Semua Bab Obsesi CEO Arogan: Bab 21 - Bab 30
70 Bab
Bab 21
“Mommy, kapan Daddy pulang?” tanya Jayden.Isabella mengelus rambut anaknya pelan. “Besok Daddy sudah pulang, memangnya kenapa?”“Aku ingin bermain tembak-tembakan bersama Daddy!”“Kalian sungguh menggunakan pistol sungguhan?” “Tentu saja.”Isabella langsung tekejut. “Tidak Mommy izinkan kau bermain hal berbahaya semacam itu. Kau tidak boleh bermain tembak-tembakan lagi.”Alis Jayden menekuk tidak suka. “Itu hanya permainan Mommy!”“Jay, itu berbahaya, sayang. Jika pelurunya mengenai badan, bisa terluka.”Jayden terkikik medengarnya. “Aku bermain tidak menggunakan peluru sungguhan, Mommy. Peluru yang aku gunakan sepeti sebuah karet bulat dan tidak sakit sama sekai jika mengenai badan.”“Tetapi pistolnya sungguhan bukan?”“Itu tidak masalah, Mommy, yang berbahaya adalah peluru aslinya. Jika aku menembak ke kepala Mommy akan berlubah seketika!” Jayden memperagakan seperti sedang menembak kepala Isabella.Isabella memandang Jayden takut. “Jangan berkata seperti itu. Mommy jadi takut tah
Baca selengkapnya
Bab 22
Javier mengacak rambutnya, menatap pintu kamar yang masih terkunci. Sudah menjelang pagi Isabella juga belum keluar kamar. Kemarin malam Javier mendengar Isabella menangis berjam-jam hingga suara wanita itu perlahan menghilang.Tentu saja Javier khawatir, ia takut Isabella pingsan karena kelelahan menangis. Kini dirinya terus mengetuk pintu kamar dari tadi sambil memanggil nama Isabella.“Isa, ini sudah pagi sayang. Ayo kita sarapan,” ucap Javier. “Isabella, jika kau masih marah padaku tidak apa. Tetapi kau harus sarapan, sayang. Kau semalam juga melewatkan makan malam, aku tidak mau kau sakit.” Javier terus mengetuk pintu kamarnya. Sedangkan di dalam Isabella sudah bangun sedari tadi. Sebenarnya ia tidak bisa tidur pulas, ia terus terbangun dan kemudian menangis kembali.“Isa, kumohon…”“Saya—“ Javier menghentika ucapannya setelah merasakan tepukan di bahunya. “Tuan, sarapan sudah saya sediakan,” ucap Victoria dengan sopan.Di dalam sana Isabella bisa mendengar suara Victoria den
Baca selengkapnya
Bab 23
“Kau sungguh bodoh!” teriak Xander dari seberang sana. Javier terus meminum winenya entah yang keberapa kali. Matanya memandang pemandangan malam hari di kaca ruang kantornya. Seharusnya dirinya sudah pulang sedari tadi, namun ia masih ingin di sini. “Aku akan melakukan pulang secepatnya!”“Pulang? Bukankah kau masih dua bulan di Dubai?” racau Javier yang sudah setengah mabok.“Kau mabok?!” teriak kesal Xander.“Ssst… calm down, man.” Javier menuangkan kembali winenya dan meminum langsung. “Pikiranku sedang kalut, jadi lebih baik aku melupakannya sejenak bukan?” Javier terkekeh. “Lupakan?” kesal Xander. “Kau yang membuat masalah ini, brengsek. Mengapa kau seolah menjadi korban di sini?! dan dengan bodohnya kau berlari ke alkohol bukan pulang ke rumahmu dan memohon maaf dari istrimu itu!” di seberang sana Xander memijat kepalanya pusing karena tingkah kakanya yang kelewatan bodoh. “Hmm?” Javier kian meracau. “Kau tahu? Aku tidak sengaja menampar Isa,” uacp Javier tak sadar. “Apa?!
