All Chapters of SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS: Chapter 31 - Chapter 40
95 Chapters
Tiga puluh satu
Semenjak kejadian kemarin, hari-hari Mentari semakin parah, dia semakin di bully di kampus.Dia berusaha menebal kan telinganya, mencoba tak peduli. Tapi walau bagaimana pun tetap saja sakit hati mendengar hinaan mereka.Mentari menghembus kan napasnya, rasanya semakin berat untuk datang ke kampus besok.Sekarang Mentari sedang menyiapkan keperluan nya untuk besok, dia akan pergi kemah, sekaligus baksos yang di adakan di kampusnya. Mereka akan mengunjungi salah satu desa terpencil.Mentari menyiapkan keperluannya selama tiga hari di sana."Tari..." Panggil ibu Mentari."Benji ikut acara besok?" Tanya ibunya.Membuat Mentari terdiam, ibunya belum tau kalau hubungannya dengan Benji sedang tidak baik."Heh, malah melamun orang ditanya juga" ujar ibu Mentari dengan, menyentuh bahu Mentari."Nggak tau Bu" hanya itu yang bisa di
Read more
Tiga puluh dua
Mereka sudah tiba di tempat tujuan, Mentari tersenyum cerah, dia menghirup udara segar yang ada disini. Sungguh dia sangat suka suasana pedesaan seperti ini."Wah .... Siapa tu?" Teriak seseorang yang ada di sana.Membuat semua orang menoleh termasuk Mentari.Deg...Jantung Mentari berdetak cepat, dia melebar kan matanya, saat melihat Benji keluar dari mobil bersama seorang wanita."Wah Benji pergi dengan siapa tuh?""Cantik banget..."Terdengar bisik-bisik dari mereka semua. Ada yang kagum dengan Benji dan perempuan itu karena terlihat sangat cocok. Namun ada juga yang kesal karena iri."Mereka berdua cocok banget, nggak kayak yang di sebelah gue nih".. seseorang menyindir Mentari dengan senyum mengejek dan di ikuti tawa yang lainya.Mentari memejamkan matanya  men
Read more
Tiga puluh tiga
Mentari kembali lagi ke tenda, dia melihat semua temanya sudah berkumpul.Mentari segera berlari dan berdiri di barisan paling belakang. mereka di jelas kan apa saja kegiatan yang akan di lakukan selama di sini.Setelah ini mereka akan membagi kan sembako yang mereka bawa ke pada warga setempat.Mentari mengambil beberapa sembako dan membagi Kan nya ke pada warga yang lewat."Makasih nak..." Ucap seorang ibu-ibu."Sama-sama Bu..." Ujar Mentari dengan tersenyum senang.Bug...Seseorang menabrak bahu Mentari dengan keras.Sehingga Mentari terjatuh. Hingga terduduk di tanah."Aw..." Ringisnya. Telapak tangannya tergores batu.Mentari menggeleng kan kepalanya. Pasti orang itu sengaja menabrak nya Hinga jatuh.Benji yang yang tak sengaja lewat, dia melihat Mentari terjatuh.
Read more
Tiga puluh empat
Mentari membaring kan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Kegiatan hari kedua disini, mereka mengunjungi pemukiman warga, mereka juga ke sekolah, membantu membersih kan masjid. Dan ke tempat-tempat umum masyarakat lain nya.Mentari membuka matanya lagi, walaupun tubuhnya terasa sangat lelah, tapi tetap saja matanya tidak mau tidur.Dia menghela napas berat, semenjak bertengkar dengan Benji. Entah mengapa dia merasa serba salah. Hatinya menjadi gelisah. Banyak ketakutan yang tidak bisa dia jelas kan.Semoga semua yang di rasa kan tidak benar, dia tidak boleh suka sama Benji. Karena mungkin sekarang sudah terlambat di ucap kan. Dia akan terlihat sangat egois nanti.Bahkan hari ini, Benji seperti nya makin membenci dirinya. Kalau biasa nya Benji akan melihat atau melirik nya sekilas saat mereka berpapasan. Tapi tadi Benji sama sekali tidak melihat nya sedikit pun.*****Hari k
Read more
Tiga puluh lima
Hari ini waktunya mereka semua pulang."akhirnya pulang juga...." Ujar Mentari dengan berjalan menuju bus.Baru saja Mentari hendak naik ke bus, namun seseorang lebih dulu menarik tangannya.Mentari menoleh ke orang itu."Loh kak mau kemana..?" Tanya Mentari.Orang itu adalah Benji, dia menarik Mentari entah kemana."Lepasin kak..." Ujar Mentari lagi, dia berusaha melepaskan tangannya. Namun tenaga Benji jauh lebih kuat dari pada dia.Benji terus menarik tangan Mentari, hingga sampai di mobilnya. Dia segera membuka pintu belakang mobilnya dan memasukan Mentari dengan paksa."Loh kak aku nggak....""Tari...." Ujar Lea memotong ucapan Mentari."Ha... Hai.." jawab Mentari dengan kaku.Benji pun masuk kedalam mobil.Dia langsung menyalakan mobilnya."A...ku naik bus aja kak" ujar Men
Read more
Tiga puluh enam
