All Chapters of KARMA : Balasan untuk Keluarga Tak Tahu Diri: Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
Mengaku
Mungkin sudah kodrat perempuan terlahir dengan perasaan yang rapuh. Bahkan ketika dia mampu menandingi keahlian kaum Adam dalam berbagai bidang, tapi sayangnya tidak dalam urusan mengendalikan perasaan. Ramadika Adijaya. Bisa dibilang dia adalah lelaki pertama yang membuat Amira terjebak dalam situasi yang membingungkan. Dia benci mengakui kalau perhatian lelaki itu mampu membuatnya terjebak sebuah perasaan terlarang. Sejak menyandang status sebagai keluarga Adijaya, Rama adalah salah satu orang yang cukup baik padanya, selain Hendra dan sang kakek. Dari Rama pula dia belajar banyak hal. Tentang bagaimana beradaptasi di tempat ini juga pelajaran-pelajaran penting lainnya. Dia tak pernah menyangka Rama bisa sekeji itu dan ikut melecehkannya.Sembilan tahun berusaha berdamai dengan perasaan sendiri, rupanya itu cukup sulit ketika Amira dihadapkan dengan kenyataan bahwa Rama ternyata ayah kandung Azriel. Dia benci mengakui bahwa pernah punya perasaan pada Rama lebih dari sekadar sauda
Read more
Kedekatan yang Tak Biasa
"Cie yang semaleman berduaan sama Non Mimi." Jojo menyenggol lengan Al, saat tengah membantunya menurunkan oleh-oleh dari bagasi. Lelaki tampan itu hanya memutar bola mata dan menatap Jojo dengan raut wajah terganggu."Berisik. Dia sudah bersuami, B*doh," cetus Al dingin sembari berjalan mendahului. "Hah." Mulut Jojo terbuka setengah, dia mengerjap-erjapkan mata sejenak, lalu berjalan cepat menyusul langkah Al yang lebar. "Sumpeh lu, Bang? Demi apa? Ati lo masih bae-bae aja, kan?" cerocosnya heboh."Ck, Jojo." Al terlihat memejamkan matanya sesaat. "Daripada kepoin orang mending cuci mobil sana. Kotor banget soalnya. Gue mau sholat zuhur dulu.""Tapi, Bang ....""Udahlah, Jo. Tugas kita itu cuma jadi bodyguard, bukan asisten pribadi. Urusan pribadi Non Amira, bukan ranah kita!" tegas Al dengan wajah datar. Lelaki bertubuh kurus mengangguk paham. "Sorry, Bang. Soalnya kalau liat Non Mimi gue jadi keinget seseo--"Jojo tak kuasa melanjutkan kalimatnya saat melihat pelototan Al. "Fok
Read more
Sosok di balik Layar
Langkah kaki berhias pantofel tanpa tumit itu berjalan perlahan, masuk melewati koridor pendek sebelum sampai di ruang utama dengan satu sofa panjang yang berhadapan dengan TV berukuran 45 inci. Terdapat beberapa rak kaca berisi hiasan juga piagam penghargaan. Di sudut kanan juga terdapat sebuah mini bar, lalu di sudut kirinya ada dapur kecil yang langsung terhubung dengan ruang makan.Perhatian Amira langsung tertuju pada sebuah boneka karakter Stich berukuran sedang yang diletakkan di sebuah karpet bulu berwarna biru. Lantas Amira merendahkan diri, berjongkok di hadapan boneka yang yang sudah berumur lebih dari sebelas tahun itu, tapi terlihat masih sangat terawat. Tangannya terulur mengusap kepala boneka itu. Tanpa sadar lengkung bibirnya terangkat. Boneka ini Rama berikan pada Amira saat ulang tahunnya yang kelima belas, selang beberapa minggu setelah Hendra terbunuh dan ibunya masuk penjara. Saat itu Amira sangat terpukul hingga mengabiskan hampir seluruh waktunya di kamar. D
