All Chapters of Jerat Cinta Sang Milyarder: Chapter 21 - Chapter 30
171 Chapters
Bukan Salahku
PRANG!Suara piring yang hancur menbentur lantai terdengar mengisi pagi di meja makan. Suasana berubah hening dan semua orang di sana hanya saling tatap. Begitu juga dengan Celine yang kini menatap bingung ke arah ibu mertuanya. Dia tidak tahu apalagi yang membuat wanita itu marah sampai melempar piring hingga pecah."Bu, ada ap—"Belum sempat Celine menyelesaikan kalimatnya, Mira tiba-tiba menyiramkan air yang ada di gelas pada wajahnya. Membuat makanan yang ada di meja makan itu menjadi basah, begitu juga sebagian pakaian Celine. Dia sontak berdiri dan menatap tak percaya pada mertuanya yang kini melotot tajam."KAMU MAU BIKIN SAYA DARAH TINGGI, YA! MAKANAN INI ASIN!"Suara bernafa membentak itu, mengagetkan semuanya. Tak hanya Celine, tapi Rayyan serta Arion yang kini langsung memeluk tubuh suaminya. "A-apa? Tidak—""Jangan mengelak! Dari dulu, kamu juga tidak suka sama saya! Kamu pasti menyumpahi saya cepat mati!"Celine bungkam. Di
Read more
Pergi ke Klub Malam
Dominic menatap lekat bangunan yang ada di balik pagar besi itu. Rumah baru milik Jared. Laki-laki itu ternyata sudah pindah dari rumah lamanya. Pandangan Dominic tertuju pada seorang security yang ada di pos jaga. Pagar itu terlihat sedikit terbuka dan dia tanpa ragu segera masuk. Menghiraukan security tersebut. Jared tampaknya sudah pulang, terlihat dari mobil milik laki-laki itu yang terparkir. "Tuan, maaf, Anda siapa?"Langkah Dominic terhenti saat dia merasakan sebuah tepukan keras di bahunya. Kepalanya refleks menoleh dan mendapati security tadi tengah menatapnya kebingungan. "Dominic, aku datang mencari temanku, Jared," jawabnya singkat."Oh, jadi Anda teman Tuan Jared? Kalau begitu, silakan, saya akan mengantar Anda," tawarnya sembari tersenyum ramah, setelah sebelumnya terlihat kebingungan karena asing dengan nama Dominic. Dominic tidak terlalu peduli. Dia tidak mengiyakan atau menolak, tapi saat security itu mengajaknya,
Read more
Jangan Menggodaku, Celine
Sialan!Dominic kembali menenggak minumannya dengan perasaan kacau. Dia tidak habis pikir, kenapa temannya bisa melakukan hal seperti ini? Merencanakan pembunuhan untuknya! Dominic tidak pernah dendam atau bahkan menganggap Jared sebagai musuhnya. Namun sepertinya itu tidak berlaku bagi laki-laki itu. Tak dipungkiri, dia merasa sangat sedih. Hubungan pertemanan adalah hubungan yang paling dia hargai, tapi sepertinya itu tidak lagi berlaku saat ini. Jared telah mengibarkan bendera perang terhadapnya. Masih dengan perasan kalut luar biasa, Dominic berjalan ke luar dari ruangan VIP yang saat ini dia tempati untuk melepas semua kekesalan dalam dirinya. Dia ingin menghilangkan perasaan sesak dan rasa kesal yang bercokol dalam hatinya karena ulah Jared.Akan tetapi, tak di sangka saat dirinya berniat turun ke lantai dansa. Di mana semua orang tengah menari, melepas penat mereka, matanya bisa melihat sosok yang tidak asing tengah ditarik keluar klub malam. Matanya masi
Read more
Ini Rahasia Kita
"C-celine ...."Napas Dominic terdengar memburu. Dia menelan ludahnya berkali-kali saat melihat wanita itu menggeliat hebat di bawahnya. Sementara dirinya terus berpacu dalam memuaskan hasrat gila yang entah bagaimana datang. Bibir panasnya menelusuri mata, hidung, dagu serta leher Celine sebelum berakhir di dada. Bak seorang bayi yang kehausan, Dominic menyesap kuat tubuh itu sampai Celine memekik dengan kedua tangan yang melingkar di lehernya. Wanita itu tak henti mengerang. Tubuh indah yang harusnya tidak boleh dilihat, kini terpampang jelas di mata Dominic. Bahkan menjadi santapannya.Dia gila. Dominic tahu dirinya gila karena bercinta dengan Celine, tapi ini bukan salahnya. Wanita di depannya ini yang memancing duluan sampai dia yang tidak tahan terus digoda, dan entah bagaimana jadinya, mereka memadu kasih di apartemen miliknya.Ekspresi wajah Celine terlihat berbeda dari biasanya. Rona kemerahan tampak menambah manis wanita itu. Suara rintihan yang terden
Read more
Menginap?
