All Chapters of Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.: Chapter 71 - Chapter 80
343 Chapters
Ada apa Antara Ibu Dan Mak Ijah.
Aku merasa tengah mendengar petir dan Guntur bersahutan, saat mendengar suara mas Bagus. Meski pelan tapi aku tau maksudnya, mas Adam menatapku dan mengucapkan terima kasih."Sudah jangan dilihatin terus mbak Asma. Nanti mas Adam tak jadi makan, dia orangnya pemalu tapi bisa menerkam juga kok."Lagi-lagi mereka mengodaku. Mas Bagus dan mbak Carisa seperti punya maksud tertentu melakukan itu. Apa mereka berencana menyatukan duda dan janda ini, untuk menjadi suami-istri gitu.Lebih baik aku kedapur saja perasaan jadi aneh melihat tingkah mereka berdua. Ibu dan Lidya daritadi terus tersenyum, apa mereka juga bersekongkol dengan mas Bagus dan mbak Carisa ya?"Memangnya kenapa kalau mas Adam mau menikahimu, Mbak? Kan sudah janda dan masa iddahmu sudah selesai lama. Lihat rumah kita sebentar lagi selesai, mbak Carisa juga mau melahirkan. Apa mbak mau tetap berada ditempat bersama rasa sepi tanpa pasangan."Saat butik selesai dibersihkan dan semua orang sudah kembali pulang. Aku bicara denga
Read more
Wanita Aneh Dan Mencurigakan.
"Saya seorang janda dengan anak dua orang Kak. Saya memberanikan diri datang kemari hendak mencari pekerjaan, dengan-dengar kita senasib, karena itu saya ingin belajar agar bisa sesukses kakak."Aku tersenyum dan menatap wanita yang tengah menunduk di depanku. Awalnya pegawai butik mengira dia pembeli, ternyata dia ingin bertemu pemilik butik jadilah sekarang kami bertemu."Tapi saya sedang tak butuh pekerja, kalau mau bisa jadi reseller seperti saya dulu."Aku memberi alternatif agar dia mau mencoba seperti yang aku lakukan dulu."Caranya kak? karena saya tidak punya uang sama sekali, kalau untuk membeli barang di sini terlebih dahulu."Sekali lagi aku tersenyum karena nasibnya memang sama sepertiku dulu, sebelum menjadi resellernya Mbak Carisa."Tak perlu uang muka, Kak. Cukup upload gambar di sosial media yang kakak punya. Begitu ada pesanan langsung infokan ke kami, nanti kami yang kirim langsung ke pelanggan dengan catatan harus transfer dulu pembayarannya."Wanita itu terlihat m
Read more
Kewaspadaan Asma.
"Ada-ada saja, minta bantuan tapi mengikuti caranya. Kalau memang tak berdaya, dia pasti bisa melakukan cara seperti menyebarkan katalok."Aku hanya bisa berkata pelan sembari menatapnya keluar dari butikku. Selanjutnya entah kemana dia pergi, mungkin hendak mencari mangsa lain."Perhatian untuk kasir dan pegawai yang melayani pembeli. Perhatikan dan ingat wanita tadi, kalau dia datang lagi jangan terlalu dekat dan jangan mau disentuh olehnya. Bukan menuduh tapi lebih baik berhati-hati."Aku memberi peringatan pada para pegawai ku, takutnya wanita itu memang punya ilmu hipnotis atau gendam. Karena gerakannya memang mencurigakan."Untung mbak Asma berhati-hati. Bisa jadi itu modus untuk menghipnotis orang."Lidya terlihat lega saat aku ceritakan kejadian tadi siang. Kebetulan dia belum pulang kuliah, jadi tak ada di butik waktu itu."Kau juga harus berhati-hati, Dek. Tadi mbak sudah minta bagian keamanan untuk mencetak gambar wanita itu, yang kami dapatkan dari cctv agar tak membuat ka
Read more
Pendekatan Adam.
