All Chapters of Malam Pertama dengan Suami Lumpuh: Chapter 21 - Chapter 30
89 Chapters
21
Raras meminum kopinya, setidaknya untuk membuat matanya tetap terjaga sepanjang malam. Sekarang dia duduk di sebuah restauran mewah yang hanya dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja. Tidak semua orang dapat masuk kesini, Raras bisa masuk karena dia sudah diberi kepercayaan oleh seorang pengusaha muda yang merangkap sebagai penjahat yang memasok narkoba dan senjata ilegal dari luar negri.Sudah lima tahun Raras tergabung sebagai agen spesialis BIN, Badan Intelijen Nasional. Dia termasuk anggota yang sangat diandalkan, kecantikan dan kelembutan yang terlihat secara sekilas menipu banyak orang. Dia bisa menyamar jadi siapa saja, menjadi babby sitter, pengantar koran, pembantu, penjual bunga bahkan penjual rokok.Hal itulah yang membuat ayahnya menganggap dia berkeliaran secara bebas. Dia tidak pernah menghabiskan waktu di dalam rumah, dia punya pekerjaan yang sangat berat. Menjadi anggota BIN adalah sebuah rahasia besar yang harus disimpannya rapat-rapat, tidak ada yang boleh me
Read more
22
Wanita itu memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya dengan kondisinya yang benar-benar lelah, dia bisa saja menginap di toko ataupun di kantor, masing masing tempat itu memiliki kamar khusus yang bisa digunakan untuk istrirahat.Mobil melaju menempuh beberapa jam perjalanan, menembus kegelapan malam dan dinginnya udara, tapi wanita yang berada di dalam mobil itu bukanlah orang sembarangan, dia memiliki pertahanan diri yang hebat yang tersembunyi di wajah feminimnya. Raras masuk ke perkarangan sempit milik rumah Wisnu. Dia tersenyum, suaminya sudah berdiri di sana dengan sepasang kruk yang selalu membantunya berdiri dan berjalan, tersenyum manis pada Raras, berjalan berlahan mendekati istrinya itu.Raras tidak menunggu lama untuk memeluk tubuh tinggi milik Wisnu, merasakan kehangatan dan kedamaian untuk dirinya."Masuk, Ras! Di luar dingin." Wisnu menggandeng tangan Raras, mengantarnya masuk ke dalam kamar. Wisnu kemudian keluar sebentar mengambil teh hangat dan menyerahkann
Read more
23
Raras menggulingkan badannya, menetralkan detak jantungnya sendiri, rasa penasaran yang mengakibatkan mereka saling mencoba lebih maju dari yang sebelumnya.Raras tidak menyangka, laki-laki kalem dan pendiam itu begitu ahli. Mereka sepakat menghentikan permainan sebelum semuanya semakin tak terkendali. Pagi ini mereka sudah membuat kemajuan yang sangat besar."Sebelumnya apakah kau pernah menyentuhku?" Raras tidak bisa menahan rasa ingin taunya. Wisnu tersenyum, dia mengangguk sambil menghisap pipinya menahan malu."Kapan?" Raras memicingkan mata, kenapa dia bisa tidak tau."Beberapa kali saat kau tertidur lelap," aku Wisnu, itu memang benar, mana mungkin Wisnu tidak berhayal semenjak aksi menerobos tak sengajanya ke kamar mandi waktu itu."Aku tak menyangka kau bisa senekad itu."Wisnu menyembunyikan wajah malunya diantara lekukan lengan dan bahu Raras, dan selanjutnya adalah urusan mereka berdua.*****Saat mengaku tadi, Raras sedikitpun tidak marah, dia hanya tak habis fikir bagaim
Read more
24