"Ada orang yang memberikanmu obat perangsang," ucap Dominic, membuat Celine yang sejak tadi diam dengan wajah sedih, mengangkat kepalanya. Menatap wajah lelaki yang tadi malam berhasil menikmati tubuhnya. Dia belum diizinkan untuk pergi oleh Dominic. Laki-laki itu bilang ingin menjelaskan apa yang terjadi. "Apa? Obat perangsang?"Celine memegang kepalanya yang sedikit sakit. Dia tidak pernah berpikir sampai ke sana. Celine hanya memikirkan kalau dirinya mabuk. Walau itu sedikit aneh, mengingat dia tidak meminum alkohol dan dia hanya minum air yang diberikan oleh Simon.Simon.Mata Celine membulat seketika. Dia merasa aneh setelah meminum air yang disodorkan oleh laki-laki itu. Celine ingat saat dirinya keluar dari ruangan karena perasaan tidak nyaman berada dekat dengan laki-laki itu. Sampai tangannya tiba-tiba ditarik keluar. Tepatnya menuju area parkiran yang sepi di samping klub malam. Orang yang membawanya adalah Simon. Jadi, apakah laki-laki itu yang m
Read more
Tidak Menyesal
Celine membasuh wajahnya dengan air. Mengguyur seluruh tubuhnya yang hina karena telah disentuh oleh pria yang bukan suaminya. Bersamaan dengan itu, air matanya luruh. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus diperbuatnya saat ini. Namun jelas, Rayyan sama sekali tidak boleh tahu. Dia tidak ingin membuat hati suaminya terluka.Berengsek! Dominic benar-benar berengsek!Celine menggigit bibirnya dalam-dalam. Dia kembali meneteskan air mata. Kecewa karena lelaki yang ditolongnya justru malah memanfaatkan kesempatan. Harusnya Dominic menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Kenapa laki-laki itu tidak berpikir kalau dia sudah bersuami? Dipegangnya perut telanjangnya dengan sedih. Celine ingin berteriak keras, tapi semua itu tidak bisa dia lakukan karena Rayyan pasti akan bertanya-tanya. Bolehkah jika dia menganggap ini tidak pernah terjadi? Mimpi buruk. Celine hanya harus menganggapnya sebagai mimpi buruk dan dia harus melupakannya. Walau semua itu tetap tidak
Read more
Tidak Suka penolakan
"Kondisi Pak Rayyan sudah jauh lebih baik. Beliau bisa dilatih dengan berjalan pelan-pelan," jelas sang dokter yang memeriksa kondisi kaki Rayyan. Hasil lab memperlihatkan keretakan di kaki laki-laki itu sudah mulai membaik. Tulang-tulangnya tampak mulai merapat kembali. Jauh dari sebelumnya yang terlihat banyak retakan.Celine yang mendengar dan melihat hasil lab tersebut, merasa sangat lega. Perbedaan dari dua foto yang dulu dan sekarang sudah terlihat sangat jelas. Suaminya akan sembuh. Tidak sia-sia kesabarannya selama ini. Rasa haru meliputi dadanya, Celine tersenyum pada sang dokter. "Terima kasih, Dok. Saya akan ingat pesan Anda.""Ya, tetap perhatikan terus pola makannya."Sekali lagi, Celine mengangguk. Dia kemudian berdiri dari kursinya dan membantu sang suami bangkit. Memapah Rayyan keluar dengan sangat hati-hati. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain mendengar kabar baik ini. Sepanjang lorong, Celine terus memapah Rayyan sambil tersenyum. "Ak
Read more
Merasa Berdosa
