All Chapters of 100 HARI CINTA: Chapter 21 - Chapter 30
121 Chapters
Menangis bersama
Langit sudah berganti warna gelap, tapi sepasang manusia masih terlibat percakapan serius di tepi pantai, duduk di sebuah batu besar sambil memandang ombak yang saling berkejaran. Dinginnya angin laut tidak membuat mereka beranjak dari tempat itu.“Aku sungguh nggak percaya kamu bakal tinggali aku nikah,” ucap Kevin yang memecahkan keheningan diantara mereka. Kini tangan Kevin sedang merangkul pinggang Alvira memberikan sedikit kehangatan.Alvira sengaja membiarkan apa yang ingin dilakukan Kevin selama itu tidak melampaui batas baginya maka Alvira akan diam saja menerima sikap Kevin dengan baik.“Aku minta maaf, mungkin kamu kecewa sama aku, tapi ini merupakan yang terbaik buat kita. Jika kita memang berjodoh kita akan bertemu kembali entah kapan dan dalam situasi seperti apa? Tapi jika kita tidak berjodoh aku harap kamu bisa ikhlas dan mencari yang lebih baik dari aku. Jujur kamu orang pertama yang begitu aku sayang dan cintai sulit buat ku un
Read more
Membatalkan perjanjian
Hari ini Shela sudah diperbolehkan pulang selama seminggu menjalani perawatan yang insentif akhirnya Shela sudah bisa kembali ke rumah yang dirindukan. Tapi Shela harus melakukan kontrol setiap seminggu sekali dan melakukan kemo. Sebelum terbang ke Singapura Shela diharuskan melakukan perawatan di rumah sakit ini dulu.Daffin tidak ketinggalan untuk menjemput Shela. Karena ini juga weekand jadi tidak ada alasan untuk dirinya tidak menjemput sang mami.“Mi,” sapa Daffin saat memasuki ruangan perawatan Shela. Daffin jalan mendekat lalu mencium pipi kiri dan kanan Shela secara bergantian.“Kamu!” Seru Daffin saat melihat Alvira sudah berada di sana dengan mengunakan pakaian santai.Alvira tidak menjawab, ia begitu fokus membantu bi Atun merapikan perlengkapan Shela yang akan dibawa pulang.“Dari tadi loh Alvira ke sini, bantuin mami,” sahut Shela.“Iya, kamu ke mana aja?” timpal papi Ahmad, Kini p
Read more
Memilih untuk melanjutkan
Daffin dan Alvira kini saling diam, tidak ada obrolan yang keluar dari bibir keduanya. Setelah Daffin mengatakan akan mengakhiri sandiwaranya. Alvira hanyut dalam pemikirannya sendiri begitu juga dengan Daffin. Alvira begitu bingung dengan hatinya saat ini. Apa yang harus dilakukannya? Saat kedua hening, Shela dan Ahmad datang memecahkan keheningan diantara mereka.“Kok pada diam?” tanya Shela yang melihat Daffin dan Alvira duduk berjauhan, juga tidak terdengar mereka sedang mengobrol.“Kenapa?” sambung Ahmad, yang sudah duduk di samping Daffin.“Berantem?”tanyanya lagi.Baik Daffin maupun Alvira tidak ada yang ingin menjawab pertanyaan mereka. Ahmad dan Shela bingung keduanya saling melempar pandangan. “Eehhmmm...” Daffin berdehem memecahkan keheningan.“Pi! Mi! Aku mau ngomong sama kalian,” lanjut Daffin lagi sambil melihat
Read more
Bukti tentang Alvira
Selesai sudah perbincangan di antara Daffin dan Alvira. Kini mereka sudah kembali bersama Shela dan Ahmad, duduk bersama di meja makan untuk menikmati makan malam.“Kamu cantik banget pakai baju itu,” puji Shela.“Makasih mi,” sahut Alvira, untung saja bengkak di mata Alvira sudah tertutup oleh make up yang di gunakannya sehingga Shela tidak bertanya.“Ayo makan sayang,” ajak Shela lagi.“Iya mi,” balasnya singkat.Daffin mengambilkan semua makan yang ada di atas meja itu ke piring Alvira,” ini banyak banget, udah stop!” ujar Alvira menghentikan Daffin.Daffin tersenyum kecil,” Udah nggak papa makan yang banyak,” sahut Ahmad.Ucapan Ahmad hanya dibalas dengan senyum Alvira. Mereka pun menghabiskan makanan itu tanpa ada lagi yang bersuara, hanya ada suara sendok dan garpu yang saling beradu.Selesai makan Alvira tidak langsung diantar pulang. Mereka kembali
Read more
Mengudang ayah makan malam
Alvira sudah berpakaian rapi, tapi bukan untuk bertugas. Karena hari ini Alvira mendapatkan giliran untuk masuk sore hari.“Kamu mau ke mana sayang?” tanya Alea, yang melihat Alvira sudah begitu rapi.“Aku mau ke kantor ayah Bu, mau memberitahu pertemuan dengan keluarga Daffin,” jelas Alvira.“Makan dulu yuk,” tawar Alea.“Sama siapa kamu ke sana?” tanya Alea lagi.“Sendiri Bu, nanti pesan ojol aja,” sambil memasukkan makanan ke mulutnya.“Loh Daffin nggak ngantar kamu?” tanya Alea.“Dia nggak bisa Bu, lagi ada meeting penting. Lagian aku jugakan udah sering jalan sendiri,” lanjut Alvira padahal dirinya tidak memberitahu Daffin jika ingin ke kantor sang ayah.“Ya, sudah kamu hati-hati ya,” ucap Alvira lagi.“Iya Bu, kalau gitu aku jalan ya,” pamit Alvira yang sudah menyelesaikan makannya. Tidak lupa ia mencium pung
Read more
Ancaman Maya