Aku terkejut, sampai menjatuhkan berkas-berkas yang mau aku letakkan ke lemari."Maaf mengagetkan mu, Ma."Aku menarik napas dan merapikan berkas-berkas tadi. Lalu meletakkan ke atas meja, biar disimpankan Lidya, kemudian aku mengambil tas dan berjalan di depan mas Adam."Dek, tolong simpanan berkas yang ada di atas meja ya. Mbak keluar makan siang bersama mas ADAM."Aku sengaja menekan kata Adam agar pria itu segera sadar. Karena dia masih berdiri diam, sedangkan aku sudah ada di depan pintu keluar."Mas Adam, itu mbak Asma sudah keluar."Aku mengeleng karena tak menyangka dia selemot itu. Terlihat bingung sebentar lalu dia berlari mengejarku keluar. Pria yang aneh menurutku."Silahkan masuk, Ma."Dia membukakan pintu agar aku masuk ke dalam mobilnya. Lalu dia mulai melajukan mobil, meninggalkan parkiran butik ku."Kita mau makan dimana, Ma? Beritahu Mas. Tempat yang makanannya enak menurutmu."Aku terdiam lalu menatapnya sebentar dan menyebutkan sebuah tempat."Menurutku makanan ena
Read more
Asma Selamat Rika Terjebak.
"Mbak Asma, kau harus bertangungjawab!"Ya Allah apalagi ini. Baru juga tenang karena tak terganggu, meski mas Alam pulang saat pembukaan butik ku. Kenapa justru adik perempuannya yang cari gara-gara terus."Rika! Berani kau lempar kaca butik ku, bersiaplah kau mendekam di penjara."Aku berteriak karena gadis itu tengah mengangkat tangan yang sedang memegang batu. Sepertinya dia berniat melemparkan batu itu ke kaca depan butik ku."Mbak Asma tolong aku."Rika membuang batu yang dia pegang, lalu bersimpuh memegang kakiku. Entah setan darimana bersarang di otaknya saat ini."Kau ...kau buat aku tertipu puluhan juta, Mbak. Kenapa kau tega padaku?"Nah kan mulai lagi, darimana ceritanya aku menipunya sedangkan masalahnya saja aku tak tau."Cukup! Aku tak ada urusan denganmu. Kenapa bisa kau tuduh aku menipumu?"Aku menarik kaki dan menghempaskan tangannya agar tak memegangi kakiku lagi."Asma kau memang tak tau diri. Alam sudah tak mau padamu, kenapa kau terus mengusik adiknya?"Plak ....
Read more
Sudah Jatuh Ketimpa Tangga.
"Cukup! Aku sudah muak mendengar mulut busuk mu itu, Bu. Daritadi aku minta kau jelaskan masalahnya, tapi terus saja kau bicara sesuatu yang tak berguna. Rika jelaskan padaku sekarang!"Semua orang terkejut mendengar ku berteriak. Sedangkan Rika dan ibunya terlihat gugup."Ada seorang wanita yang keluar dari toko mu kemarin. Dia mengajakku kerjasama dengan membawa semua dagangan ku, saat dia hendak mentransfer uang ke rekeningku, kenapa justru uangku yang hilang."Akhirnya aku tau apa yang terjadi. Setelah gagal menipuku, wanita itu justru berhasil menipu Rika. Malang sekali nasib adik mas Alam."Kenapa kau tertawa, Asma. Apa kau sudah mulai gila?"Rika dan ibunya menatapku tajam. Mereka tentu heran, kenapa aku tertawa."Aku tertawa karena nasib sial mu, Ka. Wanita itu tak berhasil menipuku, justru dia berhasil menipumu."Rika dan ibunya terdiam, mereka masih tak mengerti maksud ucapanku. Tentu saja karena otak mereka, hanya bisa berpikir untuk menghina orang saja."Apa maksudmu, Mbak
Read more
Ungkapan Hati Adam
"Ibu tenang saja, nanti biar aku yang jelaskan pada warga yang tak tau apa-apa."Ibu kembali tersenyum lalu menepuk bahuku pelan. Lalu dia menatap kearah mas Adam dan mbak Carisa."Maaf Mbak Asma. Mas Adam cemas, begitu Iin bilang kejadian tadi. Dia memaksa untuk melihatmu."Aku menatap mas Adam yang terlihat sok cool. Kalau mau tau keadaanku kenapa dia diam saja."Aku baik-baik saja Mbak Carisa. Masih bisa menangani sendiri masalah dengan mantan ibu mertuaku. Meski sebentar lagi, anak lelakinya pasti akan segera pulang dan mencari gara-gara."Mbak Carisa tertawa, sedangkan mas Adam menatapku heran."Perasaan pak Alam masih di kantor cabang, memangnya dia sudah tau masalah ini?""Pasti sudah lah, Mas. Kan banyak mata-matanya, terutama iparnya yang selalu dinafkahi mantan suami mbak Asma."Mbak Carisa atau mas Bagus pasti belum cerita, soal mbak Ani pada mas Adam. Makanya dia baru tau hari ini dari mulut adiknya.""Kenapa kau dan Bagus tak cerita? Jadikan mas kudet begini."Mas Adam me
Read more
Dendam Alam.
