Semua Bab Pendekar Naga Biru: Bab 31 - Bab 40
436 Bab
Bertemu Kembali
Tiba-tiba Candaka teringat dengan Ki Wicaksono. Bagaimana ya keadaan kakeknya Gayatri ini, apa sudah sembuh? Kemungkinan besar beliau tahu lokasi Gurun Terkutuk ini. Aku saja sudah tidak mengalami mimpi lagi beberapa hari ini, tapi aku yakin kitab ini ada di sana.“Kemana pula gadis ini..Aku butuh dia buat membawaku keluar dari Lembah Naga”, Candaka masih tidak tahu cara masuk ataupun keluar dari lembah Naga karena selalu Jayanti yang membawanya masuk dan keluar.“Kanda Candaka..Bagaimana latihan hari ini dengan kakek?”, terdengar suara teriakan yang tidak asing lagi di telinganya“Sungguh kebetulan yang dicari muncul. Seperti tahu saja kalau lagi dicari, kata Candaka dalam hatinya“Adek Jayanti yang manis..Kanda bisa minta tolong tidak?”, kata Candaka sambil memasang muka manisnyaJayanti merasa curiga melihat sikap manis Candaka. Tidak biasanya pria ini bersikap begitu manis padanya“Kanda bu
Baca selengkapnya
Sahabat atau Kekasih?
Gadis ini membuka topi capingnya membuatnya makin kelihatan cantik. “Iya, ternyata kamu memang Kumalasari..Kamu ke sini sendiri?, kata Candaka dengan muka herannya karena tidak menyangka teman mainnya dari kecil ini ternyata sangat cantik.Apalagi sekarang gadis ini berpakaian laksana pendekar pedang membuatnya tampak sangat menarik dengan lekuk-lekuk tubuhnya yang dibungkus rapat pakaiannya yang ketat membuat mata pria tidak akan berkedip melihatnya.“Aku ke sini sendiri kak..kan aku sudah bisa jaga diri aku sendiri. Jadi kak Candaka tidak perlu lagi selalu menjaga aku seperti waktu kita di ibukota”, jawab Kumalasari sambil tersenyum“Terus kamu kenapa ke desa ini. Tidak ada yang istimewa di desa ini Mala”, lanjut Candaka lagiIihh kak Candaka ini tidak mengerti juga kalau dia ke sini khusus mencarinya, tapi malahan banyak tanya macam-macam tidak jelas. Huffh sangat menyebalkan kak Candaka yang sekarang. Beda dengan kak Candaka yang
Baca selengkapnya
Kembali ke Hutan Terlarang
“Eiiitttt...Ada apa ini kok ramai sekali berkumpul di sini?”, muncul lagi seorang gadis berpakaian hijau yang langsung menghampiri mereka“Kak Isyana kebetulan sekali tadi kakek lagi tanyain kak Isyana kapan lagi ke Hutan?, lanjut gadis ini lagi ke arah perempuan yang disebut kaak cantik oleh Kumalasari.Kumalasari terperangah mendengar gadis berbaju hijau ini memanggil kaka cantik itu Isyana. “Kakak cantik ini ternyata kak Isyana ya yang jago pedang?”, tanyanya lagi memastikan“Hehehe..Kalau adik cantik ini sebenarnya siapanya Candaka?”, tanya Isyana lagi dengan ramahnya sambil tertawa pelanKumalasari hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pertanyaan Isyana. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sendiri masih tidak yakin dengan perasaan Candaka padanya, apalagi setelah lama tidak bertemu alih-alih memeluk atau gembira, malahan kayak orang asing saja. Tidak ada reaksi apapun, malahan marah-marah terus tida
Baca selengkapnya
Rahasia Terkuak
