All Chapters of Antara Kau, Aku & Papimu: Chapter 21 - Chapter 30
100 Chapters
BAB 21 : Menanti Jawaban Elena
“Er.., bangunlah..,” pinta Herlambang pada putranya yang masih memegang kakinya.Erlangga tampak membangunkan Tiara juga dari tempatnya bersimpuh, lalu Herlambang pun melepaskan diri dari keduanya dan keluar dari ruangan. Namun Erlangga yang ingin kepastian dari Herlambang melangkah panjang mengikuti langkah lelaki tampan itu yang berjalan ke halaman menuju mobilnya.“Papii.., tunggu..! Papi mau kemana?” tanya Erlangga memegang pintu mobil Herlambang saat lelaki tampan itu akan menutup pintu mobilnya.“Papi ada janji bertemu kolega..,” sahut Herlambang menyalakan mobilnya dan mencoba menutup pintu mobilnya.Erlangga pun menghalangi untuk menutup pintu mobilnya dan mematikan mobil Herlambang dengan mengambil kuncinya.“Papi.., tolong selesaikan masalah Elena dulu.., Papi jangan pergi.., batalkan dulu janjinya.., Er kasian sama Elena kalau nggak kasih kepastian. Tolong Pii..,” pinta Erlangga dengan memelas.Dengan menarik napas panjang, Herlambang pun berkata, “Malam nanti kita ak
Read more
BAB 22 : Keinginan Yang Sama
Herlambang pun menghentikan pembicaraan dengan Elena saat didengar seseorang memanggil Elena dan bel di dalam rumah itu pun berbunyi. Lena keluar dari ruang tamu dan tersenyum lebar.“Ayo masuk.., tumben gini hari belom siap-siap. Nggak kerja?” tanya Elena dengan wajah berseri seraya membukakan pintu pagar rumahnya.Ditariknya tangan Elena lalu Jamila pun berbisik, “Elo pasti abis begituan yaa sama Om Her..? Pantas aja nyokap elo nyuruh gue ke rumah.”“Ngawur lo.., kagak tuh..,” jawab Elena menelan ludah gugup.“Anjrit.., dari muka elo keliatan tahu..! Nanti cerita’in ke gue.., Ayoo kenalin gue sama dia,” ajak Jamila menggandeng tangan Elena dengan berbisik-bisik dan hal itu membuat wajah Elena merona.“Hello, Sore.., maaf ganggu jadinya,” ucap Jamila menatap tajam ke arah Herlambang.“Om Her.., ini Jamila teman sekolah Lena dan Er juga,” ujar Elena dan tampak Jamila mengulurkan tangannya tanpa melepas pandangannya pada lelaki gagah dan tampan itu.“Apa kabar Om..?” tanya Jamila tersen
Read more
BAB 23 : Nekat
Tiara yang kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan diri ke rumah Elena kembali berpikir untuk mengambil gadis yang dicinta oleh putranya ke rumah itu. Terbersit dalam benaknya untuk melepas Herlambang yang kini telah berubah seratus persen baik sikap dan kasih sayangnya.Dalam hati Tiara pun bergumam, ‘Lebih baik putraku tahu sebelum semua semakin menjadi buruk dibandingkan putraku menikahi wanita itu tapi di kemudian hari dia akan sakit dan akan menghancurkan hatinya. Lebih baik aku melepas satu lelaki dalam hidupku selamanya dan membawa Erlangga pergi jauh dari kekacauan yang aku buat.’“Mamii..., Mamii..., cepatlah..! Nanti keburu malam Mii..,” pinta Erlangga seraya mengetuk pintu Tiara berkali-kali.Tok... Tok... Tok...!!!“Mam...!” panggil Erlangga yang sudah tidak sabar menanti Tiara meminta waktu untuk mengganti pakaiannya.Ceklek..!“Er.., ada yang akan Mami katakan sama kamu!” ucap Tiara dengan suara bergetar.Dalam hati Tiara terus berupaya memberikan alasan penolakan atas di
Read more
BAB 24 : Kelicikan Tiara