Sehari ini Wisnu mendiamkannya, wajah lembut penuh senyum itu berubah datar, tak mengubris sapaan Raras sedikitpun. Wisnu tipe pria yang cepat ngambek dan tidak mudah mengembalikan suasana hatinya.Sekarang dia menjemur pakaian di belakang rumah, jemuran yang dilindungi atap keropos. Setidaknya pakaian itu bisa mengering dengan terpaan angin sore dan besok bisa kering secara utuh.Wisnu menolak bantuan Raras yang berniat ingin menolongnya, padahal yang dicucinya adalah pakaian istrinya sendiri. Raras menghela nafas, dia tidak punya pengalaman sama sekali untuk membujuk dan merayu Wisnu agar moodnya kembali baik, yang dia lakukan adalah mengekori kemanapun Wisnu berjalan, ke kamar mandi saat Wisnu menjemput pakaian yang habis dicuci, ke dapur mengambil air minum, ke kamar mengambil handuk dan ke belakang rumah mengambil baju keringnya. Wisnu tetap saja mengabaikannya, menganggap kehadirannya seakan tidak ada, tak bicara, tak menatap dan begitu dingin.Raras baru tau, marahnya Wisnu ter
Read more
25
Raras tak lagi menoleh ke belakang, mobilnya melaju kencang memecah keheningan malam yang dingin dan gelap. Wisnu memeluknya erat melepasnya dengan kalut, Raras membalas pelukan itu, dia berjanji akan kembali dalam keadaan hidup, melanjutkan pernikahan mereka dan menjadi orang biasa. Raras meyakinkan Wisnu dan meminta suaminya mendoakan keselamatannya, menghibur suaminya bahwa dia adalah wanita yang tak pernah sial dalam melawan musuh.Dua jam kemudian Raras sampai di bandara, pesawat khusus sudah menunggunya, bahkan sekarang masih jam dua dini hari. Raras merapatkan jaket kulitnya, wajah dingin, datar, tegas tak tersentuhnya kembali terpasang dengan baik.Misi kali ini adalah menyelidiki kelompok pemberontak yang mendapatkan senjata secara ilegal yang diselundupkan dari perbatasan oleh beberapa orang yang dicurigai salah satu dari mereka adalah pejabat pemerintah pusat.Raras membawa identitas sebagai bidan desa yang akan menginap selama dua minggu di pedalaman perbatasan, mengumpulk
Read more
26
Hari ini jadwal Wisnu ke rumah sakit, Aryo yang kebetulan libur mengantarnya menggunakan mobil juragan desa, mobil tua yang cukup layak dibawa berjalan jauh. Tiga hari dia sudah berpisah dengan Raras, selalu menyelipkan nama istrinya disetiap doa-doanya, dia memiliki keyakinan bahwa Raras akan pulang dalam keadaan utuh, keyakinan itu yang harus dipupuknya supaya dia tidak menjadi pesimis.Aryo membantu Wisnu masuk ke dalam mobil, semua itu mengingatkan Wisnu dengan semua kenangan bahagia dan romantisnya bersama Raras. Bagaimana saat Raras memeluknya, mengangkat berlahan dan menarik masuk kedalam mobil dengan posisi Raras mendarat lebih dahulu, wanita itu memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati, selalu menerbitkan senyum cerah setiap saat kepada Wisnu, kebahagiaan sederhana itu hanya Raras yang bisa menciptakannya. Hari-hari penuh canda tawa yang mereka lalui selama ini takkan pernah dilupakan Wisnu, Raras tidak hanya cantik wajahnya, tapi cantik juga hatinya, dia adalah manusia y
Read more
27
Wajah tua yang lelah, mata putus asa milik Susno yang tak lain adalah ayah Raras. Dia tengah duduk sendiri di kursi kerjanya, mernungi setiap kejutan yang terjadi beberapa hari ini, bocornya Video Andini, istrinya yang terlibat skandal perjudian, belum lagi urusan perusahaan yang dalam kondisi tidak baik.Sudah seminggu Raras tidak menampakkan diri dan pulang ke rumah, terakhir saat memberikan dokumen dan Video hina milik Andini. Setelah itu tidak lagibada kabar darinya.Dalam hatinya yang paling dalam dia sangat menyayangi putrinya itu, wajah lembut yang mewarisi wajah istrinya, karakter keras yang diwarisi dari dirinya sendiri berpadu dalam diri Raras. Dari kecil dia sudah menampakkan sifat yang terlalu mandiri, tidak ingin memiliki pengawal ataupun sopir pribadi, tidak menyukai keramaian, paling benci dengan pesta, dan tidak bisa dikerasi. Dari kecil Raras lebih dekat dengan ibunya, karena dengan sang ayah mereka sering berlawanan.Kekhilafan dimasa lalu membuat hubungan ayah dan
