All Chapters of Pendekar Naga Biru: Chapter 41 - Chapter 50
436 Chapters
Desa 9 Naga
Desa 9 Naga adalah desa kuno yang merupakan awal peradaban naga-naga yang kemudian berekspansi meluaskan kekuasaannya ke dunia manusia. Desa ini awalnya dipimpin oleh leluhur naga yang disebut Draken. Naga yang sangat sakti tanpa tanding pada masa itu, Saat Draken menemukan jalur masuk ke alam manusia yang berbeda dengan alam naga nya dia tertarik untuk hidup berdampingan dengan manusia. Draken lah yang menciptakan 9 Naga yang hidup di Kota 9 Naga saat itu serta salah satu naga terkuat yang gagal diciptakan dan merasa terbuang yaitu Naga Hitam.Draken sendiri memilih hidup di desa kuno ini. Kesembilan naga inilah yang diutus untuk mendamaikan wilayah Kamndaria saat itu yang masih merupakan alam liar tidak terurus. Draken memilih manusia sebagai kasta tertinggi yang hidupnya berdampingan dengan naga untuk memimpin keseluruhan makhluk yang ada di wilayah Kamandaria. Sayangnya rencananya tidak berjalan mulus dengan banyaknya pemberontakan yang dilakukan makhluk-makhluk lainnya yang
Read more
Naga Gurun
“Aku sedang ada di mana ini?”, Candaka bertanya-tanya karena tahu-tahu dia tergeletak begitu saja di padang gurun yang panas. Perasaannya tadi dia sedang mandi di pondokannya di desa naga yang tenang. “Apa aku ada di Gurun Terkutuk ya?”, pikirnya lagi setelah melihat keadaan sekeliling. “Kok aku bisa berada di sini? Apa aku ini sedang bermimpi ya?”Rasa panas yang menyengat membuat badannya merasa gerah. Keringat mulai bercucuran membasahi bajunya membuat Candaka terpaksa melepas bajunya untuk mengelap keringat di wajah dan badannya. “Ternyata siang hari di gurun ini sangat panas sekali. Tapi kok kemarin saat bersama kakek, gurun ini tidak sepanas sekarang”, pikir Candaka lagiPemuda ini terus berjalan berharap menemukan lagi kuil naga agar dia bisa beristirahat dari panasnya matahari yang serasa membakar seluruh tubuhnya. Tapi tidak terlihat apapaun sejauh mata memandang, hanya padang pasir yang benar-benar gersang yang tida
Read more
Nekad
Candaka dihinggapi rasa galau yang luar biasa. Dalam hati dia ingin menjadi pendekar sakti agar bisa melindungi teman-temannya terutama Gayatri dari serangan Iblis Naga Hitam kelak. Tapi di sisi lain dia tidak yakin dengan kemampuannya untuk mengalahkan naga raksasa ini. Jika dia kalah dan t**as maka semua jerih payahnya selama ini akan sia-sia saja.“Jangan takut cu..Kamu pasti bisa mengalahkan Naga Putih ini..Ikuti saja kemauan naga ini niscaya kamu akan bisa mengalahkannya”, terdengar suara seperti suara Ki Wicaksono terngiang-ngiang di telinganya dari belakang badannya.“Kakek..Sejak kapan kakek ada di sini?”, teriak Candaka penuh kegirangan sambil membalikkan badannya. Tapi tidak terlihat siapapun. “Suara siapa ya tadi? Kok kedengarannya jelas sekali? Mungkin halusinasiku saja karena kan sebenarnya aku masih di padang gurun kalau di dunia manusia”, pikirnya lagiCandaka menghabiskan waktunya dengan berlatih memantapkan jurus-ju
Read more
Naga Putih