Tidak sulit bagi Ki Wicaksono menafsir mimpi-mimpi Candaka karena dia sudah berpengalaman dengan mimpi-mimpi yang pernah didapatkannya. Begitu Candaka menceritakan mimpi-mimpinya, Ki Wicaksono langsung tahu lokasi mimpi Candaka.“Itu kamu berada di Gurun Terkutuk. Disebut demikian karena di gurun ini tidak ada makhluk hidup apapun, Hanya ada mayat-mayat hidup yang umurnya mungkin sudah ribuan tahun”, kata Ki Wicaksono menjelaskan“Jadi benar ya kek, ada mayat hidup di sana? Kirainn cuman dalam mimpi aku saja”, tanya Candaka lagi“Iya mayat hidup itu beneran ada di gurun itu. Mayat-mayat hidup ini dahulu adalah makhluk-makhluk penghuni Gurun Terkutuk ini yang dahulu merupakan tempat yang indah sebelum Naga Hitam datang dan menghancurkan semuanya”“Bagaimana cara ke sana kek. Aku sudah cari di peta yang ada di Lembah Naga tapi Gurun Terkutuk tidak pernah ada di peta kek”, tanya Candaka“Memang disengaja cucuku biar tidak ada manusia ataupun Naga yang pergi ke sana. Kono
Baca selengkapnya
Perbuatan Terlarang
Candaka dan Gayatri tampak duduk berduaan dengan nyala api unggun yang dibuat Gayatri mengusir dinginnya malam. Terlihat mereka serasi sekali sebagai pasangan kekasih. Kalau benar Gayatri adalah anak dari Bagaskara, berarti dia tidak bersaudara dengan Candaka, jadi sangat memungkinkan jika mereka berjodoh sebagai pasangan kekasih.Tapi sayangnya gadis ini sudah punya tambatan hati yaitu Bagaskara yang sangat dicintainya. Gayatri merasa punya hubungan khusus dengan pendekar sakti ini, sehingga ditafsirkan olehnya sebagai cinta. Padahal hubungan itu adalah hubungan antara ayah dan anak. Karena sudah lama tidak melihat Bagaskara lagi, gayatri perlahan-lahan mulai melupakan pria yang dicintainya ini. “Aku harus melanjutkan hidup. Banyak pria-pria di luar sana yang menyukaiku. Lagian Tuan Bagaskara sudah mempunyai istri. Tidak mungkin lagi akau bisa bersamanya”, pikirnyaKarena sering bertemu Candaka, lambat laun gadis ini mulai tertarik dengan sikapnya yang urakan
Baca selengkapnya
Tempat Rahasia
“Tuh kakek sudah bangun..Kakak sama kakek dahulu ya..Yatri mau ke desa beli sayuran..Kakak mau makan di sini tidak?”, tanya Gayatri Candaka terkesima melihat perilaku Gayatri yang sama sekali berubah dari sebelumnya pasca mereka bersama semalaman. “Mau Yatri..Kamu bisa masak juga ya?”“Bisalah kak..Kalau ga bisa masak, mana ada yan mau jadiin Yatri istri nantinya”, kata gadis ini sambil tersenyum kepada CandakaHufffhhhCandaka menarik nafas dalam-dalam. Mau rasanya dia menjadikan Gayatri istrinya sekarang juga dan membawanya kembali ke ibukota untuk melupakan segala masalah yang selalu merongrong pikirannya selama ini. Cuman pasti banyak larangan yang akan ditemuinya terutama dari Ki Wicaksono, karena masih menganggap mereka sedarah dan pada masa itu masih tabu di kalangan masyarakat kalau masih bersaudara punya hubungan khusus, apalagi sampai menjadi suami istri.“Yatri jalan dulu ya kak..”, kata gadis
Baca selengkapnya
Jalan Menuju Gurun Terkutuk
Ki Wicaksono memutuskan untuk menunjukkan jalan ke Gurun Terkutuk. Tentu saja ini mendapat tentangan keras dari Gayatri karena menganggap kakeknya belum sehat betul untuk melakukan perjalanan yang berbahaya. Tapi keputusan Ki Wicaksono sudah bulat, jadi gadis ini hanya pasrah saja berharap kakeknya bisa pulang dengan selamat.“Kak Candaka jaga kakek baik-baik ya..Kakek satu-satunya keluargaku yang masih hidup. Aku tidak mau beliau celaka”, pinta Gayatri pada Candaka“Aku juga tidak mau kakek mengantar aku ke sana, tapi kamu tahu sendiri kan kakek itu keras kepala. Aku janji akan bawa kakek pulang dengan selamat”“Kek..Yatri ikut saja ya antar kak Candaka ke Gurun Terkutuk? Kan lebih banyak orang lebih baik kek..”, Gayatri berusaha membujuk kakeknya agar diberi ijin untuk turut sertaKi Wicaksono tidak bergeming dan tetap dengan keputusannya mengantar Candaka sendirian ke sana. “Kamu jaga pondokan saja Yatri..kakek tidak l
