Jessica and her family went to visit her aunt during holidays,she didn't want to go along because she had a bad feeling about the house. In the same day they arrived armed man broke into the house,no one knew they reason they came but they killed her Aunt Laura and was messing around with them. Little did they know that Jessica wasn't a typical teenager. She was just walking on a thin line. They messed with the wrong house.
View MoreBRAK!
“Istriku, kenapa kamu…” Plastik yang berisi beberapa kopi gula aren terjatuh dari tangannya.
Sebagai seorang barista yang diminta menjadi petugas delivery, pesanan itu harusnya ia antarkan untuk seorang pelanggan bernama Kevin Ng. Namun, alamat pengiriman mengarahkannya pada rumah tempat ia menemukan fakta yang membuat tubuhnya lemas seketika.
Di hadapannya, Lucy Setiawan, istri yang ia kira tengah menunggunya di rumah dengan setia, kini tengah bersama seorang pria tanpa busana. Wajah Xander memucat.
Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya ketika ia melihat istrinya dipeluk pria yang ia yakini adalah sosok bernama Kevin itu. Xander bahkan sudah tak mampu berkata-kata.
Namun, sosok Kevin Ng itu bukannya terkejut atau merasa malu, justru berbicara santai.
“Wah, wah, Lucy. Sepertinya suamimu memergoki kita!” ucap pria bertubuh tinggi besar itu sambil melepas pelukannya dari tubuh Lucy, wajahnya menyungging senyum menggoda yang membuat Xander kalap.
Sementara itu, Lucy dengan wajah memerah menahan hasrat yang terjeda, menatap tajam ke arah Xander dengan seulas senyum, lalu berteriak, “Apa yang kau lakukan, Xander bodoh? Pergi! Ini bukan urusanmu!”
“Jawab dulu, Lucy! Kenapa kamu melakukan ini!?” bentak Xander, masih mencoba menjaga kesadarannya meski rasanya ia ingin pingsan saja.
Lucy, sambil menyampirkan selimut untuk menutupi tubuhnya, tersenyum sinis. “Kenapa? Kamu masih bertanya? Ayolah jangan bodoh. Jelas sekali sebabnya karena Kevin lebih kaya darimu! Bagaimana bisa kamu membandingkannya dengan dirimu yang hanya seorang barista? Aku bosan hidup miskin denganmu!”
Tiba-tiba, sebuah tawa menyeruak. Pria bernama Kevin itu melangkah ke arah Xander sambil menatapnya penuh provokasi.
“Ah, Xander. Sesungguhnya aku prihatin, Lucy selama ini tidak bahagia bersamamu. Kamu terlalu miskin, bahkan untuk membeli sebuah sepatu seharga satu juta rupiah. Sedangkan denganku, dia bisa menikmati semua hal dengan mudah.” Kevin Ng dengan kurang ajar, mengedipkan mata genitnya ke arah Lucy.
Seketika, Lucy tersenyum cerah.
Ia menyambut lirikan maut Kevin, seolah-olah Xander tidak ada di depan mata. Bahkan, tidak ada raut penyesalan, apalagi ekspresi malu sedikit pun atas perbuatan perselingkuhannya yang dipergoki Xander.
Dengan suara merdu yang dibuat-buat, ia berbicara penuh kelembutan, “Kevin baru saja membelikanku mobil mewah keluaran terbaru. Bahkan, ia berjanji proyek besar dari perusahaan ayahnya akan diserahkan pada perusahaan keluarga Setiawan kami.”
Jika aku mau melayaninya di ranjang, aku akan diangkat menjadi direktur Setiawan Group dan memperoleh status yang tinggi di kota ini! Sedangkan denganmu, yang kudapat hanyalah kesengsaraan, Xander!”
Xander hanya menelan ludah mendengar ini. Selama menjadi suaminya, Xander selalu berusaha sekuat tenaga memenuhi segala permintaan Lucy. Namun, segala usahanya justru tak dihargai sama sekali oleh Lucy. Bahkan, ia membalasnya dengan perbuatan yang tercela!
Melihat keadaan genting itu, Kevin masuk dan menambah keruh suasana. “Sebenarnya, aku memesan kopi itu agar kamu sendiri yang akan mengantarkannya, melihat sendiri kejadian ini. Dan, sepertinya rencanaku berhasil!” ucap Kevin seraya menyunggingkan senyum picik.