Candaka yang berusaha mencari Kitab Naga pertamanya menemui ujian yang sangat berat dalam hidupnya. Keberaniannya untuk berhadapan dengan Naga Putih Raksasa membuatnya bertemu dengan naga yang sangat ditakutinya. Alih-alih dia merasa terba**r oleh semburan api naga ini, dia melihat sosok yang mirip kakeknya Ki Wicaksono. Perlu waktu agak lama baginya untuk menyesuaikan matanya. Setelah jelas dia melihat sosok yang tadi dilihatnya. Ternyata sosok yang dilihatnya sudah sangat tua dengan janggut putihnya yang memanjang hampir sama panjangnya dengan rambut putihnya. Tapi wajah kakek ini tampak tidak berkeriput sama sekali layaknya kakek-kakek pada umumnya. Kakek ini agak kurus dibandingkan Ki Wicaksono, tapi kakek ini tersenyum padanya sambil menyodorkan tangan untuk menariknya bangun dari panasnya padang pasir.Candaka menyambut tangan kakek ini yang menariknya berdiri di hadapannya. “Sepertinya memang aku sudah m**i, dan kakek ini adalah dewa yang akan membawaku per
Read more
Kebangkitan Pendekar Naga
Candaka terbangun saat terik matahari mulai menyinari tubuhnya. “Sudah siang rupanya. Apa aku ketiduran sampai selama ini?”, dia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Terlihat olehnya Kitab yang diberikan kakek naga saat dia berada di padang gurun, berarti dia tidak bermimpi dan semua kejadian yang dialaminya benar adanya.“Ada baiknya aku di sini dahulu beberapa hari mempelajari kitab ini, karena perjalanan pulang sangat penuh mara bahaya jika ilmu silatku pas-pasan”, katanya dalam hati.Gua tempat Candaka bernaung berada jauh di atas hutan yang sebelumnya dia lewati. Pandangannya ke arah perkampungan misterius yang ditakuti Ki Wicaksono terhalang oleh tebing karang sehingga dia tidak bisa melihat apapun ke sana, demikian juga dari arah perkampungan tidak bisa melihat posisi Candaka karena terhalang tebing yang terjal juga. Jadi untuk sementara pemuda ini aman tinggal di dalam gua. Selain perbekalannya yang masih cukup banyak, di dekat gua juga ada mata air yang
Read more
Pulang
Tak terasa oleh Candaka kalau dia sudah sebulan lamanya berada di dalam gua dan melatih ilmu silatnya. Selama itu tidak ada gangguan berarti yang dialaminya. Kekhawatiran diserang makhluk penghuni Kampung Misterius juga tidak terjadi. Rasa rindu kepada teman-temannya membuatnya siap untuk meninggalkan gua yang sudah dianggapnya sebagai rumah sendiri. Dia mulai mempersiapkan bekal yang akan dibawanya beserta minuman dari mata air agar cukup untuk perjalanannya.“Nanti aku mampir lagi ya guaku tersayang, saat aku menjenguk nenek nanti”, katanya sebelum turun dari gua menuju perjalanan pulang. Candaka sudah merasa gua ini yang selalu menemaninya selama ini, sehingga dia agak berat meninggalkannya.Pagi yang sangat cerah membuat langkah kaki Candaka terasa ringan. Tidak terlihat lagi pemuda dekil dan serampangan seperti sebelumnya, hanya terlihat pemuda tegap dengan penampilan yang bersih dan rapi menuruni lereng gua menuju ke arah hutan. Dengan lincah pemuda ini m
Read more
Turnamen Pendekar
Untuk memeriahkan bebasnya Desa Kabut Hitam dari Kabut Hitam yang selalu mengganggu aktifitas penduduk desa, Bagaskara sebagai pimpinan Perguruan Tapak Naga mengadakan Turnamen Pendekar yang bisa diikuti pendekar-pendekar dari seantero negeri tidak terkecuali Pendekar Naga dari wilayah lain maupun benua lain.Turnamen diadakan selama sebulan lamanya dengan melibatkan pertandingan-pertandingan pendekar kelas tinggi. Para peserta diberi kesempatan untuk tinggal daan menunggu selama sebulan terlebih dahulu di Desa Kabut Hitam sebelum turnamen ini dimulai untuk menyesuaikan diri.Tampak kesibukaan di Perguruan Tapak Naga untuk menyiapkan event yang cukup besar ini. Halaman perguruan yang sangat luas dijadikan arena pertandingan untuk pendekar-pendekar ternama yang mengikuti turnamen ini. Bangku-bangku untuk penonton sudah disusun rapi mengelilingi arena.Umbul-umbul dan panji-panji dari pendekar yang mewakili perguruannya juga sedang dipasang di tempat ini. Sementar