Read more
Penyesalan
Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan, di sanalah Pak Harun merasa benar-benar gagal menjadi orangtua. Berharap bisa menghabiskan masa tua dengan tiga orang anak lelaki juga menantu serta cucu-cucu. Harapan itu akhirnya harus ditelan getirnya rasa kecewa, ketika ketiga anaknya tumbuh dengan jalan yang berbeda. Ternyata dia salah selama ini, membesarkan tiga orang anak lelaki sendirian itu tidak semudah saat dia berjanji di pusara sang istri untuk tak menikah lagi. Entah apa kesalahan yang telah dia perbuat di masa lalu hingga Tuhan mengujinya dengan cobaan seberat ini. Alih-alih hidup bahagia di masa tua dengan dikelilingi banyak menantu juga cucu, dia malah dibuat jatuh bangun menghadapi ketiga putranya yang egois.Mungkin semua akan terasa lebih mudah bisa ada sosok penyeimbang. Sayangnya meski ingin Pak Harun tak pernah dikaruniai seorang putri, maka dari itu saat dia tahu Hanung mempunyai seorang putri yang dia tinggalkan di desa, tanpa pikir panjang dia langsung menjemputn
Read more
Balasan untuk Si Pecandu Syahwat
"Pakai itu! Tak semua wanita sudi menerima benih harammu!" Heru seketika termangu mendengar kata-kata Amira. Sekali lagi rasa bersalah itu menggelayutinya. Jika bisa memutar waktu Heru jelas tak ingin melakukan itu. Kecanduannya terhadap alkohol memang membuatnya kerap kali melakukan tindakan di luar kuasa, yang menyebabkan pemerkosaan itu akhirnya terjadi. Dan sekarang Heru sangat menyesalinya. "AMIRAA ...!"Akhirnya dia berteriak untuk meluapkan rasa frustrasi yang lebih ditunjukkan pada diri sendiri. Buktinya sepeninggal Amira, seketika sorot mata Heru berubah nanar. Dia mengusap wajah kasar, lalu beralih pada dua orang wanita muda berpakaian mini di belakangnya.Heru tertegun sesaat. Bergantian dia tatap kedua wanita itu sebelum menyodorkan masing-masing lima belas lembar uang pecahan seratus ribu pada keduanya."Ini untuk kalian. Pulanglah, aku mau istirahat."Kedua mengangguk. Pintu ruang karaoke ditutup. Tanpa mematikan berniat mematikan murotal yasin itu, Heru berbaring di
Read more
Bukti Baru
Di sebuah pemakaman elite San Diego Hills itu, Amira menatap nanar makam-makam milik keluarga Adijaya yang berjejer di satu block yang sama. Batinnya berteriak lirih memikirkan tentang alasan dari setiap kejadian yang menimpa keluarga ini. Perempuan itu merasa miris karena sebagian dari mereka bahkan wafat dalam keadaan tak wajar.Tak habis pikir dia, bagaimana bisa orang sebaik kakeknya mendapatkan keturunan-keturunan yang sama sekali tak berakhlak. Mereka dilahirkan seolah hanya untuk menjadi penghancur. Sebenarnya apa tujuan orang-orang yang berada di balik semua ini? Apakah dia menginginkan keluarga Adijaya lenyap tak bersisa atau bagaimana? Kini, berbagai berita yang tersebar di luar sana mulai mengganggunya. Mereka berpikir bahwa keluarga Adijaya terkena karma turun-menurun, karena perbuatan leluhurnya di masa lalu. Wallahualam. Amira tak akan percaya takhayul seperti itu. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bentuk teguran Tuhan, karena mereka abai akan perintah-Nya. Hampi
Read more
Musuh atau Sekutu?
