All Chapters of Jerat Cinta Tuan Vampire: Chapter 141 - Chapter 150
154 Chapters
Menginginkanmu
"My Lady, kamu masih di sini?"  "Kenapa, kamu begitu menginginkan aku segera pergi dari kastilmu?!" sinis Suci masuk ke dalam kamarnya dan Rey. "Bu-bukan begitu My Lady. Aku hanya…."  "Hanya apa?" Suci menjatuhkan dirinya di tepi ranjang masih dengan wajah yang tidak bersahabat. Rey mendekatinya perlahan. "Aku hanya kaget melihatmu masih di sini saja My Lady. Aku pikir pemimpin Kaum Hitam akan langsung membawamu hari ini," terangnya dengan nada yang melembut. Suci menggeleng sembari bersedekap dada. "Tidak. Aku memintanya kembali lusa." "Benarkah?" "Iya."  "Apa dia tidak protes?"  "Tidak. Dia sangat penurut padaku," sahut Suci setengah menyindir Rey. Raja Vampire itu mendengus, ikut duduk di samping istrinya. "Jadi maksudmu aku ini Vampire pembangkan
Read more
Hari yang Ditunggu
Hari yang ditunggu-tunggu King pun tiba. Wanita yang sangat dia dambakan akhirnya menjadi miliknya juga. Suci dibawa ke pelaminan, mengikrar janji dengannya menjadi istri pemimpin terakhir Kaum Hitam. Pengukuhan keduanya menjadi suami istri dihadiri semua Kaum Hitam milik King yang tersisa dan beberapa Klan Vampire termasuk Rey dan kedua orang tuanya. Clara duduk di dekat anak laki-lakinya yang diam, membisu tidak berbicara sama sekali sejak mereka tiba di sana. Sebagai seorang ibu dia tahu betul bagaimana perasaan Rey saat ini. Meski tidak menunjukkan ekspresi apa-apa tapi jauh di dalam lubuk hati anaknya, Clara tahu Rey pasti sangat sedih dan terpukul melihat wanita yang dia cinta berdiri di depan sana bersanding dengan pria lain. Clara ikut sedih mengetahui Suci akan menikah dengan King di saat Rey dan Suci baru saja berkumpul kembali. Momen pengukuhan Kin
Read more
Bukan Milikmu!
"Apa kamu akan kembali besok Rey?"   "Iya. Kamu bisa menghubungiku kapan saja jika kamu mau bertemu denganku."    Suci mengangguk dengan wajah yang sedih. Rey tengah memeluknya sebelum pamit meninggalkan Suci di kerajaan Kaum Hitam.   Setelah acara pernikahan King dan Suci selesai, Rey baru menampakkan diri menemui wanitanya.   Suci begitu bahagia melihat pria yang dia cinta ternyata benar menepati ucapannya tentang dia yang akan terus berada di sana selama upacara pernikahan kedua Suci berlangsung.   "Apa kamu tidak bisa tinggal di sini saja Rey? Aku tidak tahu harus berbuat apa selama kamu tidak ada disisiku."   Rey tersenyum dengan hati yang makin berat meninggalkan istrinya. Jika bisa, dia pun sangat mau tinggal dan menetap seatap dengan Suci.    Tapi, King pasti tidak akan menyetujuinya. Pemimpin terakhir Kaum Hitam itu pas
Read more
Pelan-pelan Saja
Seminggu setelah pernikahan pemimpin Kaum Hitam dan Suci, Rey masih terus datang ke kerajaan Kaum Hitam menemui wanitanya. King tidak pernah sekalipun membatasi ataupun menghalangi keduanya bertemu dan menghabiskan waktu seharian duduk di taman samping kerajaannya sembari bermesraan di sana. Selama seminggu ini juga King seperti Kaum yang tidak punya pekerjaan. Dia terus mengamati Suci dan Rey dari jauh seperti penonton setia. Setiap kali pasangan suami istri itu berciuman, King akan memalingkan wajah mengepalkan tangan menahan rasa cemburu. Suci sama sekali tidak memberi King kesempatan untuk bisa mendekatinya. Setiap pagi saat Suci bangun, Rey sudah tiba di kerajaan Kaum Hitam. Mereka akan menghabiskan waktu bersama sampai malam hari hingga Suci kembali ke kamarnya dan tidur begitu Rey pulang meninggalkannya. King merasa dia tidak akan bisa berhasil mendekati Suci jika setiap h
Read more
Terlihat Berbeda
"My Lady, besok aku belum bisa menemuimu. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan olehku. Michael membutuhkan kehadiran aku di sana."  Wajah Suci terlihat menyendu, sedikit tidak rela suaminya tidak akan menemui dia besok hari. "Berapa hari?" tanya Suci. "Tenang saja My Lady. Aku hanya pergi satu hari saja. Lusa aku akan kembali menemuimu." Suci mengangguk lemah. Satu hari seperti satu Minggu untuknya. Terbiasa menghabiskan waktu seharian penuh duduk bersama di taman samping kerajaan Kaum Hitam, Suci merasa hidupnya akan semakin hampa jika besok mereka tidak bertemu. "Apa kamu mengizinkan aku pergi?" Rey menarik dagu Suci, tahu bagaimana perasaan wanitanya saat ini. Jelas terlihat dari tatapan mata Suci yang berkata tidak ingin dia pergi. Rey tidak mau meninggalkan Suci dalam keadaan sedih dan tidak rela. "Aku harus apa Rey? Kamu
Read more
Rasa Kemanusiaan
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya
Read more
Memberi Pelajaran
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab. Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam. Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka. "Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu. Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya. 
Read more
Curiga
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar. Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini. "Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu. Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini. "Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar. Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci. Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
Read more
Siapa?!
"Thomas!"  "Iya, Tuan?"  "Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan. Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka. Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini.  "Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya. "Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya. "Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."  Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
Read more
Harus Menyerah
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status