Xander mendelik, bajingan ini telah merencanakan semuanya? “Sebaiknya kamu enyah dari sini, sampah! Orang sepertimu tidak pantas hidup layak seperti kami para orang kaya!” ejek Kevin Ng.
“Keparat kau, Kevin! Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu!”
Xander tak bisa lagi menahan emosinya. Dengan gegabah, ia menyerbu ke arah Kevin, mengarahkan pukulannya ke wajahnya. Namun, dasar Xander yang dipengaruhi emosi, Kevin yang memang memiliki postur lebih besar dengan mudah menangkis pukulannya.
Ketika Xander lengah, sebuah tendangan menghantam dadanya dan membuatnya terpental membentur dekorasi kuno di kamar itu. Kepalanya tanpa sengaja membentur sebuah patung giok berkarakter wanita yang tersenyum bijaksana, sementara lampu hias di dekatnya memercikkan kilatan saat tegangan listrik rendah putus dan menyengat Xander.
"ARRGH!"
Seketika dunia berubah menjadi gelap. Xander kehilangan kesadarannya.
Namun, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan cahaya-cahaya putih yang berkelebat.
Dalam penglihatannya, ia berada di sebuah taman yang sangat luas. Pohon-pohon willow berjajar rapi, sementara daun-daun tanaman wisteria yang berwarna mencolok tampak indah dan memukau.
Namun, ia hanya sendirian di sana. Suasana terasa aneh dan misterius.
“Apakah kamu ingin mengubah hidupmu?” Sebuah suara tiba-tiba terdengar di benaknya.
Xander berpaling dan terkejut.
Seorang perempuan berwajah cantik dengan pakaian zaman kuno berdiri di depannya.
Aneh, wajah perempuan ini mirip dengan salah satu patung giok yang berjejer di meja kamar Kevin.
“Apa yang terjadi? Apakah aku bermimpi?” batin Xander tak percaya.
Suara perempuan itu kembali bergema di benak Xander.
“Selamat! Kamu adalah salah satu manusia yang beruntung bertemu denganku secara tidak sengaja. Aku memberikanmu sistem kekayaan, yang akan membuatmu membalas dendam dan mengubah takdirmu!”
Dia mengusap wajah Xander. Tangannya terasa dingin namun halus seperti pualam. Tiba-tiba, sebuah layar terpampang di depan matanya. Anehnya, ada suara yang terdengar di telinga, mirip suara robot.
[Selamat, Xander Sanjaya. Anda sudah mengaktifkan sistem kekayaan. Silahkan tunggu quest dari Sistem!]
Perasaan gugup memenuhinya, tidak mengerti kenapa semua ini tiba-tiba melandanya.
“Tunggu sebentar. Apa itu sistem kekayaan? Aku tak mengerti!” teriak Xander tidak percaya. “Dan tolong jelaskan siapa Anda!”
Namun, Xander langsung merasa mengantuk dan ingin tertidur. Tak lama kemudian, ia kembali ke posisi semula, tidak sadarkan diri.
Xander seketika terbangun dan menyadari dirinya berada di sebuah jurang pendek dengan tanaman perdu liar mengitarinya.
“Lucy... Lucy Setiawan!” desis Xander, mencoba berdiri sekali lagi. Ingatan tentang pengkhianatan istrinya itu masih membekas di kepalanya.
Kali ini dia berhasil berdiri tegak, meski punggungnya masih menahan sakit.
Saat mendongak ke atas dan melihat kedalaman jurang yang mencapai tiga meter serta ditumbuhi tanaman perdu liar, Xander mengepalkan tangannya marah.
Sejak bertahun-tahun menikah, Lucy tak pernah sekalipun membiarkan tubuhnya disentuh oleh Xander. Ternyata, ia telah menyimpannya untuk orang lain.
Xander seketika putus asa. Harapan untuk hidup langsung sirna saat membayangkan diselingkuhi dan menyaksikan sendiri Lucy bersama Kevin di kamar.
Sambil berbaring lagi di antara rumput tebal, Xander membayangkan kemungkinan terbaik baginya saat ini.
Namun, pelan-pelan bayangan pertemuannya dengan perempuan cantik dan kuno itu kembali muncul di ingatannya. Matanya terbelalak dan ia langsung teringat.
“Sistem kekayaan? Apa maksudnya aku mendapatkan uang begitu banyak?”
Tetapi, seketika Xander menepis anggapan tersebut. Menurutnya, kejadian yang ia alami mungkin saja hanya mimpi.
