All Chapters of TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU: Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
41. Warning
Munafik kalau Alana bilang dia tidak kesal saat Mikayla terang- terangan menyeret Arkasa untuk menunjukkan isi kamarnya. Meskipun lelaki itu memang sudah tak tinggal disini lagi, tapi bukankah permintaan itu sedikit kelewatan? Terutama karena disini sudah ada Alana yang notabene istri Arkasa. Ditambah lagi, selama berada di meja makan Alana dapat dengan sangat jelas menyadari bahwa gadis muda itu tengah berusaha menunjukkan kedekatannya dengan keluarga Pradipta dihadapannya. Mulai dari membawa topik- topik usang, memori- memori masa kecil mereka, dan tentunya menjurus pada pernikahan konyol masa kecil antara dia dan Arkasa dulu. Sesekali dia juga mendapati lirikan manis namun sinis berasal dari netra Mikayla yang jelas tertuju kearahnya.Sebagai wanita dewasa yang tak mau mempertaruhkan image sempurnanya terutama dihadapan keluarga suami, Alana hanya bisa diam dan berusaha tak menanggapi secara serius. Meskipun saat ini ia belum tahu sejauh mana ia menyukai Arkas
Read more
42. Perlu Bukti Bukan Janji
Menghempaskan kasar tubuhnya diatas ranjang, tas mahal miliknya dibiarkan teronggok di lantai begitu saja. Alana memejamkan matanya kala denyut kepeningan itu kembali mendera. Ia memijit pelipisnya perlahan, berusaha memudarkan kepenatan yang terus merongrong memenuhi pikiran. Meski benci mengakui, Alana memang sempat cemburu pada gadis yang tujuh tahun lebih muda darinya itu karena dengan cepat mengumpulkan seluruh perhatian keluarga kepadanya. Mendengar cerita bahwa gadis itu katanya adalah teman masa kecil Arkasa sebenarnya bukan masalah besar bagi Alana. Namun kedekatan keduanya dan bagaimana Mikayla nampak enggan berbaur dengannya membuat Alana kepikiran. Benarkah jangan- jangan Mikayla ini kekasih simpanan Arkasa? Mereka tak bisa menikah karena telah dianggap bak saudara? Ditambah lagi pesan misterius dari Adara yang seolah mengingatkannya untuk berhati- hati pada gadis yang lebih akrab disapa Kayla itu. Sejujurnya, Alana justru penasaran, hal semacam apa sih ya
Read more
43. Tamu lagi?
Penghianat ! Alana merutuk kesal pada tubuhnya yang kini justru merasa kelewat nyaman berada dalam dekapan posesif seorang Arkasa Dean Pradipta. Tubuh kecilnya meringkuk bak bayi berada dalam kukungan besar suaminya yang masih memeluknya dari belakang. Bertahan dengan posisi ini semalaman. Anehnya, Alana bahkan tak bisa protes ataupun melanjutkan perdebatan mereka karena begitu Arkasa menyambutnya dengan tangan terbuka semalam, seperti sihir ia justru langsung terlelap diatas ranjang king size kamar utama. Dia bahkan melupakan tujuannya ke kamar utama adalah untuk mendengarkan penjelasan suaminya. Justru berakhir tertidur nyenyak tanpa mendengar sepatah penjelasan pun. Satu-satunya yang dia ingat adalah perkataan Arkasa untuk menegaskan bahwa Kayla bukanlah wanita yang dia maksud. Sejujurnya itu sama sekali tak melegakan dahaga wanita dua puluh delapan tahun yang terlanjur penasaran itu. Jika bukan Kayla, berarti ada berapa banyak lagi wanita sekitaran Arkas
Read more
44. Jebakan
