All Chapters of Pesona Sang CEO: Chapter 51 - Chapter 60
90 Chapters
Bab 50. Kedatangan Rangga
Sekilas Devi menatap mobil warna putih melintas tepat disampingnya yang melaju dengan kecepatan penuh. Hanya seperkian detik saja Devi melihat mobil putih itu menyalip dan hampir menyenggol bis dihadapnya. Nyaris kecelakaan. Entah apa yang terjadi jika dua kendaraan itu saling bersentuan. Bukan hal itu yang mengusik Devi tapi mobil itu mirip milik Rangga. Meskipun di jalan mobil warna putih tidak terhitung  namun melihat mobil warna putih yang baru sja melintas benar-benar mengusiknya. Taksi online itu benar-benar melaju ke Malang melalui jalan tol lalu menuju ke kota Batu. Sampailah di alun-alun Batu, sopir itu menunggu di parkiran dan Devi sebentar saja keliling taman. Bukan mendapatkan fikiran fres justru semakin stress, kala melihat sepasang kekasih saling bercengkrama. Devi yang malas lantas meminta balik ke Surabaya. Namun baru saja membuka pintu gerbang ia telah mendapatkan pemandangan yang ingin membuat lari
Read more
Bab 51. Sebuah Kejujuran
Devi tak menjawab, hatinya begitu bergemuruh. Hatinya terasa diremas hingga hancur. Pria kesayanganya ternyata benar-benar menunggu di ruang tamu. Termenung sendiri dengan makanan dan minuman yang disediakan asisten rumah tangga Devi.   Biasanya dari tangan Devi sendirilah segelas air putih untuk Rangga disediakan.   Tepat pukul delapan malam ketika Jessy telah terlelap. Saat Devi selesai membacakan sebuah buku dongeng si kacil di halaman nomer tiga, dengan perasaan penuh harap Devi turun ke ruang tamu. Berkali-kali dirinya berdoa semoga Rangga sudah pulang.   Jika menurut jadwal hari ini yang Devi ketahui malam ini kekasihnya harus ke luar kota. Dengan langkah yakin Devi berjalan menyusuri tangga.   Matanya tertuju pada rambut yang sedikit ikal masih di tempat yang sama. Bahkan Rangga menyadari kehadiran Devi.   Dua hati berdetak kencang dengan emosi yang belum tersalurkan.
Read more
Bab 52. Bersama Goman
Rona wajah Devi memerah, ia berkali-kali mencoba napas panjang. Melongarkan dada yang terasa sesak. Berusaha merangkai kata yang paling tepat untuk pria dihadapnya sekarang. Untuk Rangga yang begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu Devi. Dan malam ini Devi bagai binatang setelah hibernasi panjang, ia harus keluar dari tempat persembunyian. “Kamu pernah bilang jika kamu akan hidup di masa depan bersamaku, bukan masalaluku.” Butiran air menetes di sudut mata Devi, entah mengapa malam ini ia merasa sangat takut. Takut dengan banyak kemungkinan dan kehilangan. “Bukan itu yang jadi masalah tapi aku ingin sebuah keterbukaan.” Dengan napas panjang Devi menceritakan sebuah hal yang tak seorang pun tahu. Sebuah rahasia besar yang ia sembunyikan selama bertahun-tahun. Sebuah rahasia yang ia sendiri tidak yakin apakah benar hal itu terjadi. *** Sebuah ambisi seorang perempuan untuk hidup mandiri, secara finansial dan kuat secara mental. Tidak bergantung kepada orang
