All Chapters of THE GABRIEL NOSTRA: Chapter 11 - Chapter 20
105 Chapters
Tiga Wanita Brengsek
Hari ini semua menjadi tegang di kantor setelah kejadian tadi siang. Gabriel Nostra ikut gusar mencari Alexandra Camorra. Pengawal Romano pun tidak tahu di mana dirinya. Porsche merah melaju kencang menuju puri Milano, berharap gadis itu ada di sana. Dua puluh menit ia tiba di depan dua pilar tinggi besar. Saat penjaga membukakan pintu mobil, terdengar suara tangis anak kecil nyaring di dalamnya. Gabriel berlari menemukan Angela berada di belakang pengasuh Elisa. Seorang wanita cantik sedang memarahi mereka berdua. What's going on here! Monique menyambutnya, berkata manis di depan Gabriel Nostra. Mencium kedua pipinya dengan desahan merayu. "Mon Cher, aku rindu padamu! Kenapa kau tidak menjemput di bandara?" Sang mafia tertegun. "Ada apa ini Monique, mengapa kau ada di Milan?" Nada suara Gabriel begitu kesal. Monique pura-pura merajuk, "Oh kau selalu begitu padaku, Gabriel. Hari ini ada jadwal pemotretan di Milan, kemudian ke kota lainnya. Berharap kau bisa temani di
Read more
Chemistry
"GA--BRIEEELLLL!" Teriak Alexandra yang masih memakai selimut tebal menutupi tubuhnya. Gadis itu seenaknya saja menggandeng Gabriel ke teras belakang Puri Milano. Mereka berhenti di depan kolam renang yang luas. "Whatt---ttt? Apa kau tak bisa bicara pelan padaku, Camorra!" Tugas Gabriel baru selesai memasak breakfast untuk Angela, sausage - omelettes - french fries. Dan hadiahnya yang ia terima setiap pagi, kiss kiss di pipinya kanan dan kiri. Tapi kakaknya malah mengajaknya bertengkar lagi. Langsung menarik tangan Gabriel dari dapur. Menghindari tatapan Angela dan pengasuh Elisa. Alexandra menanyakan mengenai semalam. "Apa yang terjadi denganku Gabriel, semalam kau mencoba menyentuhku lagi huh!" "God Damn it, Camorra! Semalam kau hampir di perlakukan tidak senonoh oleh bajingan Steven. Aku pergi ke kampus, menghajar sampai patah tulang, karena berani menyentuh assistant pribadiku!" "Mon Dieu ~ Tuhanku! Aku tidak ingat apa-apa, tapi kemarin memang ke
Read more
Sabotase
Milan Romano memasuki ruang kantor sang mafia yang terlihat lelah di wajahnya. Ia hanya menduga semalam telah terjadi sesuatu di antara Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra. "What's up Gabriel?" "Brengsek Camorra! Semalaman suntuk menjaganya, membuatku kurang tidur. Reaksi obat yang diberi keparat Steven terus bekerja." "Dan kau tidak dapat apa-apa dari itu?" "Pagi tadi aku di tampar lagi olehnya. Ia mengira semalaman menyentuh dirinya, padahal tangan dan mulutnya yang tak berhenti bermain di tubuhku. Penyiksaan sekali!" "Kau tidak ingin membalasnya semalam, karena pernah menyakitinya setelah pulang dari pesta dansa lalu?" "Yeah, aku kasihan melihatnya seperti itu, walau hatiku menginginkannya juga." "Kau main hati, Gabriel!" "Sudah satu bulan ini, brengsek itu memutar-balikkan duniaku. Perampokan logistik, pesta dansa, perburuan di Napoli, dan banyak masalah lain, terus berhubungan dengan Camorra. Gadis ini cuk
Read more
Anthony Marriott
Esok harinya di kantor Gabriel Nostra. Seorang tamu istimewa datang mengejutkan. Anthony Marriott langsung terbang dari Napoli ke Milan ingin melihat seseorang yang pernah dibawa anak muda itu ke kediamannya.Tapi Alexandra Camorra tidak berada di sana. Gabriel mengundangnya makan malam untuk bertemu Angela Camorra. Zio Anthony Marriott menyetujui, hari ini ada pertemuan penting dengan kolega di Milan. Dan kesempatannya berjumpa dengan keponakan yang lain. Gabriel berterima kasih atas yang apa yang dilakukannya semalam. "Grazie,Zio Anthony! Semalam sniper-mu bekerja dengan baik, berhasil menyelamatkan Camorra." Pria paruh baya itu mengangguk. "Pengawalku, si bedebah Guido mengirimkan di luar perintah. Tangan kanan milikku yang cerdas. Keponakanku bisa selamat dari musuhnya semalam. Apa kau tahu pelaku pengirim dua penyusup di kediaman Monsieur Didier?" Gabriel mengiyakan. Zio Anthony pun sudah tahu. Hari ini kedatangannya demi membalas perbuatan musuhnya satu demi satu.
