Share

BAB 3

Aluna terlihat begitu gelisah pagi ini, baru saja ia mendapat kabar dari Pembina Ekstrakurikuler Paskibra di SMP nya dulu untuk menyiapkan upacara Hari Guru yang akan dilaksanakan tanggal 25 November nanti. Selain sibuk kuliah, Aluna juga sibuk melatih ekskul paskibra di SMP nya dulu bersama dengan seorang teman, dan akhir-akhir ini mereka memang tengah disibukkan untuk menyiapkan upacara-upacara hari besar di bulan November, setelah mereka selesai mengurus upacara Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November kemarin, kini Aluna dan partner -nya dalam melatih paskibra harus kembali disibukkan untuk persiapan upacara Hari Guru.

“Kenapa sih lo Lun, masih pagi udah ribet sendiri aja. Lagi ada masalah?” Keyara bertanya kepada Aluna, gadis itu bingung sendiri melihat kegelisahan yang muncul pada raut wajah sahabatnya.

“Gue lagi bingung nih.”

“Bingung kenapa?” Nasyika bertanya.

“Pegangan sono lo ndut kalo bingung mah.” Timpal Nisa

“Eett ampun dah, seriusan ini gue.” Sungut Aluna sedikit kesal kepada Fahrunnisa.

“Hahahaha iya iya becanda elah, bingung kenapa lo ndut?” Kali ini Nisa bertanya serius kepada Aluna.

“Nanti sore gue harus nyiapin upacara Hari Guru, sedangkan sore ini kan kita harus ikut screening untuk acara Pelatihan Dasar Kepemimpinan, terus nih sekarang aja udah tanggal 14, itu artinya udah H-11 upacara Hari Guru” Jelas Aluna dengan raut wajah kebingungan kepada ketiga sahabatnya, saat ini suasana kelas tengah santai karena dosen yang mengajar tidak masuk, jadi mereka bebas untuk mengobrol tanpa takut kena marah dosen.

“Lo suruh aja partner ngelatih lo buat ngegantiin lo dulu hari ini, katanya lo ngelatih berdua kan sama temen sekelas lo dulu tuh, yang cowo.” Nasyika memberi saran atas masalah yang tengah dihadapi sahabatnya.

“Nah itu, masalahnya tuh disitu, Partner gue itu hari ini juga nggak bisa ngelatih karena ada urusan yang nggak bisa dia tinggalin, makanya gue bingung nih, nggak mungkin gue ninggalin anak-anak latihan sendiri tanpa pengawasan pelatihnya satupun tapi nggak mungkin juga kan kalo gue nggak ikut screening sore nanti.”

“Lu ngelatih berdua aja masih keteteran yak Lun, apalagi kalo lu ngelatih sendirian.” Keyara menimpali omongan Aluna.

“Nggak bisa, Key, kalo gue ngelatih sendiri.”

“Yaudah, kalo nggak nanti lo izin pulang duluan aja pas screening, bilang ke kakak tingkat kalo hari ini lo juga harus ngelatih paskib.” Kali ini, Nisa yang memberi saran untuk Aluna.

“Nah iya tuh, begitu aja udah, Lun.” Timpal Nasyika juga Keyara.

“Izinnya ke siapa? Gue kan nggak punya kontak kating .”

“Nih gue ada kontaknya kak Rara, coba aja lo chat dia terus jelasin masalah lo ke dia.” Ujar Nisa yang langsung mengirim kontak salah satu kakak tingkatnya ke Aluna melalui aplikasi chat yaitu W******p.

Begitu Aluna sudah mendapatkan kontak salah satu kakak tingkatnya, gadis itu bergegas menghubungi kak Rara dan menjelaskan titik permasalahan yang tengah ia hadapi.

“Eh by the way, kalian udah pada ngerjain tugas resume yang buat screening nanti?” Keyara bertanya kepada ketiga sahabatnya.

“Udah dong.”

“Gue juga udah.”

“Lo udah belom, Lun?”

“Udah juga gue.” Balas Aluna tanpa mengalihkan focus pandangannya dari layar smartphone.

***

Hari ini seluruh mahasiswa tingkat 1 Pendidikan Ekonomi yang berhasil lolos screening dikumpulkan oleh para kakak tingkatnya untuk pembagian kelompok serta sesi penjelasan terkait barang bawaan yang dibutuhkan untuk kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan yang akan diadakan dua minggu lagi. Aluna dan ketiga sahabatnya beruntung berhasil lolos screening dari sekian banyak mahasiswa yang mengikuti proses seleksi.