Mendengar penuturan dari Maya, membuat Alvira menjadi cemas ia takut jika ayahnya benar-benar tidak dapat hadir di acara makan malam itu.Arka melihat wajah Alvira berubah, Arka tahu kalau Alvira sudah mulai cemas dengan perkataan Maya.“Jangan khawatir ayah pasti datang,” ucap Arka sambil tangannya mengenggam tangan Alvira, menyakini jika ia akan hadir.Alvira kembali melebarkan senyumnya,” aku tunggu ya yah, nanti aku beri tahu lokasinya di mana?” lanjut Alvira.“Ia sayang,” sahut Arka.Maya yang masih berdiri di samping Arka merasa tak dihargai, ucapannya juga tidak dianggap,” liat saja nanti aku pastikan ayahmu nggak bakal datang,” hardik Maya lagi, yang masih belum menyerah.“Aku pulang dulu ya yah, sudah mau sore, sebentar lagi aku akan dinas,” pamit Alvira.Keduanya pun beranjak dari duduknya, saling berpelukan kemudian Alvira mencium punggung tangan Arka. Arka mengant
Read more
Mengabaikan pesan Daffin
Pulang dari kantor sang ayah Alvira, langsung bersiap untuk ke rumah sakit menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan.“Bu, aku pergi tugas dulu yah,” pamit Alvira pada Alea yang sedang mengadon kue pesanan.“Hati-hati sayang,” sahutnya sedikit teriak karena Alvira sudah berjalan keluar rumah.“Iya Bu,” balas Alvira yang juga teriak agar sang ibu bisa mendengarnya.Sampai di depan rumah, Alvira melihat pesanan ojolnya belum datang. Tapi malah mobil yang tidak asing baginya terpakir rapi di depan pagar rumahnya itu.Alis Alvira menukik tajam melihat mobil yang beberapa hari ini selalu dinaikinya. Sebelum Alvira mengetuk kaca jendelanya, kaca itu sudah terbuka menampilkan wajah Daffin yang dingin.“Ngapain?” tanya Alvira tanpa basa-basi.“Jemput lo, ayo naik,” titah Daffin yang sudah membukakan pintu mobil untuk Alvira.“Enggak usah, tuh pesanan ojol gua sudah d
Read more
Menemani Daffin Istirahat
Daffin menghentikan mobilnya tepat di depan "Mimik Resto", yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit.Daffin keluar dari mobil lalu berjalan memutar, membukakan pintu untuk Alvira.“Keluar,” suruh Daffin.Alvira mengikuti perintah Daffin walau dirinya sedikit kesal, karena Daffin tidak pernah bertanya apa dirinya mau apa tidak?Malas untuk berdebat membuat Alvira mengikuti langkah Daffin dari belakang, seperti bos dan seketaris jika melihat mereka.Bagaimana tidak, Daffin menggunakan setelan jas lengkap dan Alvira mengunakan rok dan atasan blouse, apalagi Alvira jalannya mengikuti langkah Daffin di belakang.Tidak ada yang menyangka jika mereka calon suami-istri.“Makan apa?” tanya Daffin dengan datar saat pelayan datang memberikan daftar menu.“Pasti lo belum sarapankan!” lanjut Daffin lagi.Tidak menjawab malah Alvira menyebutkan pesanannya pada pelayan, selesai keduanya memesan maka
Read more
Keusilan Daffin
Alvira terus  mencari di mana letak walk in closet yang dimaksud Daffin, lama iya memperhatikan setiap sudut kamar Daffin, duduk di tepi kasur menjadi pilihan Alvira saat ini.Alvira memperhatikan lemari yang letaknya di sisi kiri ranjang, berjalan mencoba untuk membuka lemari tersebut ternyata itu merupakan pintu menuju walk in closet yang sejak tadi dicarinya. Pintunya didesain menyerupai pintu lemari, siapa yang sangka jika itu sebuah pintu.Alvira lagi-lagi tercengang melihat isi dalamnya, setiap sudut ia jelajahi mengamati satu persatu yang terpanjang rapi di sana. Membuka satu persatu lemari yang ada, mencari letak baju untuk dirinya pakai. Saat Alvira menemukannya, ia lagi-lagi kagum, lemari itu isinya lengkap pakaian wanita hingga dalaman juga ada, lebel harganya juga masih menggantung. Segera Alvira memilih baju dan memakainya, tidak ingin Daffin melihatnya saat masih menggunakan batrobe seperti ini.Selesai menggunakan baju lengkap, Alvira sedikit
Read more
Kerja sama untuk urusan perut
Saat Daffin masih dengan tawanyanya yang keras, Alvira langsung menyambar tasnya yang masih dipengang oleh Daffin. Namun, Alvira tetap saja tidak bisa mengambilnya, tas itu dipenggang kuat olehnya.“Makan dulu setelah itu gua antar pulang, “ ajak Daffin yang masih saja tertawa kecil.“Wajahnya yang selalu dingin dan kaku bisa juga tertawa seperti itu?” Batin Alvira.Karena memang perutnya juga sudah lapar ia pun menerima ajakkan Daffin untuk makan.  “ Kita makan apa?” tanya Daffin.“Bukannya lo yang ngajakin gua makan?”“Ia tapi nggak ada makanan, soalnya bibi di sini cuman untuk bersih-bersih saja sama nyuci. Tapi dalam kulkas kayanya ada bahan makanan deh,” lanjut Daffin lagi.Daffin membuka Kulkas besar berpintu dua itu, mengeluarkan semua bahan yang bisa dimasaknya.“Lo bisa masak ?” tanya Alvira ragu.“Sedikit,” sahut Daffin si
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status