Read more
28
Puskesmas sudah mulai sepi karena matahari hampir terbenam. Raras sibuk membereskan semua peralatan medis yang selesai dipakai seharian, dia cukup lelah, bahkan yang datang berobat juga berasal dari desa-desa tetangga yang sudah mengantri dari subuh." Ras, anakku sakit." Wajah Yuli terlihat murung dan gelisah.Yuli adalah bidan yang ikut menginap di rumah dinas di samping pukesmas, sekali seminggu dia pulang ke rumahnya yang berjarak enam jam dari sini. Dia memiliki anak berusia dua tahun, baru dua bulan ini dia terangkat menjadi PNS yang ditempatkan di sini."Aku ikut khawatir, mbak.""Bolehkah, Ras? aku pulang? Hatiku tidak tenang."Raras tersenyum lembut, mengangguk tanpa ragu, wajah putus asa milik Yuli langsung berbinar bahagia, dia memeluk Raras dengan erat."Terimakasih, Ras.""Sama-sama, mbak.""Kau tidak takut sendiri kan Ras? jika ada tamu dimalam hari kau harus berhati-hati," pesannya.Raras mengangguk paham.*****Hujan tidak berhenti turun mulai dari habis magrib, daerah
Read more
29
Puskesmas cukup ramai walaupun sudah tidak seramai tadi pagi, kebanyakan yang datang adalah ibu -ibu hamil dan balita. Di sini jarak kehamilan sangat dekat, rata-rata anak pertama dengan anak kedua dan seterusnya hanya berjarak satu tahun, kurangnya pemahaman akan pemakaian alat kontrasepsi membuat wanita tidak bisa memprogram kehamilannya sendiri.Raras memasang wajah ramah pada pasien yang ditanganinya. Beberapa dari mereka memuji kecantikan Raras, kulit seputih porselen itu sangat mencolok dibandingkan warna kulit penduduk asli setempat.Dalam senyumnya Raras tetap berfikir, puncak operasi akan berlangsung hari ini, akan ada hal tak terduga yang akan terjadi mengingat kelompok pemberontak bukan orang sembarangan. Jumlah mereka cukup banyak, mereka memiliki ketangkasan dalam memakai senjata, memahami ilmu militer dasar yang dipelajari secara otodidak.Raras menerima informasi bahwa polisi sudah berjarak lumayan dekat dengan lokasi transaksi, berdasarkan pengakuan anggota yang tertan
Read more
30
Hari yang dijanjikan Raras tiba, hari ini tepat enam belas hari Raras pergi ke Papua. Hari ini begitu ditunggu oleh Wisnu, dia sudah bangun sejak jam tiga dini hari, mendirikan shalat malam dan melanjutkannya dengan zikir. Sambil menunggu waktu subuh laki-laki itu meneruskan tilawahnya yang hampir khatam untuk yang ketiga kalinya dibulan ini.Pagi datang, seperti biasanya dipagi hari sampai siang adalah tugas Wisnu menjaga toko mereka, walaupun dibantu oleh dua karyawan. Wisnu tetap turun tangan melayani pembeli. Toko maju pesat dan semakin banyak pelanggan yang datang bahkan berasal dari desa-desa tetangga, Wisnu berencana menambah satu karyawan lagi karena banyaknya pembeli yang tidak terlayani.Apa saja yang dibutuhkan ada di tokonya, mulai dari barang dapur sampai barang harian dan kosmetik beserta obat-obatan ada di sana. Wisnu menghela nafas, setiap shalatnya dia mendoakan orang misterius yang telah menyampaikan rejeki Allah melalui tangan orang itu. Wisnu selalu mendoakan agar
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status