All Chapters of Erotomania: Chapter 1 - Chapter 10
25 Chapters
Prolog
Cinta ... Inilah alasan mengapa itu bukan untukku.  Sekali waktu, aku pernah percaya pada cinta.  Tentu, aku  pernah terluka juga sebelumnya, hanya saja aku belajar dari itu, dan aku selalu ingin berjuang untuk awal yang baru … kali ini, cinta yang sebenarnya. Meski terkadang sering aku bertanya-tanya, apakah aku sama sekali mengerti cinta? yang katanya dapat mengubah kita, tetapi menjadi apa? Cinta malah mengubahku menjadi sesuatu yang jahat dan menakutkan.  Dan harapanku sekarang adalah, kau dapat mengubah aku menjadi sesuatu yang lebih baik. Aku mencoba melakukan segalanya dengan benar … hanya untukmu. Dan betapa lucunya menyaksikan bagaimana takdir bekerja.  Aku bahkan tidak menyadari bahwa kandang yang kubangun selama ini adalah jebakan bagiku sendiri.  Saat aku menemukan diriku di sini terkunci, aku pikir ini adalah akhirnya.Tapi ternyata tak begitu takdir berjalan.  Ini baru permulaan, sebab di
Read more
Arana
Sinar Matahari terasa hangat, menyemburat keemasan di Arana. Kota kecil tempat aku hidup dan tumbuh menjadi pria sederhana dan pemalu. Tak ada yang istimewa dengan Arana, seperti kebanyakan kota-kota lainnya, Arana adalah lingkungan yang hangat dan nyaman bagi setiap orang yang tinggal disana. Untukku ... Arana adalah ibu yang membesarkanku. Ibu yang selalu memeluk dengan kehangatannya setiap malam … Arana telah berhasil menggantikan Mama, yang pergi begitu saja disaat aku masih begitu membutuhkan cinta nya.  Sejak tinggal di Panti Asuhan, aku sama sekali tak pernah mempunyai teman, satu satunya teman, sahabat terbaik dan mainanku adalah Buku-buku yang selalu aku pinjam dari perpustakaan dekat panti. Aku benar-benar menggilai semua buku yang kubaca, aku bisa membaca belasan bab buku tiap harinya. Hobby membaca membawaku bertemu dengan seorang tua mantan tentara perang yang akhirnya mengangkatku sebagai anak.
Read more
Kekuatan Internet
Aku tinggal di sebuah apartemen kecil tak jauh dari Moon store, tetanggaku bernama Amara, seorang janda beranak satu yang bekerja sebagai perawat, dia selalu sibuk setiap hari. Franco atau biasa dipanggil Paco adalah anak yang baik dan pendiam, setiap kali ibunya bekerja, atau ketika Ronie, pacar ibunya yang pemabuk dan pemarah datang, Paco hanya duduk dekat tangga membaca buku-buku nya.Paco mengingatkanku pada masa kecilku dulu, sendiri dengan buku-buku, tanpa teman, tanpa cinta ataupun belahan jiwa.Betul manusia akan menemukan belahan jiwanya. Aku percaya itu. Aku selalu berusaha terbuka. Dulu aku pernah jatuh cinta. Dia membuatku patah hati, Chall. Sungguh, aku ternyata hanya dimanfaatkan olehnya. Seharusnya aku menyadarinya itu dari awal. Tapi kita selalu buta pada saat kita jatuh cinta.Contohnya Amara dan Ronie. Kau pikir Amara sadar kalau Ronie seorang bajingan pada saat Amara sedang jatuh cinta? Tidak, Amara akan menganggap Ronie sebagai seorang panger
Read more
Stalking You
