Arjuna menatap wastafel dengan lurus. Setelah beberapa saat, ia kemudian mencuci peralatan makan yang kotor itu. Dalam benaknya, Arjuna bertanya-tanya, kenapa beberapa hari ini Nismara selalu terlihat menghindari dirinya? Kemarin saja, Nismara langsung pergi setelah masak sarapan, biasanya Nismara selalu menunggu sampai Arjuna dan Nanda selesai makan. Hari ini juga Nismara langsung pergi ke sekolah, bahkan Arjuna tidak tahu kapan Nismara perginya.
Setelah selesai mencuci piring, karena hari ini hari Sabtu jadi kantor libur. Arjuna memutuskan untuk mengecek berkas-berkas penting kantornya, tidak lupa juga ia mengerjakan tugas yang belum selesai.Berjam-jam sudah Arjuna berkutat di depan laptop. Arjuna meregangkan otot-otot tubuhnya kemudian ia melirik ke arah jam dinding. Ternyata sudah pukul sepuluh, berarti sebentar lagi Nanda pulang. Arjuna bersiap-siap untuk menjemput Nanda di sekolah. Tapi, baru saja Arjuna membuka pintu rumah, ternyata ada tamu tak diundang ya"Kamu mau ke mana?"Tubuh Nismara menegang seketika. Kepalanya menoleh pelan-pelan ke belakang. Begitu melihat Arjuna di belakangnya yang tengah menatap dengan ekspresi datar andalannya, Nismara hanya bisa tersenyum canggung. Kentara sekali kalau Nismara sedang kaget dan menyembunyikan sesuatu."Eh, Pak Arjuna. Saya kira siapa."Arjuna mengerutkan kening. Ia sama sekali tidak mengerti dengan maksud Nismara. Jelas-jelas ini rumah Arjuna, tetapi kenapa Nismara malah kaget dan menyangka kalau Arjuna adalah orang lain?"Kamu mau ke mana? Kenapa belum ganti baju? Ayo cepat kamu ikut saya berolahraga pagi."Nismara menggerakkan jari-jari kakinya. "Aduh, Pak. Maaf, hari ini saya gak bisa. Saya harus setrika baju yang minggu lalu. Bapak olahraga sendiri saja, ya?""Minggu kemarin, kan, kamu gak ikut. Dan kamu sudah janji mau olahraga bareng sama saya minggu depan, yang artinya sekarang. Kamu jangan ingkar, ya.""Tapi, Pak," Nism
Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Nismara dan Arjuna berteduh di halte dekat dengan kantor Arjuna. Padahal ini siang hari, dan satu jam yang lalu cuaca masih cerah, malah begitu panas dan terik, tetapi sekarang malah hujan deras disertai angin kencang.Nismara melipat kedua tangannya untuk menghilangkan rasa dingin, tetapi karena dirinya tersimbah air hujan dan bajunya basah, tidak ada kehangatan sama sekali. Nismara mencoba menggosok-gosok kedua tangannya sambil meniupnya."Dingin, ya?" tanya Arjuna. Ia berbicara cukup kencang mengalahkan suara hujan yang tak kalah kencangnya.Kepala Nismara mengangguk pelan sebagai jawaban.Tanpa diduga, Arjuna menyampirkan jas kantornya pada punggung Nismara."Tidak usah, Pak. Bapak saja yang pakai jasnya. Saya gak apa-apa, kok, Pak." Nismara menolaknya dengan halus karena ia tahu Arjuna juga kedinginan.Arjuna merapatkan tubuhnya pada Nismara. Tangan kirinya merangkul bahu Nismara dengan er
Hari Selasa ini Nismara tidak sesuram seperti hari kemarin. Wajahnya lumayan cerah dan senyumannya sudah kembali terukir di bibirnya yang agak tipis. Rutinitas yang sempat ditinggalkannya kini mulai kembali dilakukan, yaitu menyirami tanaman di halaman depan sekolah dan di taman. Melihat bunga-bunga yang akan mulai bermekaran dan lebat itu entah kenapa membuat hati Nismara menjadi senang. Apa karena Nismara yang menanam semua bunga tersebut makanya ia bangga dengan hasilnya?Tukang kebun sekolah, Pak Mono memilih untuk menyapu area sekolah, padahal tadinya ia mau menyiram tanaman tapi sudah didahului oleh Nismara."Bu Nis, mau minum kopi?" tawar ibu kantin, Bu Sarni."Tidak usah, Bu. Terima kasih. Nanti saja saya pesan di kantinnya," jawab Nismara. "Hari ini di kantin ada jajanan apa saja, Bu?""Ada uli, Bu.""Sisakan buat saya enam ya, Bu Sar.""Baik, Bu." Bu Sarni masuk ke dalam ruang guru untuk memberikan pesanan kopi para guru-guru.Arjuna yang baru sampai di sekolah merasa heran
Arjuna menatap langit-langit ruang kerjanya, punggungnya ia sandarkan pada sandaran kursi sambil diputar ke kiri dan kanan. Kepalanya terus memikirkan tentang kejadian tadi pagi saat dirinya menjemput Nanda di sekolah. Arjuna tidak sengaja melihat Nismara yang lari terbirit-birit seperti tengah dikejar oleh seseorang. Dan yang membuat Arjuna heran, tumben sekali Nismara pindah tempat parkir. Kira-kira kenapa, ya? Ah, dan juga, Arjuna masih penasaran dengan jawaban Nismara ketika Arjuna menanyakan kenapa Nismara menghindari dirinya.Apa benar Nismara menghindari Arjuna? Tapi kenapa? Apa alasannya? Seingat Arjuna ia tidak membuat kesalahan apa pun. Masa iya Nismara masih dendam dengan kejadian di kebun binatang. Padahal, kan, itu sudah lama, kenapa Nismara kesalnya sekarang? Atau karena hal lain?Arjuna benar-benar tidak mengerti tentang masalah perempuan, dan Arjuna bingung untuk menyelesaikan permasalahannya."Mona, bisa ke ruangan saya?" tanya Arjuna dari
