Semua Bab Mahligai Skandal: Bab 21 - Bab 30
69 Bab
Ketemu Mantan
Arloji mewah di tangan Sonya menunjukkan angka 12 tepat. Mereka tiba di resto yang menjadi favorit Sonya akan lezatnya nasi goreng seafood. Mereka mengambil posisi tepat di tengah-tengah restoran dan itu sedikit risih dirasakan Aini. Namun sepertinya gadis itu lagi kurang mood untuk berkomplain."Gimana hubungan kalian, Ain.." basa-basi Sonya ketika ia melihat Aini lebih banyak diam dari biasanya. Aini menatap  Sonya datar. Ia menghela nafas berat serasa sesak di dadanya."Aku gak tau, Son. Masih seperti biasa," tutur Aini menegakkan tubuhnya ke dingding kursi. Sonya meneliti raut Aini yang terlihat sedikit pucat. Sebagai sahabat mungkin ia bisa merasakan kegalauan Aini saat ini."Cobalah lebih tenang, Ain.. semua butuh proses," tandas Sonya lalu mengambil bolpain mencatat pesanan.Aini mengedar pandangannya menyaksikan kesibukan restoran oleh pelayan berlalu lalang melayani pengunjung. Dan, tak sengaja ia menangkap seseorang di sudut kiri
Baca selengkapnya
Dari hati ke hati
"Emangnya kamu kemari ada urusan apa? kerja.." Aini meneliti wajah pria berambut ceppak di hadapannya. Yang ditatap senyam senyum gak jelas membuat Aini mendengus kasar "Ga juga sih kak. Aku janjian ketemuan sama kawan aku yang baru balik dari Singapure," balasnya lempang. Aini mengkerut kening mamandang suami adiknya yang hampir satu jam lebih bertamu ke kosannya. "Jadi.. kamu bela-belain demi itu?" kesal Aini meradang. Gadis itu menghela nafas memalingkan wajahnya dari pria bernama Halim Kusuma pria pilihan Meylani keturunan terakhir dar Rafli Syahbandar. "Ya, sekalian aku jalan-jalan juga si kak, Kan udah lama aku gak ke Medan setelah dulu... " "Setelah dulu kamu ketangkap ketahuan bandar Narkoba, Gitu!"potong Aini bernada menekan. Ia mendesis kurang senang bila mengingat profesi Halim dulu. Dia juga gak yakin, kalau Halim sudah berhenti dari pekerjaan haramnya itu. Halim menaut alis memicing pada Aini. Batinnya mulai terpancing ketika meli
Baca selengkapnya
Malam yang panjang
Aura malam kian sejuk memancarkan keindahan dan binar kebahagiaan di wajah Victor. Senyum senantiasa mengembang membuat Laki-laki itu terselimut rasa. Ia memeta wajah cantik ayu nan lembut di hadapannya, terus memuja dan takjub. Ainggaraini, gadis berdarah Aceh yang dilahirkan dari rahim bangsawan yang kini berhasil menjerat seorang Victor dalam pesonanya hingga malam ini keduanya terikrar dalam sebuah janji akan selalu bersama apapun rintangan yang membentang. Victor menegakkan tubuh tegapnya sambil merogoh saku jas mewahnya dengan menatap Aini tak berkedip. "Ain," panggilnya lembut. Aini menyungging senyum manis bahkan mengalahi rasa gula. Jantung Victor berdegub dua kali lebih cepat dari biasanya, Victor mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya, lalu bangkit memutar dan berlutut di depan Aini. Aini tertegun, mengangga tak percaya melihat keberanian Victor di depan khalayak ramai. "Aini," panggilnya lagi lalu meraih kedua tangan Aini dan mengecup
Baca selengkapnya
Pasrah
