All Chapters of Nafsu Gelap Sang Majikan: Chapter 231 - Chapter 240
301 Chapters
Chapter 230
Andira terlihat bangun dari tidurnya dan segera memandikan tubuhnya yang terasa gerah dan lelah. Raut wajah dia datar dan hanya menikmati guyuran air yang jatuh dari lubang-lubang shower. Dan setelah membersihkan tubuhnya dia mengenakan pakaian dengan model yang sering dipakainya, baju sayak yang menutupi hingga di atas lutut dengan motif bunga-bunga kecil yang dimana belahan dada sedikit terlihat. Saat menatap tubuhnya di dalam cermin besar di samping lemari dan tempat tidur, terdengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Andira membalikkan tubuhnya dan melangkah ke arah pintu dan dengan pelan dia membukanya, melihat Lizzia berdiri di hadapan pintu. "Iya?""Aku dengar bahwa beberapa sudut di rumah ini terdapat cctv, benar?" tanyanya, matanya terlihat tatapan cemas. "Iya." Andira menjawab pelan dan lemah. "Apa aku bisa tahu dimana saja?""Di kamarku, di kamar Martin, di dapur, ruang kerja Martin, hanya itu, kenapa?" "Berarti di sini...""Kau tidak akan terlihat, hanya bagian
Read more
Chapter 231
Mata Martin membulat melihat dokumen yang menunjukkan foto dan tentang kasus kematian Pak Andi. Martin geleng-geleng kepala dengan kata suara kecil yang berkata, "Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi," katanya, berulang-ulang meluhat dokumennya. Andira sendiri diperintahkan oleh Martin untuk kembali ke meja makan dan bertemu dengan Lizzia. "Ada apa?" tanya Lizzia saat melihat Andira tiba di meja makan. "Sesuatu terjadi, ini menyangkut tentang hilangnya anak-anak Martin," jawab Andira dan langsung duduk di kursinya, dia menunduk dan merenung, memikirkan sesuatu di benaknya. Sementara Martin sendiri masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, doa orang petugas kepolisian berada di depannya, duduk di atas sofa rumahnya, memberi kabar tentang kematian seseorang yang baik padanya. "Kenapa Anda tidak mengatakan bahwa anak Anda, Randy Dailuna telah ditemukan?" tanya Syarif kepada Martin yang dimana Martin langsung menatap Syarif. "Untuk menjauhi media," jawab Martin. "Kami sempat
Read more
Chapter 232
Sementara Andira di sini, dia masih berdiri dan berpikir untuk menghubungi Ibrahim. Dia masuk ke dalam kamarnya, dan mengunci pintu kamarnya dari dalam. Dia mengubungi Ibrahim dengan sangat tergesa-gesa. "Halo." "Ada apa Andira?" tanya Ibrahim dalam panggilannya. "Apa yang kau lakukan pad pria tua itu? Aku yakin kau yang melakukannya bukan?" Suara Andira berbisik-bisik, takut nanti Lizzia menguping. Walau tidak masuk akal jika Lizzia mendengarnya, toh Lizzia sedang mencuci piring di dapur dan mulai sedikit merasa aman di rumah bak istana tanpa pelayan itu. Kembali pada Andira tang masih merasa cemas dan tergesa-gesa."Apa pedulimu pada pria tua yang tak berguna itu. Dan ya kenapa kau mematikan sambungan kamera tersembunyi di dalam dapur rumah Dailuna, juga... Kau tidak memberitahuku bahwa Randy sudah pulang ke rumahnya! Kenapa denganmu Andira!" Suara Ibrahim membentak. "Apalagi yang kau inginkan dariku Ibrahim! Aku sudah melakukan semuanya untukmu!""Itu tidak cukup untuk menghan
Read more
Chapter 233