Baca selengkapnya
Bab 24
Cahaya pagi menyinari sebuah kamar yang didominasika berwarna abu-abu. Di sebuah kasur king size, ada seorang pria terbaring dengan posisi terlentang. Javier mengerjapkan matanya saat silau matahari dari jendela mengenai wajahnya. Lantas ia langsung bangun setelah menyadari dirinya sudah di kamar miliknya. Ia menunduk melihat pakaian masih sama saat ia pakai kerja dan sepatunya juga belum lepaskan selama ia tertidur. Javier memegang kepalanya yang masih lumayan pusing. "Apa yang terjadi semalam?" ucap Javier. Tiba-tiba perutnya merasa mual, Javier dengan cepat berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan. "Sepertinya aku terlalu banyak minum." Javier bingung sebab alkohol yang ia minum tidak terlalu tinggi kadar alkoholnya. Ia juga jarang sekali muntah sehabis minum banyak, seperti semalam. Entah berapa banyak botol yang Javier habiskan dan ia baru menyadari dimana Isabella? Apakah wanita itu tidak tidur di kamar ini semalam? Ketukan pintu terdengar keras dan tidak sabaran saat J
Baca selengkapnya
Bab 25
Setelah membacanya Isabella langsung mematikan ponselnya. Wanita itu memandang keluar jendela sambil menyeka pelan air matanya yang sudah keluar.Sebenarnya, Isabella masih tidak menyaka semua ini. Pikiran negatifnya tadi sempat ia tepis dengan Javier tidak akan menghianatinya, sebab pria itu pernah mengatakan kalau Isabella adalah wanita satu-satunya yang bisa membuatnya jatuh cinta. Tidak pernah terbayang oleh Isabella bahwa Javier akan seperti ini. Walau tidak ada bukti yang kuat kemarin, namun perasaannya tidak pernah salah. Buktinya pesan yang ia dapatkan membuka kebusukan Javier. Logika saja, pria dan wanita dalam satu ruangan di kamar apalagi itu adalah kamar Isabella dan Javier yang merupakan area privasi mereka.Mengapa dengan mudahnua Javier mengizinkan Victoria masuk ke dalam kamar mereka? Isabella semakin yakin Javier memang mempunyai hubungan dengan Victoria. ***“Woah, udara di sini lebih sejuk dari Italia!” seru Iriana saat mereka sudah berada di New York dengan di d
Baca selengkapnya
Bab 26
Jika kalian pikir Isabella akan langsung panik dan mengemasi barangnya setelah membaca pesan dari Xander, ia hanya mematikan ponselnya dan merebahkan diri di kasur untuk tidur. Pagi menjelang, Isabella hanya memandang ponselnya yang bergetar dari tadi, banyak panggilan dari Mom Javier dan Xander. Berita kecelakaan Javier, sebenarnya membuat Isabella khawatir terhadap pria itu. Namun, Isabella selalu terbayang Javier dan Victoria bermesraan di kamarnya. Sakit hatinya belum semakin bertambah hingga Isabella memutuskan untuk mengabaikan dering telpon yang terus berbunyi. Isabella pikir mungkin itu karma Javier yang sudah berselingkuh di belakangnya.Baru saja ingin meletakan ponselnya, sebuah pesan menarik atensinya. Dengan ragu ia membuka pesan dari Gia sang pelayang. Isabela tidak siap apa informasi yang pelayan itu dapatkan. Gia: Selamat pagi, Nyonya. Saya di beri tugas oleh Nyonya Lauren untuk mengantarkan makanan pada Tuan Javier yang sedang dirawat di rumah sakit. Saya memotre
Baca selengkapnya
Bab 27
"Xander?!" kaget Isabella.Xander tersenyum lebar. "Surprise!" Bukannya senang, Isabella memandang keasl Xander dengan wajah kesal. "Sedang apa kau di sini?! Mengapa kau tidak memberitahuku dulu kalau kau ingin datang?!""Tenang, tenang, okey? Bagaimana aku memeritahumu kalau kau saja tidak mengangkat teleponku," jelas Xander membuat Isabella terdiam. "Kau pasti sudah tahu mengenai suamimu yang mengelami kecelakaan. Sebab, aku tahu kau membaca pesanku," lanjut Xander. Reaksi Isabella yang hanya memangguk santai membuat Xander bertanya-tanya."Kau tidak khawatir dengan suamimu itu?" heran Xander."Tidak, untuk apa?" Isabella memutar matanya."Serius, Bella? Kalau kau sedang marah dengan Javier, jangan sampai seperti ini. Dia mengalami kecelakaan yang cukup parah sampai sekaran pun masih dirawat di rumah sakit." Xander menatap Isabella tidak percaya."Lalu?""Isabella! Bisakah kau serius padaku?" Pandangan Isabella tertuju pada ponselnya yang bergetar menandakan adanya sebuah pesan