Read more
Memburu Pengkhianat
Gabriel tampil berbeda malam ini, begitu juga Angela Camorra. Keduanya sedang asyik bermain bersama hingga adiknya tertawa bahagia. Jarang melihatnya saat dulu tinggal di istana musuhnya, Antonio. Alexandra baru kembali dari kampus bergegas membersihkan diri, lalu makan malam bersama mereka. Tak dibutuhkan waktu lama berhias, rambutnya yang panjang digelung, wajah tirusnya yang cantik terlihat lebih segar. Di bawah tangga menuju ruang makan, suara riuh Angela mewarnai suasana. Ia melihat seseorang yang baru datang dan mengenalnya dua kali di Napoli. "Hi Alexandra, senang bertemu dirimu lagi. Bagaimana lenganmu?" sapa Anthony Marriot. Senyumnya mengembang melihat gadis itu bertambah dewasa. "Grazie Tuan Anthony, kau memberi perawatan terbaik kemarin. Lenganku sudah sembuh sekarang." Pria paruh baya itu mengangguk. "Panggil aku, Zio Anthony. Gabriel sudah aku anggap putraku selama ini, senang bisa di undang ke sini lagi!" Gabriel melepaskan gendongan Angela, me
Read more
Marseille
BRAKK! Pintu mobil dibanting keras, ketika kendaraan telah dihentikan oleh Romano. Ia terdiam sesaat Gabriel keluar, wajahnya penuh kemarahan. Sang mafia menutupi perasaannya yang terdalam, melampiaskan dengan emosi kasarnya. Alexandra dan Angela Camorra terus menjadi target musuhnya. Begitu pun Gabriel Nostra sendiri, mereka bertiga harus selalu bersama. Tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun juga! Parameter penjagaan maksimum sudah menyala, saat bajingan Antonio dan Natasha mulai merencanakan membunuh Camorra di kediaman Monsieur Didier kemarin. Gabriel tidak ingin sesuatu yang terjadi pada gadis itu lagi. Romano sedang bergerak menuju ke lantai tiga sebuah apartemen kumuh. Diikuti oleh Gabriel yang masih terlihat berang atas permintaan gadis itu di mobil tadi. Alexandra berada tak jauh darinya, juga masih kesal atas sikap sang mafia yang terlalu keras padanya. Dua anak muda yang aneh! Pengawal Romano hanya bisa menggelengkan
Read more
Calanque De Morgiou
Alexandra menikmati pemandangan Teluk Calanque De Morgiou yang begitu indah dan cantik, saat mobil yang ditumpanginya melintas. Sepuluh menit kemudian mereka turun dari mobil. Sebuah mansion milik Monsieur Didier. Pria berusia senja itu menyambut dengan gembira memeluk dua anak muda yang datang berkunjung jauh dari kota. "Bienvenue - selamat datang, anakku! Kalian pasti lelah, mari kita ke teras dan menikmati minuman dingin di musim panas ini. Ini kekasihmu yang pernah diburu di acara pesta dansa di kediamanku kemarin?" "Merde! Ia asistant pribadiku, Monsieur!" "Kau punya banyak kesempatan menjadi kekasihnya, Gabriel! Apa kau buta, tidak melihatnya begitu muda dan cantik? Aku tak yakin hanya bisa memegang senjata atau pisau, tapi suatu hari bisa membelai dirimu!" Oh shit! Seharusnya Gabriel tidak membawa gadis itu bersamanya, menjadi guyonan tuan rumah. Matanya melirik ke belakang, Alexandra pelan-pelan melangkah sedikit mundur darinya. Wajahnya memer
Read more
Quartiers Nords