Berusaha mengusir segala gundah yang sempat memenuhi dirinya, Alana yang baru menjejakkan kakinya di lobby memasang senyum seperti biasa. Tas bahu tersampir cantik dan ponsel berada di genggamannya. Baru saja berusaha mengatur diri, nampaknya Alana harus kembali menyiapkan mental dan hati karena penampakan yang kini berada tepat beberapa langkah dihadapannya. Beberapa manusia dengan pakaian formal bercengkrama santai di ruang tunggu. Satu dari lima manusia itu menarik perhatiannya. Bagaimana tidak ? Kemunculannya seolah tanpa beban dan sejauh yang Alana perhatikan, lelaki itu nampak sumringah sekali.Lelaki itu membalik badannya, netranya nampak berpendar ketika menatap Alana yang berdiri tak jauh dari lokasinya. Kaki panjangnya melangkah mendekat kearah Alana yang masih diam di tengah- tengah. Satu tarikan di sudut bibirnya jelas menggambarkan bagaimana lelaki itu seolah mengejek Alana. "Morning, Alana," sapaan yang sudah Alana dengar untuk kesekian
Read more
45. Saddam dan Rekannya
"Kamu lihat, kan? Sekarang aku sudah tidak perlu lagi kucing- kucingan untuk masuk kantor ini."Seringaian menyebalkan terpampang jelas di sudut bibir lelaki berpenampilan klimis yang kini duduk sembari menaikkan kaki diatas kaki satunya. Pandangannya tadi mengikuti beberapa kolega yang baru keluar ruangan rapat, sekarang terfokus sepenuhnya pada Alana Diandra Yasmin.Tersisa tiga orang manusia dalam ruangan, yakni Alana, Saddam dan juga Rosaline. Sekretaris Alana itu nampak tak bisa lagi mengontrol raut wajahnya, dengan jelas menampakkan ketidaksukaan terhadap kehadiran Saddam disini. "Kucing garong memang kadang bermuka tebal," desisan sinis Rosaline terdengar.Tak luput dari perhatian Saddam, dengan nada mengejek ia kini balas menunjuk Rosaline yang alisnya jelas mengerut menatapnya."Lihat! Sekretarismu itu bisa saja menghabisiku dengan pandangan kurang ajarnya. Aku rasa bukan begitu cara menghargai rekan kerja, benar begitu Bu Alana?" Pandangan Saddam kembali jatuh pada raut
Read more
46. Terciduk
"Kenapa tidak pilih gaun bersama Bayu langsung sih, Dar?"Alana memajukan bibirnya kesal sembari bersidekap di kursi penumpang. Dirinya merasa diculik paksa oleh Adara yang datang- datang langsung menariknya masuk mobil bahkan hingga meninggalkan pekerjaan. Wanita berambut sebahu yang berada dibalik kemudi kini ikut memajukan bibir, "oh, jadi sahabatku ini gak ikhlas nih menemani?" Kini justru Adara menunjukkan gelagat ngambek membuat Alana merasa serba salah. "Bukan begitu, tapi kan biasanya persiapan fitting dengan pasangan, kenapa jadi mengajakku sih sekarang?" dia sedikit memelankan nada bicaranya agar tidak terdengar terlalu ketus pada sahabatnya yang jadi super moody itu.Kembali cemberut, Adara mengembungkan sedikit pipinya sebelum menanggapi pernyataan Alana, "dulu saat kamu dan Arka menikah, bukannya aku dan mama juga yang pilih?"Benar juga ya. Mana pernah Alana sibuk mengurusi pernikahannya dulu, tahunya sudah siap semua dan dia tinggal mengukur dan mencoba hasil akhir s
Read more
47. Prahara
Adara masih mengerutkan dahinya bingung kala sahabatnya yang tadinya pamit ke toilet dengan tergesa menariknya keluar resto. Ada dua potong ayam yang belum Adara sentuh namun harus dia relakan karena jelas raut Alana yang gusar itu menandakan tak ingin dibantah.Masih mengernyit bingung dibalik setir, setelah menarik dan mengajaknya kembali ke mobil, Alana justru tak menerangkan apapun kepadanya."Al? Kamu lihat setan di toilet?"Alana mendecih pelan saat celetukan Adara mengudara. "Lebih seram daripada itu, Dar!" ujarnya sembari memijit pelan keningnya yang terus berdut sejak tadi. Gadis itu belum mau membongkar insiden yang ia temukan di toilet mengingat bagaimana antusiasnya Adara tadi saat bercerita tentang pernikahan dan bayinya. Dia bingung harus bersikap bagaimana sekarang.Bayu, teman kuliah mereka dahulu yang dia anggap sebagai laki- laki dengan level bucin tertinggi pada Adara. Bayu yang selalu memperlakukan Adara sebagai ratu. Bayu yang selalu dianggap sebagai lelaki pali