Hati anak mana tak hancur, ketika melihat ibumu terbaring di lantai penjara. Dan semua itu dilakukan oleh mantan istriku, Asma."Kau harus menuntut balas, Lam. Demi air susu yang mengalir di tubuhmu, ibu tak iklas jika kau tak membalas Asma. Dia harus menangis darah sama seperti ibu semalam."Aku memeluk ibu, sampai saat ini aku belum tau pasti. Apa yang sudah terjadi, sehingga menyebabkan Asma memasukkan ibu dan Rika ke penjara."Mantan istrimu pasti terlibat, bersama wanita yang menipu adikmu. Semua barang jualan Rika habis, begitu juga uang tabungannya ludes tanpa sisa."Kali ini aku jadi heran kok bisa Asma terlibat menipu Rika. Bagaimana ceritanya."Hari itu aku lewat toko Asma. Ada wanita yang diantar keluar, terlihat dia seperti orang penting. Aku tawarkan kerjasama dan dia mau mencoba. Aku bawa kerumah dan menunjukan semua gamis yang baru aku beli, dia bilang suka modelnya jadi mau bekerjasama begitu. Caranya aku yang akan mengirim gamis-gamis itu ke tokonya bukan Asma lagi.
Read more
Niat Keji Alam Dan Ani.
"Mau bicara boleh saja tapi jangan harap masuk ke rumahku. Soal ibu dan adikmu, silahkan ke kantor polisi, kalau aku memang tak sudi menarik laporan pada mereka."Asma benar-benar keterlaluan, dia bahkan tak perduli meski melihatku kesakitan. Dengan santai dia masuk ke rumah setelah menutup dan mengunci pagar rumah."Kau menantangku, Asma. Dengarkan sumpahku, demi air susu ibu yang mengalir di tubuh ini. Alam puteranya akan membuatmu menderita hingga menangis darah!"Aku berteriak hingga membuat banyak warga berdatangan untuk melihat. Tapi Asma dan keluarganya tetap masuk dan menutup rumah mereka."Hentikan Alam! Apa kau mau seperti ibu dan adikmu, mendekam di penjara."Aku menurunkan tangan tak jadi melempar rumah Asma. Pak RT datang tepat waktu, kalau tidak wanita itu pasti menjebloskan aku ke penjara juga."Apa kalian tak bisa berpikir. Selama ini telah membuat Asma menderita, aku takut wanita baik itu akan menjadi iblis, karena terus kalian sakiti."Sialan bukannya membantu pria i
Read more
Buta Mata Dan Hati Hingga Rela Menyakiti Anak Kandungnya.
Aku menatap mbak Ani yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Wanita itu ternyata kembali lagi, sembari mengatakan sesuatu yang menimbulkan ide di kepalaku."Kau benar mbak, hanya anak itu yang akan membuat Asma gila. Dan ibu akan senang, saat melihat mantan menantunya gila."Aku tertawa karena tau harus melakukan apa. Demi ibu aku rela mati, aku juga rela jika harus kehilangan segalanya."Apa kau yakin melakukan itu, Lam? Ingat dia anakmu, ibu tak mau kau menyesal setelah itu terjadi."Aku tersenyum setelah melihat reaksi ibu, ketika menjenguknya dan mengatakan rencanaku. Hanya ini satu-satunya cara, untuk membuat Asma gila dan tak menjadi duri di hidup kami."Ibu tenang saja semua akan aku lakukan dengan baik. Tujuanku hanya membuat Asma takut dan gila. Agar tak terus menjadi duri dalam hidup kita, aku sudah muak berurusan dengannya."Aku mengepalkan tangan menahan geram. Apalagi saat melihat ibu yang sudah tiga hari di sini, tanpa mendapat perhatian sama sekali, makan dan minumnya.
Read more
PREV
1
...
678910
...
35
DMCA.com Protection Status