Celine tidak pernah mau menatap muka Dominic sepanjang perjalanan. Begitu sampai, dia langsung turun dari mobil sembari membukakan pintu untuk Rayyan segera turun. Mau tak mau, Celine harus menyerah saat Dominic memintanya mengantar mereka. Tentu bukan dengan sukarela, melainkan dengan sebuah ancaman secara tidak langsung.Sialan! Bisa-bisanya Dominic mengancamnya dengan memanfaatkan kejadian malam itu. Tangan Celine mengepal sempurna saat mengingatnya. Dadanya dipenuh amarah yang menggebu, ingin sekali berteriak di depan wajah laki-laki itu dan mengumpatinya. Namun apalah daya, Celine tidak mungkin mampu melawan Dominic yang memiliki segalanya. Jika dia melapor atas tindak pemerkosaan pun, pasti tidak akan ada yang percaya dan Dominic bisa berbalik menuntutnya. Lalu dia dan suaminya akan kehilangan muka di depan umum. Celine tidak mau itu terjadi."Terima kasih sudah mengantar kami. Sekarang, lebih baik kau cepat pergi," usir Celine dengan nada ketus tanpa mau menata
Read more
Ketertarikan
Plak .... Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi seorang pria yang kini tengah menyambut kedatangannya dengan senyuman. Tanpa sedikit pun terlihat bersalah atas apa yang telah diperbuatnya. Berengsek! Tidak tahu diri! Segala umpatan rasanya ingin sekali dia keluarkan. Celine benci laki-laki seperti ini! "Celine, kenapa kau menamparku?" tanyanya dengan wajah tak berdosa. Kaget saat wanita yang dia tahu hampir tidak pernah bertindak kasar, bisa menamparnya seperti ini. Padahal niatnya hanya ingin mengembalikan tas milik wanita itu yang tertinggal, mengingat kemarin dan hari ini Celine tidak masuk kerja. Alhasil, dia mendatangi rumahnya. Namun Celine justru mengajaknya untuk berbincang cukup jauh dari rumah. Namun dekat dengan jalan utama. "Kau harusnya tahu apa yang terjadi, dasar sialan!"Celine serta merta merebut tas miliknya yang ada di tangan Simon. Mendorong tubuh laki-laki itu dengan tatapan penuh kebencian. Amarah yang tidak tertahankan kare
Read more
Bukan Kebetulan
"Tolong cari tahu semua yang berhubungan dengan Celine," perintah Dominic lewat telepon yang dengan cepat dia tutup begitu urusannya selesai. Dominic terdiam di balkon kamarnya sambil menghembuskan napas kasar. Berpegangan pada sebuah pagar besi sambil menatap langit malam dan bulan yang kini tampak sangat terang. Menikmati udara malam yang dingin menusuk hingga menyentuh tulang-tulangnya. Bibirnya kemudian membentuk senyum kecut tatkala dia ingat saat Celine menolak panggilannya. Nomornya di-blacklist. Wanita itu seperti benar-benar ingin menjauh dan tidak mau berhubungan lagi dengannya. Baru pertama kali Dominic mendapati wanita seperti Celine. Biasanya, wanita yang sudah menikah sekali pun akan tidak akan berpikir ulang untuk mendekati atau pun mencari perhatiannya. Terlebih klien-klien orang tuanya atau bahkan tunangannya sendiri. Semua wanita mengantre dan memelas cinta darinya. Meski sudah biasa, terkadang itu terasa memuakkan baginya, karena hal itu
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status