Aini menggeliat dalam selimut. Gadis itu merasakan himpitan tubuhnya terasa sesak. Ia mengerjab menyamarkan pencahayaan. Dan, dia tersentak kecil ketika melihat tangan kekar melingkar di perutnya. Nafasnya memburu menahan sesak. Hal yang tidak pernah terjadi membuat gadis itu gerah dipeluk erat seperti itu. Perlahan dia mengangkat dan memindah, dan berusaha bergeser dari dekapan pria yang telah melamarnya semalam. Namun, sepertinya Victor menyadari apa yang dilakukan Aini. "Ain, aku mohon biarkan begini, aku kangen memelukmu," kata Victor berbisik di tekuk Aini. Gadis itu memejam mata merasakan seluruh tubuhnya meremang. Bersusah payah ia melawan gejolak rasa takut ketika Victor merapatkan tubuhnya dengan Aini. Aini menelan ludah, mengigit bibirnya untuk melawan rasukan birahi dalam dirinya. Remangan lampu di atas nakas sedikit memberi suasana romantis, meskipun Aini tidak menganggap itu. Victor telah melanggar janjinya untuk tidak menyentuhnya
Baca selengkapnya
Perundungan
"Tet. Kayaknya ada yang baru di lamar ni! kesemsem gitu?.. ha ha ha..." sorak Sonya memancing suasana. Aini menaut alis melihat Sonya seperti orang kesambet.  "Yah. Serius wak. Siapa rupanya? kok gak nyampek undangan ke kita," balas Farida menyuap bakso untuk dirinya sendiri. Sonya tergelak melihat wajah Aini tersenyum kecut. "Itulah, Tet. Gua juga mikir gitu.. lamaran biasanya kan rame-rame yak. Tapi kok sepi ya.." ledek Sonya lagi membuat Aini gerah. Namun, Aini bukanlah wanita baperan yang suka terpancing dengan ujaran kedua sahabatnya. Dia memilih diam seolah buli itu bukan untuknya. "Iya ni, Aini. Gak ngabar-ngabar lagi, tau-tau dah di lamar–aja?" Farida mengunyah bakso dalam mulutnya tanpa melihat Aini. Aini yang merasa namanya disebut, melirik sekilas.  "Kok gua. Kalian ngomongin gua?!" tangap Aini cuek. Dia sadar? dirinya sedang di ledekin! ya.. Aini sengaja menulikan telinganya–kaedah bukan dirinya yang sedang dibahas kedua perempua
Baca selengkapnya
Salsa dan Elang
Ternyata kisah ini bukan tentang kita dan perbedaan itu. Ada dia tiba-tiba hadir dari masa lalumu. Terus, aku harus apa? mungkin ini jalan, tidak usah dipaksakan.   Setiap orang pastinya punya masa lalu. Namun seberapa kelamnya perjalanan seseorang pada masa itu? itu hak dan privasinya. Seberapapun kita dekat. Maka masa lalu tetap lembaran yang sudah ditutup dengan alasan 'Dulu'. Terus, selama itu tidak menggangu lembaran baru? otomatis aman-aman saja. Tapi, bagaimana seandainya seseorang di masa lalu hadir dan menjadi momok di masa depan? sebaiknya, itu diperjelas. Agar tidak menimbulkan perselisihan.   "Jadi, ini... cewek kampungan yang sudah merebut Victor dariku, beb? kok dekil sekali! apa cewek Medan udah pada buruk rupa semua.. sampai Victor menyukai gadis kampungan? wah. wah. Pasti ada yang salah ini,
Baca selengkapnya
Patah berlerai
Terkadang cinta sulit di artikan. Tentang perasaan atau kegelisahan sering mengusik disaat konflik datang. Cinta bukan berarti sebuah kecemburuan, kekhawatiran yang berlebihan. Cinta adalah ungkapan, pengertian. Cinta cukup sekedar mengerti, bukan pengekangan. Cinta sejati tidak akan mati, Cinta tidak seharusnya dimiliki, bila orang yang kita cintai tidak bahagia. Dan cinta akan sakit ketika orang yang kita cintai ternyata dicintai orang lain juga. "Kamu udah kenal lama sama Victor, Ain? kayaknya ... romantis banget," Pria bertubuh kekar menegakkan tubuhnya menyimak segenap gerakan Aini. Dara Bangsawan yang kini merasuki benaknya. Hampir setiap hari ia terpesona memandang Aini dari ke jauhan. Namun ibarat mawar di tepi jurang, susah diraih hanya mampu dilihat dari kejauhan. Sebelum menjawab, Aini mengedar pandangan ke sudut-sudut kafe bernama SAMANTA. Ia mengamati lukisan abstruk di setiap dingding kafe tersebut. Ada juga sebuah tulisan unik tentang filosofi kopi. "S