Mentari tak sabar ingin cepat sampai kerumahnya.  Dia sudah tidak betah berada di motor Romi.Kalau dulu dia akan sangat senang, pergi berdua bersama Romi. Tapi sekarang dia malah membencinya.Semua hal pasti akan berubah pada waktunya, begitu juga perasaan.Romi terus mengajak Mentari bicara, namun Mentari hanya diam tidak menanggapi nya.Akhirnya, mereka pun tiba di rumah Mentari. Mentari segera turun dari motor Romi."Makasih.." ucapnya.Baru saja Romi mau menjawab, namun Mentari sudah lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.Romi menatap sedih punggung Mentari."Sekarang kita jauh banget..." Ujarnya sedih. Dia merasa hubungannya dengan Mentari tidak akan membaik lagi seperti dulu, bahkan untuk berteman saja tidak mungkin.Sedalam itu luka yang dia berikan dulu, sehingga Mentari sangat membencinya.Andai Mentari ta
Read more
Tiga puluh tujuh
Sudah seminggu berlalu dan Benji tidak melakukan apa-apa. Membuat Mentari bernapas lega.Walaupun rasa khawatir nya juga belum hilang, dia takut Benji merencana kan sesuatu di luar pikirannya.Bahkan selama seminggu ini pun Mentari tidak pernah melihat Benji."Ye.. di tanyain malah melamun" ujar seseorang di sebelah Mentari."Eh.. kenapa?" Tanya Mentari tersadar dari lamunan nya."Lo mau mampir makan apa enggak?" Danu mengulang pertanyaan nya."Terserah..." Jawab Mentari. Dia ikut saja, karena dia yang menumpang di mobil Danu.Semenjak dari kemah kemarin hubungannya dan Danu semakin dekat sebagai teman.Dan Danu juga beberapa kali mengantar nya pulang, seperti hari ini. "Dasar cewek..." Keluh Danu."Apa-apa terserah..." Ujarnya lagi.Mentari tersenyum melihat Danu yang kesal."Oh ya tumben kamu bawa mobil?" Tanya Mentari, karena biasanya Danu membawa motor."Lagi musim hujan,
Read more
Tiga puluh delapan
Mentari berjalan tergesa masuk ke dalam gedung apartemen Benji, dadanya bergemuruh menahan amarah.Dia sangat kesal dengan sikap seenaknya Benji.Mentari segera menekan password, apartemen Benji. Dia tidak peduli jika di bilang tidak sopan karena masuk sembarangan."Untung masih sama" batin nya, saat tau password apartemen Benji belum di ganti.Mentari segera masuk setelah pintu terbuka."Loh Mentari..." Ujar seseorang terkejut.Mentari menghenti kan langkah nya saat melihat Lea duduk di sofa, perempuan itu melihat ke arahnya dengan terkejut, begitu pun dia yang ikut terkejut."Kamu kok bisa disini?" Tanya Lea dengan bangkit dari duduk nya dan menghampiri Mentari."Dimana kak Benji?" Tanya Mentari langsung,  dia nggak mau mikirin kenapa Lea di sini.Karena jawaban nya sudah pasti Lea dan Benji punya hubungan.
Read more
Tiga puluh sembilan
Mentari terus menangis tanpa henti."Aduh mbak... Jangan nangis terus dong, nanti make up nya luntur" ucap orang yang sedang merias wajah Mentari.Mila menghembus kan napasnya, dia berjalan mendekat ke arah Mentari."Iya Tar, Lo jangan nangis terus dong. Jelek entar muka Lo. Masak mau tunangan malah sedih" ujar Mila gemas. Pasalnya dari tadi sahabatnya itu tidak berhenti menangis, padahal ini kan hari bahagianya."Aku nggak mau..." Ujar Mentari dengan sesegukan.Hanya kata itu yang terus Mentari ucap kan sedari tadi."Kalo Lo nggak mau ya tolak aja, kenapa Lo terima?" Tanya Mila.Mentari terdiam, Dia nggak mungkin nolak. Nanti yang ada video itu akan ke sebar. Dia juga nggak bisa cerita ke Mila dan juga ibunya.Kalau ibunya sampai tau bisa-bisa dia bakal langsung di nikah kan sama Benji."Apa Benji jahat sama Lo?" Tanya Mila lagi saat Mentari tak kunjung menjawab.Mila takut Benji berbuat yang tidak-t
Read more
Empat puluh
Mentari berjalan menuju taman kampus. Dia ada janji dengan Danu untuk bertemu di sana sebelum kelas di mulai.Mentari melihat Danu sudah ada di sana, duduk di salah satu bangku. Dia segera berjalan menghampiri Danu."Hai..." Sapa Mentari dengan tersenyum. Dia langsung duduk di sebelah Danu.Danu hanya menoleh ke arah Mentari sebentar , lalu mengalihkan tatapan nya ke depan lagi.Tanpa membalas sapaan mentari."Kata Lo cuma temen.." ucap Danu tanpa menoleh ke Mentari.Mentari mengerut kan kening nya tak mengerti dengan ucapan Danu.Danu menoleh ke arah Mentari saat gadis itu tak kunjung menjawab ucapan nya."Lo sama Benji.." ujar Danu, saat melihat raut bingung di wajah Mentari."Ooooo...." Ujar Mentari menganggukkan kepala mengerti. Dengan membenar kan letak kaca mata nya yang melorot."Kemarin emang temenan, tapi sekarang kita tunangan.." ujar Mentari santai.Danu tersenyum hambar mendengar jawaban Mentari.
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status