pak?" Tanya sekretarinya yang baru saja datang. "Pulang! Aku serahkan pekerjaanku dulu padamu!" "Tapi pak!" Bram hanya melirik sedikit dan membuat sekretarisnya bergidik ngeri. "Baik pak! Saya akan melakukannya pak Bram bisa pulang!" Bram bergegas kearah parkiran mobil, satu tangannya memegang kunci dan tangan yang lainnya sibuk menelfon Sofia. *** Tiba di apartemen, Bram membuka pintu dengan kesal, "Sofia! Sofi... Kamu dimana?" Dengan tidak sabaran ia mencari kesegala ruangan. Dia juga mendobrak pintu kamar sampai pintu yang tak bersalah itu sedikit rusak, kembali ia mencoba menelfon Sofia tapi panggilannya selalu di abaikan. "Kemana dia pergi?" Saat keadaan yang penuh emosi, Bram lupa jika ada aplikasi pelacak yang ia pasang di ponsel Sofia, barulah ia cepat mengeceknya tapi ternyata dari alat pelacak itu Sofia tampaknya sedang dalam perjalanan kembali ke apartemen. Bram geram, dia mengepalkan kedua tangany

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 04.

    Mereka kembali berciuman cukup lama setelah mengunci pintu kamar, Sofia bahkan kesulitan bernafas sampai beberapa kali mencoba mendorong Bram tapi tidak bisa. Bram lalu menggendong Sofia kearah kasur, mereka berdua berbaring bersama, kembali menindih Sofia sambil terus berciuman. Tiba-tiba Bram berhenti, ia menatap nanar ke arah Sofia, dia bingung, "ada apa?" Ia menggeleng, "Tidak apa-apa!" Bram lalu berbaring di samping Sofia, "yakin? Tidak ada masalah kan? Apa da sesuatu di kantormu?" Bram sekali lagi menggeleng, "Lebih baik kita tidur saja sekarang!" Sofia semakin heran, "Tapi kita baru aja selesai makan! Terus ini baru jam berapa sayang! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya! Coba deh kamu cerita sama aku! Siapa tau aku bisa bantu!" "Ck... Kenapa kamu malah terus bertanya? Aku bilang tidak apa-apa! Aku capek, aku mau tidur! Lagian kamu tidak akan bisa membantuku!" Bram Kesal dia memutar tubuhnya membelakangi Sofia, "Kalau begitu kamu tidur saja! Aku akan keluar melanjutka

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 03.

    Bram penasaran apa yang Sofia lakukan di toko baju itu, sebab ini pertama kalinya Sofia mengatakan hal tersebut padanya. Di tempat yang berbeda, Sofia yang begitu kesal dengan penghinaan yang di tuturkan oleh pegawai toko itu segera mengambil beberapa pakaian yang sangat mahal diantara baju yang yang ada di hadapannya. Sofia memegang erat pakaian yang ada di tangannya, "Mbak mau apa? Itu pakaian mahal mbak!""Kamu bilang ini sangat mahal kan? Dan kamu takut aku merusaknya?"Srekkk!! Srekkk!! Dengan sekuat tenaga Sofia menarik baju itu dengan kedua tangannya sampai robek, Mendengar suara sobekan itu para pegawai toko tersebut menatap Sofia dengan tatapan kaget. "Mbak ini apa-apaan sih? Saya kan sudah bilang jangan sampai bajunya rusak! Mbak harus ganti rugi!!" Pegawai itu berteriak pada Sofia. Ia tersenyum smirk, begitu tenang ia menghadapinya, "Kamu tidak tau apa itu attitude ya? umurmu sepertinya masih muda jadi pantas tidak tau artinya, Lain kali sopan sedikit ya dek! Jangan me

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 02

    Pufhh hahah.... Bram sekali lagi menertawakan Sofia yang masih berusaha untuk turun dari ranjang. Ia melirik wajah cemberut Sofia, "Sini, biar aku menggendongmu!" Dengan cepat, tubuh telanjang Sofia di gendong oleh Bram, ia merona ketika Bram berhasil menyingkirkan selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya. "Ahh turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!" Bram pura-pura tak mendengarkan, ia mulai berjalan tanpa menatap tubuh polos Sofia, "Diamlah... Kamu tidak mau melihatku marah kan?" Cekamnya. Sofia langsung takut untuk bicara, dia hanya bisa menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan. "Tidak perlu melakukan itu, aku sudah sering melihatnya, kenapa baru sekarang kamu malu?" "Bukannya malu! Aku takut kamu.... " "Shut! Aku tidak akan melakukannya, tapi sambil mandi baru melakukannya!" Sofia melotot. Clik!! Ia mendengar Bram baru saja mengunci kamar mandi. Arhhh.... Sofia berteriak di dalam sana, Luka semalam belum sembuh namun Bram kembali memperdalam luka itu. Rasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status