Kepalanya terbentur begitu kuat ketika ia dihempaskan oleh Kevin. Jadi, wajar saja mimpi seperti itu bisa lolos ke kepalanya.
“Tidak, tidak mungkin. Itu hanya terjadi di novel-novel online yang aku baca. Jangan bodoh, Xander!”
Pria itu kini berdiri dan berusaha memanjat keluar dari jurang itu.
Tuut!
Tiba-tiba, sebuah pesan singkat masuk ke gawainya. Namun, tanah yang menempel menghalangi tulisan yang muncul di layar.
Setelah susah payah membersihkannya, nama bank tempatnya menabung tertera di aplikasi pesan.
"Dari Bank Central Halilintar?" batinnya dengan ekspresi heran.
Xander tak pernah menduga ini ada hubungannya dengan mimpi semalam, sesuatu yang akan membuat impiannya menjadi kenyataan.
Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, tulisan di layar ponselnya terbaca samar-samar.
[Saldo rekening Anda bertambah sejumlah Rp. 1.000.000.000.000.000,-]
Bersambung
It felt as if I moved an inch that mom would smack my head because I could see how angry she looked, so I stayed put, not breaking eye contact as I spoke."Am not with any gun". I said and her eyes narrowed."Jessica don't joke around with me". Mom warned. "I told you I am not with any gun mom". I stated plainly."Mom, what's wrong?". I heard Rebecca ask as she stood at the stairs. "Nothing... Rebecca". Mom said to Rebecca. "Go and freshen up". Mom said to me as I walked up the stairs like nothing happened. Was she giving up that easily? I thought mom would drag this further but she didn't. I expected her to at least search me….well it doesn't matter if she believed me or not but I needed the gun for my defense. It's not like I loved lying but it was necessary that I defend myself. The l
I walked into the alley and took out the gun from my backpack,the alley was a bit dark but I saw the two unarmed men that was in the car following me walk into the alley with me and I shook my head at their stupidity, they really no nothing about this place because if they did they won't have come here to meet me. I tilted my head to the side as I raised the gun and shot the first man on his shoulder. "Don't move...hands up". I told the other guy with him who raised his hands. "You too". I pointed the gun at the other guy who I shot and he was reluctant to raise his hand. Am sure someone must have heard the gunshot by now,I just hoped that the police were on the way. Even if I wanted to shoot them I still didn't want the police to pry deeper into my life they might find something I don't want anyone to find.
When you are given bad news you always need time to process what has just been said and that was what I did.I just stayed still trying to process what my mother had just said,how could this be?"Jessica, Jessica can you hear me?". Mom asked, snapping me out of my thoughts as I nodded.I wasn't prepared for the unexpected news she just gave,even though I didn't like him that much he still supported me at times during hard trials.This was a really big blow to my family. How will I survive this?I saw him in goo
My mom continued crying and I just watched her cry. My mind was still in a daze,somehow I survived last night and I won't say I wasn't thrilled but I know I wasn't happy about it.Rebecca finally made her appearance from nowhere and with my mother hugging her tightly as she sobbed as well,I was probably the only weird one in the family because I wasn't crying.Heck I didn't even know what was making my mother shed tears, Rebecca maybe was crying because she was scared but I knew my mom's case was different,I haven't seen her crying this openly before.I was exhausted mentally so I left both of them and went and
The shooting continued and then someone started kicking out mom's door and we all had to hold onto the wardrobe so they wouldn't push it away."They are in here!". I heard a man yell as he continued kicking the door and we pushed the door with all our strength."Rebecca come over here and help us". Mom half yelled at Rebecca who was still sitting on the floor cowering in pain.Rebecca seemed to be in a different word as she ignored mom's words and held onto her knees shaking in fear."Rebecca!". Mom yelled at her but she still ignored her,I don't think Rebecca Dan even heard her let alone what was actually happening around her. It seemed as if Rebecca was in a trance and couldn't be woken up.
I checked the time it was 2: 43 am in the morning. The men actually came and they were early at that,I didn't hear the bell but I definitely heard the scream. He screamed like a schoolgirl that got her hear broken ,how ridiculous. I took my baseball bat as I peeked out my door and I saw and I saw flashlights on, I called the police and they were already aware of the situation,good this was why I liked the police in our modern city,they were always fast. Did mom call them? I Called mom and she answered in the first ring."Am awake". That was the first thing she said. Who would even not wake up after such a scream? "I just wanted to be sure". I replied. "Be careful and don't leave your room,I called the police already". Mom said,looks like great min
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments