All Chapters of Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia): Chapter 41 - Chapter 50
167 Chapters
Bab 41 Tidak Tahan Lagi!
Risa yang dalam keadaan memalukan barusan, bukankah seharusnya yang menjadi pihak yang marah-marah? Kenapa malah dia yang bersikap tidak masuk akal begini? Apa dia marah lagi gara-gara menciumnya tidak tahu malu di kamar mandi tadi? Mana dia tahu itu bukan mimpi! Ish! sebal! Wanita berkaos putih dan cardigan orange tipis ini memasang wajah datar. “Kenapa memasang muka begitu?” sinis Shouhei menyipitkan mata, dingin dan gelap. “Ti-tidak, Pak...” Buru-buru Risa mengubah ekspresinya, ketahuan menatapnya aneh dalam keadaan setengah melamun. “Shouhei!” bentaknya lagi, memperingatkan Risa. Wajah mendungnya cukup untuk membuat satu negara menyerah. “I-iya... Shou-Shouhei...” ‘Memang kita seakrab itu sampai harus memanggil nama segala?’ batin Risa, menggerutu pelan. “Cepat makan. Setelah itu segera tidur. Besok, kita memiliki jadwal yang padat. Kejadian di kamar mandi, jangan sampai terulang kembali. Mengerti?” Risa menyendok malas-malasan masakan yang tidak jelas dibuat oleh pria
Read more
Bab 42 Keyakinan Kita Sama
Risa Abdullah terbengong kaget. Sang pria sudah memegangi kedua pundaknya, dia sendiri memeluk kado itu di dadanya, mata saling pandang. “A-ada apa, Pak?” gagap Risa, keringat gelisah. Mata mengerjap bodoh. “Kamu ingin mengembalikan hadiah dariku?” Keningnya mengencang tak suka, terdengar menyindir. “I-ini terlalu berlebihan, Pak!” Sebelah kening Shouhei naik penuh ancaman. Dia tidak mau menerima hadiah kecil begini? Apakah dia hanya mau menerima hadiah bernilai milyaran rupiah darinya yang dia pikirnya dari pria berkacamata itu? Apakah hadiahnya ini terasa kurang di matanya? Ataukah karena bukan dari pria sialan itu, makanya tidak mau menerimanya? “Berlebihan bagaimana? Aku merusak ponselmu dengan sengaja, sudah seharusnya aku menggantinya yang lebih baik, bukan?” Risa Abdullah yang ingin membantah, akhirnya menerima hal itu dengan tidak rela. “Lantas, kenapa Anda mencari saya? Apakah ada hal yang perlu bantuan dari saya?” Risa bergerak tak nyaman selama kedua bahunya dicen
Read more
Bab 43 Percakapan Aneh antara 2 Pria
Risa membulatkan mata. Kaget! Memang jelas tertulis di sana keyakinan sang pria benar-benar sama dengan dirinya. Hilih! Dari segi mana pria ini terlihat sebagai pria yang memiliki keyakinan yang sama dengannya? Lihat dia saja sholat tidak pernah! Kalau cuma ucapan salam, dia masih maklum karena beberapa teman non-Islamnya juga sering mengucapkannya karena kebiasaan. Pria itu juga tidak pernah didengarnya mengucapkan kata-kata khas seseorang yang memiliki keyakinan yang sama dengannya selain ucapan salam semata. Sewaktu acara sambutan, dia minim bicara. Hanya mengatakan hal-hal seperlunya, dan Risa pikir, dia hanya mencoba menyesuaikan diri karena para bawahannya sebagian besar adalah penganut utama di negara mereka. Dia tidak menyangka, ternyata bosnya yang keturunan Jepang tulen ini adalah seorang pria berkeyakinan sama dengannya. “Kenapa kamu menatapku begitu lagi? Apa yang ada di otakmu ini?” ledeknya dengan telunjuk mengetuk-ngetuk gemas pada pelipis sang wanita yang masih t
Read more
Bab 44 Apa Kamu Setuju?