Read more
48. Tanya Jawab
Tentu saja Alana tidak bisa tinggal diam. Masih jelas ingatannya tentang momen saat dia tak sengaja menciduk kekasih sahabatnya selingkuh. Alana tak akan membiarkan Adara makin tersakiti akibat tindakan Bayu. Gadis itu duduk dengan angkuh di meja sebuah cafe. Segelas jus jeruk menemani dirinya yang sudah terbakar amarah. Setelah kemarin berhasil menghubungi Bayu, dia mengatur pertemuan rahasia ini dengannya. Aneh sekali karena Bayu sama sekali tak menolak dan justru terdengar bersemangat saat Alana mengajaknya bertemu. Terlebih setelah semua yang terjadi, bukankah itu terasa aneh? Mereka tidak seakrab itu sebenarnya karena Alana sangat malas jika Adara mengajaknya ikut pergi bersama Bayu. Dia tidak mau jadi obat nyamuk, katanya. Lewat lima belas menit dari waktu yang telah ditentukan, Alana mulai mengetukkan hak sepatunya secara tak sabar. Dia paling benci orang-orang yang tidak bisa menghargai waktu.Pikirannya setengah kalut, Adara kemarin bilang padanya untuk tak mem
Read more
49. Lamaran Untuk Adara
Satu guncangan pelan di bahu dan suara berat menyeruak membubarkan aneka pikiran yang tengah bersarang didalamnya. Usapan lembut Arkasa hinggap di rambut Alana yang sudah tertata rapi lengkap dengan satu hairpin mungil.Masih dengan pandangan setengah bingung, gadis itu berkedip pelan membiarkan aroma citrus dan woody milik Arkasa memenuhi indra penciumannya ketika suaminya bergerak melepaskan seatbelt yang terpasang. "Kita sudah sampai, mau sampai berapa lama kamu bengong begitu?"Alana terkesiap, mengedarkan pandangannya setelah sadar bahwa Civic milik Arkasa sudah berada di area parkir kediaman utama keluarga Pradipta. Ia membasahi sedikit bibirnya yang kering, tak banyak karena masih sadar ada lapisan lipcream yang juga memoles ranumnya. Hal itu tentunya tak luput dari penglihatan Arkasa. "Jangan menggoda saya disini, Al," ujar Arkasa mencubit kecil pipi Alana sembari menyeringai penuh arti.Alana memicing kesal, sementara Arkasa yang seakan sudah paham kebiasaan Alana langsung
Read more
50. Tempat Pelarian
"Kamu sakit?"Bisikan kecil Arkasa ditengah keheningan berhasil mengembalikan atensi Alana. Gadis itu perlahan menggeleng, membiarkan Arkasa mengusap dua titik keringat dingin yang ternyata parkir semrawut di dahinya.Dia gelisah, sekalipun si pemeran utama acara tadi yakni Adara dan Bayu justru kelihatan tenang- tenang saja. Entah kesepakatan macam apa lagi yang dibuat sehingga seolah tak terjadi apapun. Sekali lagi Alana mempertanyakan, bagaimana Adara seolah berhasil mengatur skenario hidup orang- orang disekitarnya seperti ini?Termasuk dirinya yang juga telah terjerat akibat rancangan Adara itu. Menikah lebih dulu guna membantu sahabatnya melancarkan rencana selanjutnya. Yah semuanya terlihat aman lancar dan berjalan sesuai rencana. Jemari hangat Arkasa menangkup tangannya yang meremas cemas bagian dress miliknya. Dia beralih melirik sebentar Arkasa dibelakang kemudi yang nampak memandangnya khawatir.Raut tegas namun lembut itu seolah punya kekacauan yang sama dengannya. Namun
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status