Share

#3

"Ra, bangun" ucap Beno sambil mengusap pelan kepala Lara yang berada di dadanya. Lara memeluk Beno seakan akan seperti guling. Lara pun menggeliat dan membuat Beno terdiam tak bergerak sedikit pun.

"I-ini kamu yang peluk loh ya, bukan saya" ucap Beno

"Huh?" Gumam Lara masih mengantuk

"Ra, kamu ga akan sarapan?" Tanya Beno lagi, sambil mengusap kepala Lara lagi yang masih berada di dadanya.

"Mau, mas yang bikin?" Tanya Lara dengan mata terpejam dan tidak berubah posisi sedikit pun

"Gimana saya mau bikin, kalau kamu masih peluk saya"

"Peluk?" Ucap Lara lalu seketika bangun dari tidurnya, menyadari bahwa ia bukan memeluk guling bergambar wajah idol korea kesukaannya

"Saya buat sarapan dulu ya Ra" ucap Beno sambil tersenyum dan meninggalkan kamar Lara

"I-iya mas" jawab Lara gugup

Lara pun mengutuk dirinya karena tanpa sadar memeluk Beno saat tertidur. Tak mau terus memikirkan itu, Lara pun membersihkan diri ke kamar mandi dan bersiap untuk sarapan.

Setelah itu, Lara menghampiri Beno yaang berada di dapur.

"Mas, mau saya bantu?" Tanya Lara

"Sudah beres kok Ra, ayo makan dulu" ajak Beno sambil membawa dua piring nasi goreng ke meja makan.

"Hari ini kamu ada rencana apa?" Tanya Beno

"Hari ini? Kayanya di rumah aja mas, kenapa mas?" Tanya Lara

"Saya juga di rumah saja" jawab Beno

"Nasi goreng mas enak" ucap Lara sambil tersenyum

"Buatan kamu juga enak Ra, tapi sayang.." ucap Beno sambil mengambil sebutir nasi di sudut bibir Lara

"Ke-kenapa mas?" Tanya Lara

"Saya selalu makan dalam keadaan dingin"

"Iya deh nanti saya masakin sarapan  mas nya bangunnya agak pagian dong kaya hari ini" ucap Lara

"Atau saya tidur bareng kamu saja ya, biar bangun pagi terus" goda Beno

"Boleh, asal mas ga ngapa ngapain saya" tantang Lara

"Lho bukannya kamu ya yang peluk peluk?"

"I-itu kan ga sadar"

"Ya berarti saya juga bisa ngapa ngapain kamu secara ga sadar"

"Mending beda kamar sih kalau gitu" ketus Lara lalu menyimpan piring kosong ke wastafel dan pergi ke ruang tv lalu berbaring di sofa sambil menonton drama korea yang belum tamat ia tonton.

"Habis makan jangan langsung baring, nanti pembengkakan jantung" ucap Beno

"Geser dong saya juga mau duduk" lanjut Beno dan mau tidak mau Lara berubah posisi menjadi duduk

Lara mengusap ngusap perutnya dengan wajah yang resah. Lalu ia pergi meninggalkan ruang tv dengan Beno yang melihat kepergiannya. Rupanya Lara pergi ke kamar mandi, tak lama ia pun keluar dan baru beberapa langkah lagi ia kembali ke kamar mandi. Beno yang memperhatikan Lara bulak balik kembali ke kamar mandi pun memutuskan untuk menuju ke kamar mandi.

Tok tok

"Ra, kamu gapapa?" Tanya Beno berdiri di depan pintu kamar mandi

"Mas boleh minta tolong ga?" Teriak Lara dari dalam kamar mandi

"Kamu kenapa Ra?" Tanya Beno khawatir

"Ambilin i-itu ehm pembalut di kamar" ucap Lara sedikit ragu

"Iya boleh, dimananya?" Tanya Beno

"Di lemari mungkin, kalau ga ada di meja" jawab Lara

"Tunggu, saya ambilkan" ucap Beno lalu memasuki kamar Lara dan mencari benda yang di butuhkan Lara. Setelah mencari di lemari juga di meja sesuai dengan yang Lara ucap, Beno tidak menemukan itu.

"Ara, ga ada. Saya sudah cari di kamar kamu" ucap Beno di depan pintu kamar mandi lagi

"Kayanya abis mas. Tolong beliin ya mas, aku ga bisa keluar. Perut aku masih sakit soalnya" ucap Lara

"Karna nasi goreng saya?" Tanya Beno merasa bersalah

"Bukan mas bukan, karena haid. Tolong beliin ya mas--" teriak Lara lagi

"Iya sebentar" jawab Beno lalu ia pergi ke minimarket yang hanya berjarak beberapa rumah dari kediamannya.

"Bodoh, saya harus beli jenis apa? 23 cm? Slim? With swing? Pantyliner? Night? Beli semua saja lah" ucap Beno sambil memasukkan beberapa jenis pembalut

Minuman untuk haid

Ketik Beno di mesin pencarian di handphonenya.