Baca selengkapnya
Gurun Terkutuk
“Kita jangan masuk ke dalam perkampungan ini, terlalu berbahaya”, bisik Ki Wicaksono“Memangnya ada apa di dalam perkampungan ini kek..Kok kakek misterius sekali”, kata Candaka sambil bergerak menimbulkan suara gemerisik “Kamu jangan terlalu banyak bergerak. Makhluk-makhluk di dalam perkampungan ini membaca gerakan tubuh, tapi mereka tidak bisa melihat”, kata-kata Ki Wicaksono makin misterius membuat Candaka penasaranAda apa sebenarnya di dalam perkampungan ini. Kenapa pendekar sakti sehebat Ki Wicaksono juga merasa khawatir dengan penghuni perkampungan ini? Kenapa juga mereka tidak memberanikan diri untuk masuk ke dalam perkampungan ini? Berbagai pertanyaan dalam benak Candaka. Tapi dia tidak bisa berlama-lama karena KI Wicaksono mulai bergerak perlahan memutari perkampungan ini dari arah luar.“Kita bergerak perlahan saja. Ada jalan di samping tembok bambu perkampungan ini yang menuju ke Gurun Terkutuk. Kita bisa
Baca selengkapnya
Berpisah
Gerakan-gerakan silat Ki Wicaksono sangat indah dilihat, bagaikan menari meliuk-liuk Naga Putih ini menerkam setiap tengkorak hidup yang ada hingga hancur berantakan. “Hebatnya jurus Naga Menari ini. Semoga nanti aku mendapatkan jurus yang cocok denganku dan lebih hebat dari jurus kakek”. Candaka terus melihat kakeknya menyingkirkan ratusan bahkan ribuan tengkorak hidup yang terus muncul tanpa tersisa lagi. “Kakek cuman bisa antar kamu sampai di sini saja cu. Selebihnya kamu harus urus sendiri masalah Kitab Naga ini”, kata Ki Wicaksono setelah membereskan seluruh penjaga kuil ini. “Kenapa kakek tidak ikut dengan aku mencari kitab naga ini?”, tanya Candaka polos “Kitab Naga harus dicari dengan upaya Anak Naga sendiri. Sebenarnya kakek membantumu ini sudah suatu kesalahan yang harus kakek tanggung nantinya”, jelas Ki Wicaksono “Kakek yakin kamu akan menemukan jalan untuk menemukan Kitab Naga Putih ini dan memepelajarinya lebih baik dari kakek”,
Baca selengkapnya
Ratu Naga
Candaka masih merasakan badannya yang lemas tidak bertenaga saat berusaha bangkit dari tempat tidurnya. “Kenapa aku berada di tempat tidur? Tempat apa ini? Bukannya tadi aku pingsan di kuil naga? Kok bisa ada di sini ya?”. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benaknya.Kepalanya masih merasa pusing saat berusaha bangkit. Matanya mulai melihat sekeliling ruangan tempatnya berada. Makanan dan minuman tersedia di meja dekat tempat tidurnya, tapi Candaka belum berani menyentuhnya karena tempat ini masih sangat asing baginya.Setelah beberapa lama kesadarannya mulai pulih kembali. Pakaiannya sudah tidak dekil lagi dan diganti pakaian warna biru yang sangat rapi membungkus tubuhnya. Perlahan-lahan dia memberanikan diri membuka pintu kamar.Apa yang dilihatnya membuat dirinya takjub dan tidak habis pikir dengan keindahan yang terpampang di depan matanya. “Apa aku sudah berada di surga ya?”, pikirnyaDia berada di sebuah kota atau desa yang indah de
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
44
DMCA.com Protection Status