Read more
Bab 53. Pudarnya Pesona Sang CEO
”Aku hidup denganmu bersama masa depan bukan masalalumu!” Itulah kata yang pernah terlontar dari bibir pria yang kini melangkah ke arah keluar, dengan segudang kecewa tentang masa kelam Devi. Ia pergi tanpa sepatah kata pun. Sedangkan Devi menatap dengan air mata yang tak terbendung. “Tunggu Rangga!” Devi melangkah mendekati Rangga, namun pria itu terus melangkah tanpa peduli jeritan Devi. “Apakah kamu akan meninggalkan aku setelah aku berkata jujur?” Devi kembali melontarkan pertanyaan konyol. Persis seorang remaja, dengan wajah memalas berharap Rangga membalikan badan lalu kembali menatap dirinya. Rangga tak menjawab, ia buka pintu mobil tak perlu butuh semenit derung suara ,mobil Rangga pergi meninggalkan pekarangan rumah Devi. Bibir Devi masih bisa tersenyum dengan senyuman getir, diikuti air mata berlinang ia melangkah dengan malas. Masuk rumah lalu menuju kamar Jessy. Dengan tatapan tanpa arah ia memandang putri kecilnya. Wajah ayu nan polos itu terlelap seolah tak terganggu
Read more
Bab 54. Wanita Tanpa Arah
Di hari ke tujuh setelah tragedy malam itu, Rangga benar-benar menghilang dari hidup Devi. Seluruh kontak telah Rangga blokir, hingga Devi benar-benar kesulitan untuk menghubungi Rangga. Di tengah-tengah urusan yang begitu pelik, Devi dalam diam terus berusaha untuk bisa bicara dan bertemu dengan Rangga. Ia sisihkan urusan soal ayah kandung Jessy termasuk tentang keraguan yang beberapa hari menyerangnya. Devi sendiri telah yakin jika Rangga sosok laki-laki yang baik, yang selama ini ia kenal. Ia begitu dekat dengan Jessy, tak akan mungkin begitu saja membenci bocah kecil itu. Terlebih lagi dengan dirinya, Devi telah yakin jika selama ini ia mencintai laki-laki yang tepat. Jika diingat malam terakhir dirinya menghabiskan waktu berdua, sangat jelas jika Rangga benar-benar telah jatuh hati pada Devi. Jadi saat ini Devi yakin, jika pria yang ia cintai itu hanya butuh waktu untuk tenang. Mungkin saja Rang
Read more
Bab 55. Babi!
Cinta adalah pedang bermata dua. Ia bisa membunuh dan juga menghidupkan. Seperti cinta Adam pada Hawa yang buta. Yang membuat Adam lupa akan janjinya pada Tuhan untuk tidak memakan buah terlarang. Hingga akhirnya anak dan cucunya hidup di dunia yang fana ini, sebagai bentuk hukuman Tuhan pada Adam.   Seperti cinta Devi pada Rangga yang telah hancur tak berbentuk membuatnya seakan menjadi mayat hidup. Matanya melihat tapi otaknya padam, telinganya mampu menangkap suara semut sekalipun tapi hatinya mati.   Kondisi otak dan hati yang berpadu dengan kehancuran membuat malam ini ia benar-benar seperti orang bodoh. Di jalan Dr. Soetomo Surabaya, tepatnya di perempatan besar belasan orang berkeliling mengerumuni Devi yang masih di dalam mobil. Mereka persis kumpulan semut yang mendapatkan gula.   “Oh dasar wanita goblok! Turun! Tanggung jawab jangan lari!” pekik salah seorang dari mereka.   “Jancok! Babi!”
Read more
Bab 56. Uang Haram Untuk Jalang.