"Aku ingin berkas-berkas semua kolega yang memutuskan kerja samanya dengan perusahaan kita." Martin yang langsung memintanya pada salah seorang stafnya. "Akan saya bawakan Pak langsung ke ruangan Anda," jawab pegawainya itu. Martin mengangguk dan mengajak Rami ke ruangan pribadinya di ruang kerjanya. "Kau yakin bahwa salah satu dari mereka yang melakukannya?" tanya Rami, berjalan di samping Martin dan masuk ke dalam lift. "Bisa jadi bukan? Aku tidak begitu yakin, namun mereka juga sempat begitu sangat membenciku," jawab Martin. Ting...Suara pintu lift terbuka dan keluarlah mereka berdua. Martin dan Rami berjalan ke arah ruangan Martin. Kebetulan Fainah juga keluar dari ruangan pribadinya yang cukup berdekatan dengan ruangan kerja Martin. Dia sempat terkejut karena dia tak menyangka bahwa Martin akan datang ke kantor padahal Martin sedang mengambil cuti selama sebulan lamanya untuk fokus pada kasus anaknya yang menghilang. "Pak Martin." Fainah yang memberi salam dan senyum. Martin
Read more
Chapter 234
Andira terlihat duduk di atas ranjang dan mencari tahu siapa yang mungkin mencurigakan, Martin juga menanyai Andira tentang suara yang mungkin dikenalinya, beberapa orang terkenal di televisi dia perlihatkan, siapa tahu jika Andira yang matanya tertutup dikala itu bisa mendengar suara dari pria yang menculiknya. "Tidak ada satupun yang sama, Mart," jawab Andira. "Tapi aku tidak menyukai Thomas Arfinjaya, dia sepertinya pria yang sama denganmu," ucap Andira pada Martin. "Sama denganku?""Ya... Pria tua yang menyebalkan," ucap Andira menampilkan senyum tipis pada Martin yang mengernyit. "Jadi kau pikir aku pria tua yang menyebalkan?""Ya... Kalian sama saja," ucap Andira dengan terkekeh. Martin hanya menggeleng dan kembali mencari di layar laptopnya tentang nama yang dicurinya. Ada dua puluh nama yang dicurigai Martin, Rami dan Andira, dan yang paling atas adalah Thomas Arfinjaya yang menghilang entah kemana. "Martin.""Iya?""Apa kau tidak memiliki nama selain nama ini? Maksudku, n
Read more
Chapter 235
Nigel yang saat itu berada di rumahnya, dan tengah asik memakan sendiri sarapannya, tanpa ada keluarga yang lainnya, hanya dia dan banyaknya pelayan yang ada di sisi dirinya. Pelayan yang menyiapkan makanan untuk dirinya. Dia masih dipusingkan dengan menghilangnya Lizzia. Dimana gadis ini? Kepalanya terasa penat karena tidak tahu harus mencari dimana lagi? Setelah sarapan dengan raut wajah marah dan tubuh yang sudah bersih, dan dengan kaos juga celana pendek selutut biasa, menampilkan bahwa dia adalah pria garang yang berpenampilan biasa. Dia masuk ke dalam kamarnya dan mencari ponsel miliknya, dia kembali mencari dimana Lizzia. Dia mencarinya dengan menghubungi nomor ponsel yang tidak dapat dihubungi sejak hilangnya Lizzia. Setelah sibuk menghubungi banyak orang yang dikenal oleh Lizzia, dia kembali turun dari kamarnya dan memilih untuk pergi. Dalam beberapa menit, mobil Nigel sudah melaju di jalan berkelok. "Idiot!" Dia terus memukul-mukul setir mobilnya. Sementara di belakang san
Read more
Chapter 236
"Bukan Thomas Arfinjaya," ucap Rami saat tiba di rumah Dailuna. Dia masuk melalui pintu dimana Martin yang membukanya. Mereka jalan terburu-buru ke arah ruang utama. "Kenapa begitu?" tanya Martin, seiring mendaratkan bokongnya di atas sofa, dia duduk berhadapan dengan Rami. Rami tidak menjawab, tatapannya memutari seluruh ruangan, dia mencari sesuatu. "Rami?""Ya?""Kenapa kau katakan bukan Thomas Arfinjaya yang melakukannya?""Tunggu, dimana gadis itu?""Siapa, Andira? Atau Lizzia?""Yang memiliki tangan ajaib, memasak dengan sempurna, aku lapar Martin, aku tidak sarapan saat datang kemari," jawab Rami. "Ouh, ya kebetulan kami belum sarapan, jika kau mau, kau bisa ikut bersama kami," ujar Martin, menaikkan kedua alisnya menatap Rami. "Baiklah, baiklah, mari kita, ke ruang makan." Martin berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Rami, mereka beranjak ke arah ruang makan dimana Andira dan Lizzia sedang menyiapkan sarapan pagi. "Lihat, kau bahkan tidak mengajakku untuk sarapan, jika