"Sebenarnya apa tujuanmu melakukan semua ini, Mas? Kau pikir aku terlihat begitu menyedihkan hingga pantas dikasihani?"Amira menatap lurus Rama yang duduk di hadapannya dengan kepala tertunduk. "Bukan begitu, Amira. Aku ....""Kenapa kau begitu percaya diri hingga berpikir aku akan memaafkanmu setelah semua yang terjadi.""Aku tahu Amira, tapi ....""Jangan kau pikir aku perempuan bodoh yang bisa dengan mudah kau per--""STOP, AMIRA!"Seketika Amira tersentak saat mendengar Rama membentak dan menarik tangannya menuju dapur. Di antara peralatan masak itu Rama meraih sebuah pisau berukuran sedang, lalu menyodorkannya pada Amira yang hanya bisa terbungkam dengan ekspresi tak terbaca. Mengetahui tak ada tanda-tanda Amira bersedia mengikuti perintahnya. Rama menuntun jemari lentik itu untuk mengarahkan pisau tersebut ke dadanya."Bunuh aku sekarang juga bila kau merasa semua kebenaran yang akan kuungkapkan ini adalah sebuah kebohongan."Amira tetap geming. "Aku akui perbuatan bejat yan
Read more
Saling Menyalahkan
"Kurang ajar si Heru, mau mati saja merepotkan. Karena dia kita harus berhubungan dengan polisi untuk memberi keterangan." Dona menggerutu sepanjang perjalanan pulang dari kantor kepolisian menuju kediaman. Hanung hanya menoleh sekali, lalu kembali fokus pada layar iPad yang menunjukkan sebuah grafik perkembangan harga saham sepanjang bulan ini. "Kau pergi dengannya di hari yang sama sebelum Heru bunuh diri, wajar kalau polisi minta keterangan," ujar Hanung santai, "responsmu terlalu berlebihan untuk ukuran selingkuhan, Dona," tambahnya sinis. Dona membuang muka. Dia menghela napas kasar. Sejak semua perselingkuhan Dona terbongkar hubungannya dan Hanung tak lagi seperti suami istri. Kini hubungan keduanya hanya sebatas loyalitas partner untuk mencapai keuntungan masing-masing. Lagi pula Hanung tak bisa membiarkan publik tahu kalau sebenarnya dia mandul, selain harga diri yang dipertaruhkan kedudukannya juga bisa terancam karena kebodohannya selama ini. Apalagi Dona juga tahu kalau
Read more
Hamil?
"Ini rekaman yang kamu minta." Rama menyodorkan sebuah flasdisk berwarna biru bening pada Amira yang baru saja bersiap masuk ke dalam mobil BMW dengan Al yang terlihat sudah duduk di balik kemudi. Seperti biasa, penampilan perempuan itu tak pernah mengecewakan setiap mata yang memandang. Kali ini dia bahkan terlihat begitu memesona dengan straight jins berwarna pudar yang dipadupadan dengan blazer berwarna senada dan kerudung hoodie. Chelsea boots yang melekat di kedua kaki jenjang itu pun menjadi pelengkap penampilannya hari ini.Amira tersenyum kecil, lalu mengambil alih flasdisk tersebut dari tangan Rama. "Oh, iya. Alamat para pegawai yang dikeluarkan sepuluh tahun lalu setelah tragedi itu juga sudah aku list di dalamnya. Kau bisa meminta orang-orang suruhanmu untuk mendatangi mereka satu per satu. Mudah-mudah mereka bersedia bersaksi," tambah Rama. Amira mengangguk kecil, senyum perempuan itu mengembang. "Terima kasih, Mas. Aku tak bisa melakukan ini tanpa bantuanmu." Amira mel
Read more
Balasan untuk Si Gila Kedudukkan
Perempuan berambut sebahu dengan tubuh sintal itu menatap Amira dengan sorot yang tak terbaca. Meskipun tahu ke mana arah pembicaraan mereka, tapi dia tetap menyetujui permintaan Amira untuk bertemu di salah satu kafe yang terletak di pinggir jalan tak jauh dari apartemen Amira. Kebetulan hubungan mereka memang berjalan baik, meski di tengah perseteruan Amira dengan suaminya. "Kalau kau bertanya tentang keterlibatanku dalam penembakan Paman Heru hari itu, kurasa kesaksianku di kantor polisi sudah menjelaskan semuanya. Pertemuan kami murni karena urusan pribadi." Ucapan perempuan itu terdengar tegas langsung pada intinya. "Jadi, benih siapa yang tumbuh di rahimmu itu, Andin?" Amira langsung menembak tepat pada sasaran hingga berhasil membuat tubuh dalam balutan dress putih itu menegang. Andini terlihat menelan ludah susah payah, dia menjawab dengan sedikit membentak. "Bukan urusanmu! Aku berjanji tak akan menjadikan anak ini sebagai alat untuk memeras kalian. Jadi, tolong jangan us
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status