"Kiranta?" Ucap Beno sambil mengelilingi minimarket itu untuk mencari jamu dalam botol

●●●

Tok tok

"Ra, ini" ucap Beno, lalu pintu kamar mandi terbuka dan muncul sebuah tangan dari dalamnya.

"Maka-- mas gila kok banyak banget" ucap Lara kaget

"Saya bingung harus beli yang bagaimana" ucap Beno menunggu di depan kamar mandi dan tak lama Lara keluar dengan masih memegang perutnya.

"Masih sakit? Kamu kelihatan lemas" ucap Beno dengan khawatir

"Gapapa mas, udah biasa kok--" lalu Lara melangkah dan hampir terjatuh jika saja Beno tidak segera menangkapnya

"Saya antar ke kamar ya" ucap Beno sambil menggendong Lara dengan punggungnya

"Katanya kalo minum ini sakitnya bakal reda. Ehm setidaknya mengurangi" ucap Beno sambil menyodorkan sebotol jamu

"Ini satu lagi, kamu nanti tempel di area perut yang sakit tapi jangan langsung tempel di kulit" ucap Beno lagi sambil menyodorkan sebuah benda seperti plester namun berukuran sebesar tangan dewasa.

"Makasih mas" ucap Lara

"Kalau butuh sesuatu, teriak saja. Saya ada di ruang tv" ucap Beno dan Lara balas mengangguk

"Mas Beno emang perhatian gitu? Atau dia udah mulai cinta? Duh" gumam Lara

●●●

Setelah berjam jam nya Lara tidak keluar kamar dan langit sudah berwarna gelap. Beno mencoba untuk memasuki kamar Lara, khawatir sesuatu terjadi kepada Lara.

Tok tok

"Masuk aja mas" teriak Lara

"Kamu ga akan makan?" Tanya Beno sambil melangkah memasuki kamar Lara dan menghampiri Lara yang sedang mengerjakan tugas gambar teknik.

"Nanti mas, mas aja duluan" jawab Lara

"Kamu dari pagi belum makan lagi, simpan dulu tugasnya" titah Beno

"Dikit lagi beres mas"

"Yasudah, diminum saja dulu ini selagi hangat agar perut kamu enakan" ucap Beno sambil menyimpan gelas berisi wedang jahe yang masih hangat dan tangan Lara pun mengambilnya tanpa melihat ke arahnya.

Byur

Wedang jahe itu tumpah dan terkena tugas Lara.

"Yah! Tuh kan tumpah. Mas sih kenapa kasih minum terus disimpen disitu lagi" marah Lara

"Itu tangan kamu nyenggol gelasnya. Kok malah nyalahin saya salah simpen" ketus Beno

"Yaiyalah, kalau mas ga simpen disitu. Saya ga akan nyenggol gelasnya. Tugasnya dikumpul besok lagi" cerewet Lara

"Ya salah kamu kenapa mengerjakan tugas mepet deadline?"

"Kok salahin saya? Hak saya dong mau kerjain kapan. Mau kerjain mepet deadline atau ga dikerjain sama sekali. Ga ada rugi nya buat mas juga. Gini deh mas, mas gausah cape cape perhatian sama saya. Sampe sampe mikirin saya makan atau engga, bikinin minum buat ngeradain sakit saya. Gausah deh mas, karena saya ga butuh perhatian mas. Lagi pula saya ga perhatian ke mas juga kan? Ga bikin saya jatuh cinta sama mas, susah mas. Jadi mas gausah keluarin tenaga lagi buat bikin saya cinta sama mas" marah Lara dan Beno hanya terdiam melihat ke arahnya. Sampai akhirnya Beno keluar kamar tanpa menunjukkan reaksi sedikitpun.

Apa yang dikatakan Lara, tidak sepenuhnya benar. Tapi Lara juga bersalah, karena dia sedang emosi ketika mengatakannya. Juga Beno yang hanya terdiam saja, tidak mengelak untuk menyatakan bahwa ia tulus memberikan perhatian kepada Lara bukan semata mata ingin membuat Lara jatuh cinta kepadanya.

Tepat tengah malam Lara keluar dari kamarnya dikarenakan lapar dan juga tugasnya sudah selesai dikerjakan ulang olehnya. Setelah Lara membuka pintu kamarnya, terlihat Beno yang duduk di kursi ruang tv sambil menyilangkan tangannya dengan terkantuk kantuk. Lara menuju dapur dan mengambil makanan yang sudah di buat Beno tadi meskipun sudah dingin, setidaknya cukup untuk mengisi perut kosongnya. Lara membawa piring tersebut ke ruang tv dan memakannya disamping Beno sambil menonton acara pertandingan sepak bola.

Merasa ada yang bergerak disampingnya, Beno pun terbangun dan melihat kearah Lara yang sedang makan.

"Mas ga tidur?" Tanya Lara dan Beno hanya terdiam menatap iklan di tv

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status