Indra berlari sekuat tenaga menyusuri hutan di tengah gelapnya malam, tubuh Rima terasa semakin panas. Bahkan kini Rima sudah tidak sanggup lagi menggerakan bibirnya, melihat kondisi Rima seperti itu Indra terus berlari kencang. Dia harap jauh di depan sana ada pemukiman penduduk, lebih baik lagi kalau ada seorang tabib. Namun diluar dugaan ternyata setelah cukup lama Indra berlari, hutan yang dia telusuri masih belum terlihat ujungnya. Rima sendiri tampak sudah terdiam lemas tidak mampu berbicara seperti tadi lagi. Melihat hal itu Indra serasa dibodohi oleh kata-kata Ki Bisara tadi, jika seperti itu akhirnya mungkin dia sebaiknya tadi menitipkan Rima terlebih dahulu di tabib yang ada di Desa Rahong. “Haduh..” gerutu Indra sambil berhenti sejenak, nafasnya sudah tersengal-sengal karena sejak tadi dia tidak berhenti berlari. Perlahan Indra menidurkan Rima di rumput, tubuhnya masih terasa panas. “Bertahan
Read more