Read more
Petunjuk Mimpi
Candaka yang ketiduran setelah sampai di penginapan mengalami mimpi yang aneh baginya. Kali ini dia melihat Isyana yang menatapnya kosong kemudian meninggalkan dirinya walaupun dia sudah berteriak-teriak memanggil namanya tapi gadis ini tidak mempedulikannya dan pergi begitu saja meninggalkannya.Belum hilang rasa kagetnya, tahu-tahu dia sudah berada di dalam ruangan bawah tanah yang asing baginya. Tampak olehnya beberapa orang yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Candaka berusaha mendengarkan pembicaraan mereka.“Kamu yakin Tuan mengadakan acara besar ini sekarang?”, tanya pria yang wajahnya tirus dan dalam keremang-remangan terlihat menyeramkan. Sementara pria yang dipanggil Tuan tampak lebih terpelajar yang membelakanginya. Candaka merasa kenal dengan pria yang disebut Tuan ini tapi dia tidak tahu dimana dia melihat pria ini.“Aku sudah merencanakan ini matang-matang. Sementara calon Pendekar Naga yang bernama Candaka itu pergi, kita harus
Read more
Bimbang
HuaammmmCandaka menguap sejadi-jadinya saat terbangun di tempat tidur yang empuk. Matanya melihat ke arah bawah. Dilihatnya gadis cantik yang menawari kamarnya untuknya beristirahat sementara gadis ini rela tidur di lantai.Candaka menjadi bimbang dengan mimpinya. Apa memang benar Mala yang menjadi mata-matanya selama ini yang selalu menguntit kemana dirinya pergi? Kalau begitu kenapa dia tetap terlelap tidur sementara aku sudah bangun? Harusnya kan dia mengawasiku terus menerus jika dia adalah anak buah si wajah tirus tadi.Gadis ini perlahan-lahan membuka matanya. “Hei kakak..Sudah bangun kok tidak bangunin Mala?”, tanyanya manja. “Kak Candaka sudah sehat kembali?”Tidak mungkin Mala. Sikapnya tidak seperti dibuat-buat terhadapnya, apa gadis ini mahir berpura-pura di depannya. Biarlah jika memang dia, jika aku di dekatnya aku juga lebih mudah mengawasinya.“Kakak hari ini mau kemana? Biar Mala temenin ya kak..&rdquo
Read more
Turnamen Pendekar Dimulai
Penduduk desa beramai-ramai menuju ke arah Perguruan Tapak Naga untuk melihat pendekar-pendekar kenamaan bertanding memperebutkan hadiah yang fantastis. Banyak pedagang musiman yang berjualan makanan apa saja di depan gerbang masuk arena pertandingan ini.Candaka dan Kumalasari termasuk dalam kerumunan warga yang antri untuk masuk menyaksikan pertandingan-pertandingan silat yang bermutu. Dengan susah payah mereka berhasil masuk juga ke dalam bangku penonton.Tujuan Candaka dan Kumalasari berbeda untuk event ini. Candaka terus mengawasi sekitar arena pertandingan untuk melihat apakah ada yang tidak beres yang akan membuktikan kebenaran mimpinya. Sedangkan Kumalasari memang berniat untuk menonton pertandingan ini sambil bersenang-senang. Candaka juga masih tidak mempunyai bukti kalau Kumalasari merupakan mata-mata yang mengawasinya, karena gadis ini selalu bersikap baik padanya.Pertandingan di arena tampaknya sudah dimulai. Pertandingan menggunakan sistem gugur.
Read more
PREV
1
...
34567
...
44
DMCA.com Protection Status