Di luar hotel, wedding venue. Siang hari. Rapat akhir sebelum pengambilan gambar dimulai berjalan cukup ringkas dan padat. Risa Abdullah lagi-lagi tidak memahami apa yang terjadi di meja rapat tersebut dengan banyaknya orang di sana, saling berdebat dan bertukar pikiran dengan penuh semangat. Bahkan, ketika sekarang mereka sudah mulai bekerja, hanya bisa melongo hebat melihat semuanya seperti anak kecil yang polos. Para anggota tim lalu lalang dengan sibuknya di depan mata wanita ini. “Risa, kamu suka yang mana?” Shouhei bertanya kepadanya dengan menunjukkan sebuah buku berisi beberapa konsep pre-wedding. Pria itu berdiri dengan sangat tegap dan gagah dalam balutan kemeja putih dan lengan panjang sudah digulung. Sosok tingginya menutupi sang sekretaris dadakan yang tengah duduk di bawah payung pantai besar. Sedangkan Risa memakai sifon putih lengan panjang dan rok selutut hijau gelap. Lebih cocok untuk berada di kantor. Sebenarnya mereka berdua ke sini kerja apa, sih? Beberapa k
Read more
Bab 45 Pria Tidak Bermoral!
Mereka berdua sekarang memang terlihat seperti sedang akan melakukan pernikahan modern. Tapi, bagi Risa, godaan bosnya membuat hatinya tidak karuan. Dia pasti hanya ingin bermain-main saja, ingin menggodanya seperti pria lain yang suka melihat mainan baru. Kalau sudah bosan, tinggal dibuang saja. Tapi, kapan dia akan dibuang, sih? “Anda jangan bicara yang aneh-aneh. Kalau ada yang mendengarnya, bagaimana? Apa saya harus menulis peringatan saya di tangan Anda juga?” sindirnya kesal, membalik kata-kata pria itu yang pernah ditujukan kepadanya, sudut bibirnya berkedut jengkel. “Selain itu, kalau tidak memikirkan pekerjaan dan kerja keras semua orang, saya juga tidak mau melakukan ini! Si fotografer itu juga sangat mendesak, sangat cerewet. Jadi, jangan berpikir saya melakukan semua ini dengan senang hati!” Risa melotot marah, tapi dilakukan diam-diam dengan tubuh dimajukan. Melihat pemandangan ini, membuat semua orang langsung salah paham. “Wuah! Wuah! Tidak menyangka kalian ternyat
Read more
Bab 46 Perasaan Adnan yang Kacau
Pemotretan pre-wedding foto utama dilakukan ketika matahari telah berwarna jingga indah, tenggelam di peraduannya yang sangat memukau garis laut yang bergelombang lembut. Jingga lembut yang menawan, bercampur keemasan yang sangat memikat mata, menggetarkan hati, dan membuat siapa pun yang memandangnya berlama-lama akan tenggelam dengan suasana romantis dan damai. “Baik! Sekali lagi! Ok! Tahan! Jangan kaku! Lebih alami lagi!” “Ingat apa yang aku katakan sebelumnya, Risa!” Clara dengan tegas memandu kedua manusia dengan perasaan hati yang masing-masing bertolak belakang itu. Kali ini pakaian yang dikenakan keduanya adalah jas hitam dan dres putih yang lumayan anggun dan manis. Beberapa kali mereka harus melakukan pose yang saling berhadapan mesra, atau pun hanya duduk di bebatuan dan pasir pantai dengan menghadirkan atmosfer saling mencintai satu sama lain. Ini sedikit agak berat bagi sang model wanita, tapi tidak dengan Shouhei yang notabene hanya memancarkan rasa cintanya dengan
Read more
Bab 47 Aku akan Bertanggung Jawab
Pemotretan akhirnya selesai setelah jam menunjukkan pukul 18.35. Semua anggota tim segera membereskan perlengkapan dengan hati lega. Ada yang bersenandung riang sambil bersiul, ada pula yang asyik mengobrol satu sama lain. Kedua tangan mereka tentu saja tidak lepas dari kesibukan masing-masing. Di sebuah kafe tak jauh dari tempat pemotretan wedding venue. “Bagaimana? Bagus, kan?” Clara tampak puas dengan hasil tangkapan fotonya, menatap penuh minat dua orang yang menjadi modelnya hari ini. Ketiganya duduk di sebuah meja set kayu dengan payung pantai terbuka di bagian atas. Dari jauh, James melambaikan tangan dengan wajah tampannya, sedikit bloon dan cengengesan. Shouhei meliriknya sejenak, lalu diabaikan. Kembali fokus kepada Risa di sebelahnya yang sibuk mengamati foto-foto pre-wedding di layar laptop Clara. “Tolong beri tahu aku foto-foto mana saja yang menurutmu bagus. Nanti aku akan menyortirnya lagi agar bisa menjadi foto yang pantas untuk dipajang.” Clara mendekatkan tubuh