Hari pertama dimulai ... kegiatanmu diawali sangat pagi. Aku tahu dari jadwal online mu. Bangun jam 6:30 dan bersiap2 utk mengajar Pilates. Menawarkan senyuman dan dukungan pada murid-muridmu. Kau memang ramah, semua orang menyukaimu.❦Jam 10:00 kau pergi ke kampus. Karena terlalu sibuk kau tidak menyadari kalau dari tadi aku ada di dekatmu, bersembunyi diantara tanaman taman halaman kampus. Aku harus berusaha sedekat mungkin denganmu. Semakin dekat maka semakin baik."Selamat pagi Professor Levin," kau menyapa pria setengah baya yang bisa kupastikan dia adalah seorang dosen."Sudah kubilang panggil saja aku Andi, bagaimana? sudah siap untuk kelas." Tangan Andi merangkul pinggangmu.Terlihat jelas si Professor ini mata keranjang dan ingin bercinta denganmu. Tapi kau pintar juga ternyata. Kau php in dia. Tidak ada salahnya kan berharap kan proff? ❦Seusai kelas, kau menuju ke cafe favoritmu untuk menulis. Tapi baru saja kau hend
Read more
Ruangan Kaca
Akhirnya aku memutuskan pulang ke apartemen dengan perasaan yang sedikit kesal. Bukan hanya karena tahu bahwa Chall sudah punya pacar. Tapi juga gara-gara enaknya tidak sampai puncak. Di tangga apartemen, seperti biasa aku melihat Paco duduk membaca buku pemberian aku di beberapa halaman terakhir. Aku langsung duduk di sebelah nya.“Wow, sudahkah kamu beres membacanya?” tanyaku.“Hampir,” jawab Paco“Bagus….” Aku memuji Paco.“Terkadang dialognya aneh, seperti pada saat mereka saling membunuh tetapi masih saja bersikap ramah,” ucap Paco.Aku tertawa mendengar komentar Paco tentang buku Three Musketeers yang kupinjamkan. “Haha, itu terjadi pada abad 19. Ketika itu orang-orang masih punya sopan santun,” jawabku sekenanya.“Bisakah aku membaca buku lain?” tanya Paco.“Ooh Pac, ini sudah larut malam...aku tak tahu,” jawabku. Ada kekecewaan di wajah
Read more
Penulis Yang Terabaikan
Apakah kau tau Chall? Hukum di kota kita mengharuskan setiap laporan kebocoran gas untuk di inventigasi? Aku banyak belajar dari internet semenjak pertemuan kita. Pelan-pelan kubuka pintu rumahmu yang memang tidak terkunci. Petugas gas datang sesuai dengan perkiraan ku  "Hey, Chall, kamu buka pintu sembarangan lagi. Bukankah kita sudah berjanji untuk selalu menutup pintu?" aku berjalan pelan-pelan menuju bagian belakang rumah. "Aku yang memanggil perusahaan gas di hari dimana kau sibuk seharian. Aku tak ingin menakutimu." Orang itu tampaknya telah selesai memeriksa kebocoran. "Hey, Chall kemana?" tanyaku.Dia menjawab sambil bersiap-siap untuk pulang. "Entah, ibu kos yang membuka pintu. Karena ada yang melaporkan kebocoran gas.""Betul, Chall bilang itu padaku. Apakah semua baik-baik saja?" tanyaku dengan berpura-pura khawatir."Yeah, semua aman. Sampaikan pada pacarmu bahwa tidak ada kebocoran gas. Pekerjaanku sud
Read more
Greenpoint Performance
Aku belum pernah ke Greenpoint, tapi apapun akan kita lakukan untuk cinta, ya kan? Seperti biasa aku.cari tempat yang paling nyaman agar bisa menguping pembicaraanmu dan teman-teman.Kau berdiri untuk mengambil beberapa minuman lagi. Padahal keadaanmu sudah sangat mabuk. "Hi, um, okay, kita akan mengambil beberapa minuman lagi." "Tunggu sebentar. Teman-teman? Apa yang dia pikirkan?" baru saja kau pergi, Peach langsung berbicara tentangmu. "Hanya model,penyanyi dan vegetarian yang naik ke panggung. Aku rasa, orang-orang disini tidak akan mau mendengar seorang puitis yang menceritakan tentang hidup yang suram," ejek Peach sangat kejam. Teman-temanmu tidak setia Chall, terutama yang bernama Peach."Segelas lagi picklebacks." Kau angkat minuman yang baru saja kau ambil."Challis, apakah kamu yakin ini waktu yang tepat?" Peach coba membuatmu membatalkan penampilannya malam ini.Kau jawab dengan sangat tegas. "Aku yakin.""Belakangan