Bibir Nismara terkatup rapat-rapat. Wajahnya memang berhadapan langsung dengan wajah Arjuna, tetapi matanya menatap ke samping, pintu penghubung antara dapur dan ruang tengah menjadi tumpuan pandangannya sekarang."Kamu melihat ke mana? Saya ada di depan kamu!"Nismara masih bergeming, tidak mengindahkan ucapan Arjuna."Kamu marah sama saya? Marah karena apa? Perasaan setiap hari kita berdua marahan tetapi kamu gak pernah mengindari saya seperti sekarang. Apa ada perkataan atau perbuatan saya yang menyinggung kamu? Tapi biasanya kamu selalu menyerang balik. Atau kamu lagi kesal sama seseorang dan malah melampiaskannya pada saya? Iya?"Pak, bisa tolong lepaskan tangan Pak Arjuna yang ada di dagu saya? Jantung saya mau copot ini!!! jerit Nismara dalam hati."Kenapa diam saja?"Nismara mengerjapkan mata. Setelah berhasil menguasai diri, Nismara lalu menjawab dengan suara yang sangat pelan, seperti sebuah bisikan yang mau tidak mau membuat Arjuna semakin men
"Pak Arjuna hari ini terlihat senang. Apa ada hal bagus yang terjadi?" tanya Mona.Arjuna melirik sebentar ke arah Mona sambil memberikan kembali map yang sudah ia tanda tangani. "Saya terlihat senang? Benarkah?"Mona mengangguk. "Benar, Pak. Hari ini wajah Pak Arjuna lumayan sumringah tidak seperti beberapa hari kemarin.""Oh... hari ini saya tidak terlalu banyak pikiran. Urusan pekerjaan juga sudah hampir selesai jadi hal tersebut tidak lagi membebani kepala saya.""Emmm... apa masalah tentang hubungan teman Pak Arjuna dan pacarnya juga sudah menemukan titik terang?" tanya Mona pelan."Sepertinya mereka sudah berbaikan," jawab Arjuna. Sebenarnya ia juga tidak begitu yakin kalau dirinya dan Nismara sudah berbaikan. Tetapi hari ini ada hal bagus yang terjadi, Nismara yang selalu datang pagi dan pulang pagi lagi, sekarang ia kembali seperti sebelumnya, menunggu Arjuna dan Nanda selesai sarapan lalu berangkat ke sekolah bersama meskipun Nis
Tanpa Nismara sadari, sedari tadi Arjuna duduk di kursi meja makan sambil menatap Nismara yang sedang sibuk memasak untuk makan malam. Arjuna beberapa kali mengembuskan napas berat sambil jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja. Dilihat dari raut wajah Arjuna, sepertinya pak direktur itu sedang memikirkan sesuatu.Ketika tubuh Nismara berbalik untuk menyimpan mangkuk berisi acar, mata Nismara tidak sengaja beradu kontak dengan mata Arjuna. Nismara buru-buru mengalihkan pandangannya. Nismara masih merasa malu dengan kejadian malam kemarin saat dirinya dan Arjuna pergi ke pesta ulang tahun. Di sana Arjuna dengan santai mengatakan kalau Nismara adalah kekasihnya dan selama berada di sana, Arjuna terus merangkul bahu Nismara dan tidak pernah melepaskannya.Mengingat hal itu hati Nismara sampai sekarang masih terbawa perasaan dan membuat salah tingkah. Berbeda sekali dengan Arjuna yang memang tidak memiliki perasaan apa-apa."Makanannya sudah siap, Pak," ucap Nis
Dua hari semenjak Arjuna pulang dari perjalanan pekerjaan di Surabaya, selama ini juga Arjuna tidak pernah bertegur sapa dengan Nismara. Bahkan di rumah pun, yang biasanya mereka berdua sering berdebat, sekarang Arjuna tidak pernah berbicara pada Nismara.Kira-kira kenapa, ya? Apa Nismara berbuat salah? Tapi Nismara berbuat salah apa? Setahu Nismara, nih, menurutnya, ia tidak melakukan kesalahan. Nismara juga mengurus Nanda dengan baik. Malah wajah Nanda sekarang lebih banyak tersenyum dan pipinya sedikit chubby. Bagaimana Nanda tidak chubby, orang Nanda selalu menemani Novi makan camilan dan sering diajak makan ke sana ke mari berburu kuliner yang sedang digandrungi oleh banyak orang."Mau?" Andin menyodorkan almond crispy oleh-oleh pemberian dari Arjuna.Semua guru diberi oleh-oleh, termasuk Nismara dan keluarganya.Kepala Nismara menggeleng, menolak tawaran dari Andin. Melihat oleh-oleh itu entah kenapa membuat Nismara kesal karena teringat den