Dua bola mata Devi kembali menangkap sesuatu yang tidak asing baginya. Pria yang baru saja menghardiknya berhenti di sebuah warung kopi dan bersama wanita sekitar umur dua puluh tujuh tahun, dua kali lipat umurnya.   Wanita itu tampak cantik dengan rambut pirang dibiarkan terurai begitu saja, bibirnya pun berwarna merah cabai. Dengan rok mini, betis yang indah dibiarkan telanjang, sedangkan bagian atasan hanya mengenakan tang top warna hijau muda, menampakan dua gundukan yang sangat menawan.   Rasa penasaran tak terbendung, Devi memutar stir lalu berhenti di bahu jalan. Bagai seorang intel mata Devi tajam memangsa. Orang yang pantau masih berdiri di samping motor yang terparkir halaman warung kopi, sambil asik berbicara dengan wanita itu. Sesekali wanita itu menyentuh manja bahu pria itu dan sebaliknya dengan gemas pria itu mencubit pipinya   Telihat warung itu nampak biasa, penerangan hanya dengan lampu remang-remang. S
Read more
Bab 57. Karma
Beberapa hari telah berlalu, Devi seperti bocah yang baru saja keluar dari dalam tubuh ibunya. Mulai hidup baru di dunia yang masih sama. Yang berbeda kini hanya tanpa perhatian, tingkah manis dari seorang pria bernama Rangga. Yang sulit bukan melepaskan Rangga, akan tetapi menghapus bayang-bayang pria itu dari setiap detik hidupnya. Jika dahulu tiap menit diisi oleh Rangga, meskipun mereka sedang tidak bersama. Pria itu akan selalu mengirim pesan atau foto yang bertingkah seperti remaja. Yang membuat Devi selalu tertawa, Dialah orang yang selalu mengagalkan dietnya. Dengan mengatakan “Makanlah sesukamu selagi kau sehat. Jika kau sakit dokter melarang semua makanan enak masuk ke tubuhmu.” Bahkan jika sering memuji tubuh Devi. “Tidak usah diet, aku suka kau yang berisi.” Bagi Devi ucapan itu sedikit mesum, tapi ia akui ucapan itu membuat dirinya melambung merasa dihagari dan di
Read more
Bab 58. Bayang-bayang Masalalu
Setelah mengetahui siapa sosok ayah Jessy yang sebenarnya, hal pertama yang ingin Devi lakukan adalah bertemu dengan Goman. Dan menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa gila malam itu. Saat pria itu mengantarnya ke kamar hotel hingga terkapar bersama dengan nafsu hewan Goman. Devi akan mengatakan dengan jujur jika Jessy adalah darah daging Goman. Kalau pun Goman tak percaya, Devi bersedia Jessy harus menjalani tes DNA. Bukan untuk menuntun sebuah pertanggung jawaban atau pengakuan jika gadis kecil itu anaknya. Akan tetapi menurut Devi dengan alurinya sebagai seorang ibu, hak Jessy sebagai seorang anak untuk tahu dan bertemu dengan ayah kandungnya. Namun, semua rencana itu berubah total kala mengetahui pria itu akan segera menikah. Devi sendiri tak ingin menciptakan masalah baru. Tidak itu saja, citra buruk pasti akan jatuh pada Devi seorang, meskipun dosa itu ia lakukan
Read more
Bab 59. Wanita Bikini
Pure Taman Saraswati tampak ramai pengunjung, manusia dari usia balita hingga usia lanjut tumpah ruah memenuhi dalam dan luar tempat suci itu. Pemandangan biasa di Bali kala libur panjang tahun baru. Hal itu juga membuat beberapa orang sulit mendapatkan hal foto yang maksimal. Namun, bukan itu yang membuat Devi terusik. Senyum Devi kini pudar, dua bola matanya kini ke arah dimana Jessy menunjukan sesuatu. Namun yang ia lihat hanya bayang-bayang segerombol manusia yang sedang lalu lalang dan sibuk berpose. Jessy menghampiri Devi, melupakan asiknya bergaya di depan kamera. “Ma, itu ada Om Rangga!” rengkek Jessy sambil memeluk kedua kaki Devi. “Tidak ada Om Rangga di sini!” Suara Devi pelan, sorot matanya fokus ke arah yang Jessy tujuh. Dan sosok itu benar-benar tidak ada. “Ada Ma. Ayo kita ketemu Om Rangga.” “Mama tidak melihat Om Rangga. Sayang.” “Tapi aku melihatnya Ma!” Jessy kemudian menarik jemari Devi, dengan terpaksa wanit
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status