Read more
Aku Tidak Salah
Hari ini sangat meletihkan juga menyenangkan, aku merasa hubungan kita semakin dekat Chall. Disisi lain si brengsek Ben selalu muncul jadi penghalang kita."Zach.." suara Paco menyapaku di pintu masuk apartemen."Pac, hey. Kenapa? Sedang apa kamu diluar?""Si Ron." Paco bercerita sambil meneteskan air matanya. "Pulang pulang dia mabuk dan berteriak, dia bilang aku sok pintar, membaca buku dan merendahkan dia.""Huh... apa yang terjadi? Apa dia melukaimu?" aku memeriksa tubuh Paco. Aku khawatir dia terluka."Tidak, dia sama sekali tidak menyentuhku." Paco mengeluarkan buku yang kupinjamkan. Sampulnya kini dalam keadaan robek. "Aku sudah coba menghentikannya. Maaf." Air mata Paco makin menetes deras. Aku segera menenangkan sahabat kecilku ini."Paco, Paco, tak apa-apa..." sahutku. "Sungguh, tak apa-apa. Bagaimana jika kamu ikut denganku. Mari kita perbaiki ini bersama-sama, ok?" Aku mengajak Paco ke basement toko buku, untuk memperbaiki bukuny
Read more
Tenang Ben, Kita Bicara
Aku membuka kedua mataku, entah kenapa aku merasa hari ini sangatlah indah. Dan kenyataan bahwa aku selangkah mendekatimu, bukan hanya bayang-bayang mimpi malam tadi. Chall, malam ini adalah kencan pertama kita..Rasanya senang sekali bukan? aku sampai menari kesana-kemari dalam apartemen kecilku. Aku sudah tidak sabar, dan kurasa kau juga begitu, meskipun kutahu kau sehabis mabuk. Tapi mungkin aku salah.Suatu hari akan kuceritakan tentang Candy. Setiap batas yang kulewati karena aku buta cinta. Betapa hancurnya diriku saat itu. Yah, namanya juga manusia, kita semua punya masa lalu yang gelap. Tapi kurasa kali ini tindakanku benar. Kencan kita memang masih beberapa jam lagi, tetap saja sepagi ini aku mampir ke kontrakanmu. Bukan untuk menggangumu, hanya sekedar memeriksa. Tak kusangka aku perlu untuk menguntitmu seperti ini, tapi ternyata ada untungnya juga, aku jadi lebih tahu banyak tentang kamu.
Read more
Kencan Pertama
Hari mulai gelap, sebelum jam 6 aku sudah mandi dan bersiap untuk kencan pertama kita. Hari hari dimana kau menjalani hidup dengan pria yang merendahkanmu akan berakhir, jika kita bisa melewati kencan pertama kita dengan sukses. Tak bisa kupungkiri, aku khawatir tentang Ben. Salah satu alasan penting kenapa Ben kuhapus dari hidupmu.Bip..sebuah pesan terbaca dari obrolan group mu.Peach: "Plis deh, paling dia sedang mabuk-mabukan!"Chall: "Bisa juga dia sedang dalam masalah kan?"Saat ini kita tidak lebih dari sebuah rasa. Setiap pilihan yang diambil memiliki arti. Ketika bersama Candy, aku selalu merasa sedang memaksanya. Tapi sekarang aku sadar, semua tidak bisa dipaksakan baik itu waktu ataupun rasanya. Jadi beri tahu aku jika kau tidak sepenuh hati Chall, tolong!? Kukirim sebuah pesan untuk menanyakan apakah kita jadi bertemu malam ini. Jawabanmu sangat kunantikan, dan akhirnya. "Aku bisa, sudah tidak sabar, aku bebas jam 6." Aku tersenyum bahagia. Te
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status