Baca selengkapnya
Penyesalan
Arrgghhhrrr... Siaalll.... bangsattt....!!  "Apa maksud kamu pergi dengan laki-laki gila itu, Ain!! apa bedanya kamu dengan perempuan lain, Aini.. hiks ... hiks ... aku mencintaimu, Anggraini!!? kenapa kamu tega menghianati aku..." Victor menghempas semua barang yang ada dalam ruangan itu. Vase hiasan, kaca dan lukisan dingding ia lempar ke lantai hingga hancur berserakan. Tidak mampu menjadi kuat, dia meluapkan perasaan panas pada benda-benda yang ada di depannya. Apa cemburu telah membakar segenap amarah dalam dadanya hingga berujung pada kehancuran? Luruh. Kacau, itulah yang terjadi dengannya. Mejambak habis-habisan rambutnya melampiaskan segala rasa sakit karena sebuah penghianatan. Cinta telah mematahkan segalanya, angkuh, sombong. Bahkan sisi kebiasaan mempermainkan wanita telah punah berganti dengan ketulusan akan sebuah rasa. Cintanya pada Aini begitu nyata melahirkan kecemburuan, konon katanya dulu itu bukan lah sifat seorang Victor.
Baca selengkapnya
Egonya Cinta
Kemelut rindu kian menyiksa. Derita hati semakin menepi. Namun, keegoisan terbentang nyata sedang membudaki cinta hingga tak berdaya. Dua hati yang kini terkikis saling menyalahkan memaksa menolak realistis sesungguhnya rasa tak dapat didustakan Tak terasa sudah tiga hari terlewatkan semenjak konflik terjadi. Tiga hari itupula keduanya tidak saling bertemu apalagi bertanya kabar. Aini yang sudah memutuskan masuk ke kelas lain, yang tidak ada jadwal bidang study Victor membuat Sonya bertanya-tanya. Apakah mungkin? Aini pulang ke kampungnya di Nanggroe? karena sudah tiga hari gadis itu tidak menampakkan batang hidungnya di kampus. Sama halnya Victor. Setiap kali jadwal mengajarnya, pria itu termenung memperhatikan kursi yang biasanya di duduki Aini. Selama tiga hari sikapnya dingin, wajahnya datar tidak sedikitpun terukir senyum di sana. Itu juga membuat Sonya curiga, apa mungkin? mereka sedang ada masalah, atau marahan. Victor berdiri lemah di depan para mahasiswanya
Baca selengkapnya
Takdir
Hujan deras kembali menguyur kota Medan. Berkubik air jatuh membasahi bumi. Udara dingin berhembus menyelimuti kediaman Victor Walidin sang dosen jenius di salah satu universitas ternama di kotanya. Jutaan percikan air menerpa dingding kaca membuat kabut menghalau pandangan. Pemuda jenius itu berdiri di depan jendela besar dalam kamarnya di lantai dua. Ia memperhatikan air hujan membasahi balkon  dengan tatapan kosong. Secangkir kopi di tangannya yang masih mengeluarkan asap. Tubuhnya dibaluti dengan sweteer celana training berwarna hitam tidak lupa sehelai syall melilit lehernya.Victor menyeruput kopi yang rasanya sangat nikmat dengan mata terpejam. Seketika ia mengerjab mendengar suara pintu terbuka. Namun pria itu tidak menggubris. Ia melanjutkan perhatiannya pada air yang berjatuhan tanpa henti membasahi lantai balkon"Vic, kamu yakin tidak mau ke dokter? apa gak sebaiknya kita chek up dulu?" kata sosok yang berdiri segan di belakangnya.V
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status