Read more
Bab 48 Pasangan yang Sangat Serasi
“Kita akan segera menikah bulan depan,” balas Shouhei tegas, wajah sangat serius, tapi ada kesan lucu dari sikapnya. Sudut mulut Risa berkedut kesal, salah tingkah dan serba salah, seketika saja merasa K.O karena tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapinya. Suka-suka dialah kalau begitu. Capek! Terserah mau bicara apa! Risa muak mendengar hal tidak masuk akal yang sama terus darinya! Wanita ini akhirnya mengalah, ikut bersandar dengan tangan mereka berdua masih saling terjalin di salah satu pegangan kursi. Keduanya menatap ke arah yang sama, melihat anggota tim mereka sibuk tertawa dan bercanda di kejauhan sana. ‘Dipikir-pikir, tidak buruk juga seperti ini,’ batin Risa yang menyadari betapa tenang dan damainya duduk bersama Shouhei di sebelahnya. Tidak melakukan apa-apa selain hanya berpegang tangan dan diam membisu, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Beberapa saat kemudian, sebuah flash menimpa tubuh keduanya yang tidak sadar ketiduran di meja tersebut. Dengan wajah bant
Read more
Bab 49 Jangan Coba-Coba Pikirkan Pria Lain!
Clara sangat dewasa dan begitu profesional. Walaupun sempat galak di saat bekerja, tapi tata kramanya benar-benar membuat orang iri dan sungkan di saat yang sama. “Ambil saja semuanya, biar tidak perlu beli ke apotek lagi.” “Terima kasih,” balas Risa tersenyum gugup, menerima obat tersebut yang berada di dalam botol putih tanpa ada label apa pun. Risa langsung meminum 1 tablet obat itu tanpa ragu. “Kamu tidak curiga obat apa itu? Langsung meminumnya? Bagaimana kalau itu adalah obat perangsang yang kuberikan dengan niat buruk?” goda Clara dengan tatapan jahil. Senyum dingin dan liciknya tertarik penuh minat. Kontan saja Risa tersedak air hingga terbatuk-batuk. Wajah menggelap suram. Clara lalu terbahak keras, membuat beberapa kru spontan berbalik ke arah mereka dengan tatapan penuh tanda tanya. “Abaikan saja. Hanya perbincangan kecil,” terangnya pelan, melambaikan tangan di udara dengan gerakan anggun bak seorang nyonya besar. Para kru lalu mengabaikan mereka sesuai perintah. To
Read more
Bab 50 Tidur Seperti Sapi
Setibanya di kamar mewah mereka, Risa Abdullah telah bersiap-siap untuk tidur di kasur empuk yang menggoda. Dia telah membersihkan diri dengan sabun yang sangat harum dan segar. Namun, baru saja ingin melemparkan diri ke kasur, pintunya diketuk dari luar. Mata wanita ini tiba-tiba mendatar sebal, merajuk bak anak kecil. Siapa lagi yang akan datang ke kamarnya malam-malam begini di ruangan Presidential Suite kalau bukan bos anehnya itu? Risa yang sedang memakai jubah mandi berdiri dalam pose miring sambil bersedekap bertopang dagu, menatap penuh pertimbangan ke arah pintu di depannya. Buka atau tidak? Kalau hanya sekedar mengganggunya, dia benar-benar malas meladeninya! Dipikir-pikir, bosnya itu mirip sekali dengan anak kecil yang kurang perhatian! Harus bagaimana dia menghadapinya sekarang? Rasa takut Risa tergusur oleh sikap kesalnya terhadap Shouhei. Bagaimanapun, kesabaran seorang manusia ada batasnya, kan? Begitu juga dengan ketakutannya! Dia muak dengan sikap mesum-mesum
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status