Baca selengkapnya
Bab 28
Xander pulang kembali ke Italia setelah Isabella mengusirnya. Padahal ia belum satu hari di New York. Memang wanita itu kejam sekali.Kini Xander sedang berada di rumah sakit untuk menemui Javier. Javier tidak tahu kalau Xander menemui Isabella, tentu saja Xander tidak memberitahu, kalau Javier tahu pasti pria itu akan curiga padanya. Xander akui ia memang masih menaruh perasaannya pada Isabella, namun ia cukup tahu diri dan mengetahui batasannya. Saat ingin membelokan diri, mata Xander tak sengaja melihat seseorang yang tidak asing baginya.“Bukankah itu mata-mata Bella,” gumam Xander saat pelayan yang bernama Gia tersebut masuk ke dalam ruangan dokter specialis kandungan. Pikir Xander mungkin pelayan itu sedang memata-matai Javier dan Victoria sembari memeriksa kandungannya, mungkin pelayan itu sedang mengandung. “Kau ingin makan apa lagi?” Suara wanita terdengar setelah Xander baru saja membuka pintu kamar inap Javier. Saat melihat siapakah wanita itu, Xander memutar matanya m
Baca selengkapnya
Bab 29
"Apa-apaan ini, Javier?!" Lauren memandang tidak suka pada Victoria. "Mom?!" kaget Javier. Lauren melangkah mendekati Javier. "Siapa wanita ini?" "Dia sekertarisku, Mom," jelas Javier. Namun, Lauren masih tidak puas mendengarnya. "Isabella tahu sekertarismu ada di sini malam-malam begini?" Lauren menekan kata malamnya. Javier yang tahu Lauren sedang curiga kepadanya pun menghela nafas. "Isa, belum ada kabar." "Apa maksudmu, Bella tidak ada kabar?" tanya Lauren. Namun, sebelum Javier menjawab Lauren berkata pada Victoria. "Kau silahkan keluar," perintahnya memandang tidak suka pada Victoria. Victoria mengumpat dalam hati, padahal ia ingin menguping pembicaraan mereka. "Sialan, nenek tua itu!" Umpat Victoria dalam hati. Setelah Victoria keluar, Lauren kembali menatap Javier dengan pandangan serius. "Mom sekarang mengerti mengapa hubunganmu dengan Bella semakin merenggang."Javier kaget. Seolah tahu ekspresi dari Javier, Lauren berkata kembali. "Tentu saja aku tahu. Mata-mataku
Baca selengkapnya
Bab 30
Selain mengunjungi kedua orang tuanya, salah satu alasan Isabella ke New York adalah untuk memeriksa kandungan. New York mempunyai banyak rumah sakit terbaik, disalah satunya kebetulan Isabella mengenal dokter spesialis kandungan. Tidak berani mengambil resiko jika memeriksa kandungannya di Italia, mata-mata Javier ada dimana-mana. Maka itu kemarin ia menyempatkan diam-diam mendatangi dokter kenalannya dan ingin juga USG kandungannya. Salah Isabella yang menaruh foto hasil USG sembarangan. Kalau saja semalam ia menyembunyikannya mungkin foto tersebut sekarang tidak ada di tangan Diana. Mau bagaimana lagi, Isabella hanya memilih pasrah dan membenarkan kecurigaan Diana kepadanya. Diana tertegun. “Sudah berapa minggu?” Seraya mendekati Isabella kemudian mengelus perutnya.“Sudah mau hampir tiga minggu.”“Aku tidak sabar menunggu.” Diana antusia menunggu cucu ketiganya. “Sampai kapan kau akan merahasiakan kehamilanmu?” “Entalah.”Mungkin sampai masalahnya dengan Javier membaik. Seben
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status