Aluna, Keyara, Fahrunnisa, Nasyika dan juga para mahasiswa yang lolos screening kemarin segera berkumpul di ruangan yang telah ditentukan, mereka duduk bersila membentuk setengah lingkaran menghadap ke arah papan tulis yang mana sudah tertulis nama-nama kelompok untuk acara Pelatihan Dasar Kepemimpinan nanti, Aluna dan Nasyika berada di kelompok yang sama yaitu kelompok 3, sedangkan Keyara masuk kelompok 1 dan Fahrunnisa masuk kelompok 4. Satu kelompok terdiri dari 12 orang dan setiap kelompok akan dibimbing oleh seorang kakak fasil atau fasilitator.

Setiap kelompok mulai duduk melingkar bersama dengan para kakak fasil nya, mereka saling berkenalan satu sama lain, menentukan siapa yang akan jadi ketua kelompok, mendiskusikan yel-yel kelompok juga jargon dan yang terakhir membagi tugas terkait barang bawaan kelompok kepada masing-masing anggota kelompok.

Diskusi selesai tepat ketika Adzan Maghrib telah berkumandang, masing-masing kelompok mulai membubarkan diri dan bergegas menuju masjid untuk melaksanakan ibadah Sholat Maghrib berjamaah, namun ada juga beberapa dari mereka yang lebih memilih untuk langsung pulang ke rumah.

Aluna dan ketiga sahabatnya memilih untuk ikut Sholat berjamaah di masjid kampus.

Sedikit bercerita bahwa masjid kampus memiliki tiga lantai, dimana pada lantai dasar merupakan tempat untuk dilaksanakannya kegiatan sholat bagi jamaah laki-laki, ruang pengurus DKM Masjid yang terletak tepat di sebelah kanan pintu masuk lantai dasar, toilet serta tempat untuk berwudhu bagi jamaah laki-laki di sebelah kiri pintu masuk dan toilet khusus bagi jamaah penyandang disabilitas di dekat tangga untuk menuju ke atas. Sedangkan pada lantai dua terdapat ruang untuk sholat jamaah wanita. Bagian dalam masjid terlihat begitu memesona dengan nuansa putih gading yang terlihat mendominasi, kaca-kaca besar sebagai pengganti dinding masjid yang menghadap ke area gedung-gedung tempat perkuliahan sehingga bagi para jamaah yang sedang beristirahat di masjid dapat menikmati pemandangan hiruk pikuk area kampus sambil bersantai-santai di dalam masjid, membuat siapa saja merasa nyaman berdiam diri lama di dalam masjid. Selain itu, terdapat pula beberapa standing mirror untuk memudahkan jamaah wanita ketika ingin merapikan kerudung atau pakaiannya, mukena cadangan bagi jamaah yang tidak membawa mukena serta toilet dan tempat berwudhu khusus jamaah wanita yang terletak tepat di sebelah kiri pintu masuk. Sedangkan di sebelah kanan pintu masuk terdapat sebuah lorong yang cukup panjang, pada lorong ini terdapat beberapa ruang kelas untuk belajar mata kuliah keagamaan di kampus tempat Aluna menimba ilmu.

Pada lantai tiga, terdapat beberapa ruang kelas untuk belajar dan satu ruang aula Masjid yang biasa dipakai untuk kajian, rapat, dan berbagai kegiatan kemahasiswaan lainnya. Dan terakhir, terdapat sebuah kubah masjid perpaduan antara warna biru muda dan hijau tosca pada garis lis bawah kubahnya.

Setelah berwudhu, Nasyika, Keyara dan Fahrunnisa mengambil mukena yang memang sudah disediakan di masjid kampus, sedangkan Aluna memilih untuk mengikuti Sholat berjamaah menggunakan pakaian yang ia kenakan, karena pakaian yang dikenakan sudah menutup seluruh auratnya.

Sholat berjamaah pun dimulai, suasana yang tadinya cukup ramai oleh suara-suara orang berbincang sambil menunggu sholat di mulai pun kini berubah menjadi sunyi dan hanya terdengar suara imam yang tengah memimpin jalannya sholat berjamaah malam itu, suasana yang begitu khusyuk membuat Aluna tanpa sadar menitikkan air matanya karena teringat akan semua dosa-dosa yang telah ia lakukan selama ini.

Usai sholat, Keyara menghampiri Aluna yang berada di shaf baris belakang

“Lun, kita tunggu di bawah ya.” Ujar Keyara kepada Aluna yang terlihat masih sibuk merapikan khimarnya.

“iya, kalian turun duluan aja, nanti gue nyusul kalo udah selesai.” Jawab Aluna sambil masih menatap pantulan dirinya pada salah satu cermin masjid.

“oke, nyusul yaa” Balas Keyara

Lalu Keyara dan yang lainnya berjalan menuju tangga untuk turun.

Sementara Aluna mengambil ransel hitam yang biasa ia pakai berkuliah, kemudian gadis itu berdiri dan menatap sekelilingnya sebelum turun ke bawah menyusul ketiga sahabatnya.

“Yuk gais, pulang.” Ajak Aluna pada Nasyika, Fahrunisa dan Keyara yang sudah menunggu di pelataran masjid.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status