Romano dan Bernard mengantarkan mereka kembali ke kota Marseille. Menikmati pemandangan laut Mediteranean. Fort Saint - Jean benteng bekas perang dunia ke II yang masih tegak berdiri. Gabriel dan Alexandra butuh waktu berpikir, sejak keduanya berbicara dengan Monsieur Didier. Lalu lalang para turis dan pekerja di pelabuhan Marseille membuat suasana hati mereka makin gaduh. Gabriel berhenti berjalan, lalu menggenggam tangan Alexandra menyeberang ke sebuah cafe. Memesan beberapa menu untuk mereka berempat. "Kita istirahat, makan siang dulu. Aku tidak ingin dianggap telah mengekang hidupmu. Namun sebaiknya kau mengetahui, Camorra. Kau dan adikmu Angela sedang dalam keadaan bahaya. Keputusan untuk tinggal bersama denganku itu lebih baik, dari pada kau harus menghadapinya sendirian!' "Aku akan pertimbangkan, Gabriel! Tapi pernyataan tadi membuat diriku tak nyaman. Perasaan driku mengingkari, jika memang ayahku yang melakukan sabotase atas kecelakaan pesawat orang
Read more
Damien Keparat!
Romano dan Bernard memasang garis parameter diantara mereka berdua agar gadis itu tidak salah menyerang atau diserang. Sebelum sempat masuk ke dalam apartemen tiba-tiba datang seorang pengantar pizza. Alexandra menyapa pria itu dengan manis sekali. Gabriel muak melihatnya dari jauh, gadis itu disuruh bekerja menyerang musuh, bukan malah menggoda pengantar pizza! Keparat kau, Camorra! Rutuknya kesal di dalam hati. Beberapa kotak pizza segera diserahkan ke tangan gadis itu, sejumlah uang Euro diberikan berikut tipsnya yang besar. Wajah pengantar pizza begitu senang, tak perlu mengantar sampai ke lantai 6. Seorang gadis cantik sudah membayarkan semua pesanannya. Sekarang mereka pun bergerak masuk lift menuju ke atas. Romano dan Bernard berhenti di lantai 5, pergi ke pintu tangga darurat. Gabriel menahan pintu lift sedikit lama, memberi jeda agar kedua pengawalnya tiba di lantai 6 memantau keadaan. Tombol lift menutup pintu kembali. Alexandra segera berak
Read more
If We Hold On Together
Jet pribadi Gabriel Nostra mengudara ke Napoli. Kunjungan mendadak menemui Zio Anthony Marriott. Minuman untuk mereka bertiga tersaji di meja merayakan kemenangan atas rampasan besar di Marseille sore tadi. Perjalanan 1 jam 37 menit cukup waktu mengistirahatkan tubuh mereka lagi. "Gabriel, apa jumlah uang tersebut telah melunasi seluruh hutangku?" "Belum! Kau tahu berapa harga senjata yang kau curi dari kontainer milikku? Itu modifikasi terbaru senapan sniper dengan jarak hampir 4 kilometer. Russia yang memiliki teknologi itu, di rancang ulang oleh teknisiku!" "Tapi Gabriel, nilai rampasan dari Damien keparat tadi sudah cukup besar. Kau selalu bilang aku memiliki hutang, padahal sudah tidak ada lagi. Kau hanya ingin mempermainkan, mengikatku ke dalam kehidupanmu!" "Harga satu senapan itu lebih mahal dari biaya kuliahmu, Camorra. Camkan itu!" Pria tampan itu menyalakan cigarette, menikmatinya. Kemudian jarinya mulai mengetuk meja membuat irama.
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status