Read more
Chapter 237
Hatice dan Nadira terlihat lusuh di dalam ruangan pengap yang tak nyaman, mereka bahkan tak mengganti pakaian mereka, di dalam ruangan itu hanya ada tempat buang air, dan tak disediakan untuk mandi. Bahkan mereka berdua tak diberikan pakaian ganti. Dalam waktu beberapa hari, mereka sangat-sangat menderita.Saat mereka hanya duduk dan Nadira bersandar pada tubuh Hatice, dengan sangat lelahnya dan bahkan gadis ini nyaris tak berbicara sama sekali dalam waktu dua hari. Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, dibuka oleh seseorang. Tidak lain dan tidak bukan, Ibrahim.Dia masuk ke dalam sana dan menguncinya dari dalam. Dia juga memasukkan kuncinya ke dalam saku."Kau mencariku?" tanya Ibrahim.Awalnya, Hatice sedikit antusias, namun karena lelahnya dan tubuhnya seakan tak dapat digerakkan, membuatnya sulit untuk berdiri dan menghampiri Ibrahim.Nadira yang masih bersandar dengan mata tertutup pada dada Hatice kini dipindahkan oleh Hatice ke arah bantal di lantai. Nadira tidak protes dan mata
Read more
Chapter 238
Ibrahim sendiri duduk di kursinya, dia merenung dan saat ini, dia tengah berada di gedung besar perusahaan Dailuna. Kakinya lurus ke atas meja, dan benaknya memikirkan sesuatu. Tak ada yang bisa menghancurkan kesuksesan Dailuna, bahkan jika reputasinya dihancurkan, bisnis besar ini masih berjalan. Dia juga berpikir, Hatice dan Nadira juga Raisi tidak juga terlalu berpengaruh, dia merasa semuanya sia-sia. Balas dendamnya, semua yang dia lakukan tidak membuat Martin Dailuna hancur, kecuali, jika dia betul-betul membunuh dan menyiksa tubuh Martin dengan tangannya sendiri.Kepala Ibrahim hanya memikirkan bagaimana dia akan menyelesaikan segalanya, semuanya tak berjalan seusai rencananya, dia juga menganggap, Andira telah berkhianat padanya, Andira tak dapat lagi dipercaya, dan Nigel, sekarang dia gila mencari anak tirinya. Hatice dan Nadira juga sudah terlihat begitu menderita, bukan ini rencana Ibrahim. Andira dia kirim ke rumah besar itu hanya untuk membuat anak dan ayah itu jatuh cinta
Read more
Chapter 239
Ibrahim sendiri duduk di kursinya, dia merenung dan saat ini, dia tengah berada di gedung besar perusahaan Dailuna. Kakinya lurus ke atas meja, dan benaknya memikirkan sesuatu. Tak ada yang bisa menghancurkan kesuksesan Dailuna, bahkan jika reputasinya dihancurkan, bisnis besar ini masih berjalan. Dia juga berpikir, Hatice dan Nadira juga Raisi tidak juga terlalu berpengaruh, dia merasa semuanya sia-sia. Balas dendamnya, semua yang dia lakukan tidak membuat Martin Dailuna hancur, kecuali, jika dia betul-betul membunuh dan menyiksa tubuh Martin dengan tangannya sendiri.Kepala Ibrahim hanya memikirkan bagaimana dia akan menyelesaikan segalanya, semuanya tak berjalan seusai rencananya, dia juga menganggap, Andira telah berkhianat padanya, Andira tak dapat lagi dipercaya, dan Nigel, sekarang dia gila mencari anak tirinya. Hatice dan Nadira juga sudah terlihat begitu menderita, bukan ini rencana Ibrahim. Andira dia kirim ke rumah besar itu hanya untuk membuat anak dan ayah itu jatuh cinta
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
31
DMCA.com Protection Status