Setelah Dimas dan Setya mampu melepaskan pecahan kaca pada tangan Erlangga dan Herlina mampu membuat Erlangga yakin kalau dia mendukung dirinya untuk menikahi Elena, akhirnya kekacauan di rumah Elena dapat diatasi dengan membawa Erlangga bersama Ermitha serta Elena ke Rumah Sakit.Sementara itu, Dimas diminta oleh Herlambang untuk membereskan semua kekacauan yang dilakukan oleh Erlangga di rumah Herlina serta menemani dan menenangkan mamanya Elena. Sesampai di Rumah Sakit, Dokter menangani luka sayatan pada pergelangan tangan pemuda itu dengan menjahitnya dan menangani luka pada tangan Ermitha. Erlangga yang ingin Elena tetap di sisinya pun dituruti agar pemuda itu lebih tenang dan emosinya kembali stabil. Sedang Ermitha keluar UGD saat pastikan tangannya hanya kena goresan kecil pada gelas kaca.“Ditunggu yaa pasiennya, kami akan bius lokal aja biar nggak sakit. Kurang sedikit lagi aja urat nadinya putus. Kenapa sampai seperti ini.., kasian tuh pacarnya sampai pucat,” ucap Dokter
Read more
BAB 25 : Malam Penuh Gairah
“Tolong ngebut Pak..! ” perintah Herlambang pada sopir taxi tersebut.“Siap baik Pak..!” Sopir taxi itu pun menambah laju kendaraannya menembus malam dengan kondisi jalan yang telah lenggang. Lalu, mereka memasuki kompleks Perumahan Waringin tempat tinggal Elena dan sopir taxi itu pun menitipkan Kartu Tanda Pengenal bila akan masuk kompleks Perumahan tersebut.“Ikuti kata-kata saya , Pak!” perintah Herlambang pada sopir taxi usai memasuki area blok perumahan.Sampai akhirnya, Herlambang meminta pada sang sopir untuk memperlambat laju kendaraannya dan berhenti lima rumah dari rumah Elena.“Pak.., stop kiri.., matikan lampunya. Tunggu sampai mobil warna putih itu pergi kita ke rumah itu,” tunjuk Herlambang pada mobil di depan rumah Elena.“Maaf Pak.., tolong jangan buat masalah di rumah itu. Bapak tau sendiri, KTP saya di tahan sama sekuriti. Kalau ada apa-apa nanti saya yang repot ke kantor polisi,” tukas sopir taxi tersebut dengan rasa takut. Dan kini taxi itu berada lima ruma
Read more
BAB 26 : Terjebak dalam Kamar
Sesampai di kamar, Elena pun menaruh makanan di meja dan berkata, “Om.., ini makan, Lena mau ke kamar dulu. Kunci aja pintunya.., nanti kirim pesan aja kalau mau minta apa pun.” “Sayang..., suapi Om..,” dengan manja Herlambang menghalangi jalan Elena keluar dari kamar itu. “Om.., tadi Setya bangun.., Lena takut dia curiga..,” tutur Elena yang takut ketahuan Setya. “Satu kali suap aja.., tapi pakai tangan, abis itu Om akan makan sendiri,” ucap Herlambang merayu Elena. Lalu dengan menggelengkan kepala dan tersenyum Elena pun menyuapi Herlambang. Terlihat Herlambang sangat menikmati suapan dari tangan Elena sampai akhirnya bukan hanya satu kali suapan bahkan sampai makanan di piring itu tandas. “Hemm, bilang satu kali suap akhirnya sampai habis ini nasinya, Om sekarang telepon orang rumah atau pak Dimas untuk jemput Om disini.., mumpung baru jam satu,” usul Elena meminta Herlambang pulang. “Lena.., Om masih pengen sama kamu.., apa lagi kamu nggak mau diajak pergi dari sini. Jadi jan
Read more
BAB 27 : Kunci Rahasia Herlambang
Herlina terheran-heran melihat sikap dan ucapan Elena saat mendengar kedatangan Erlangga dan calon mertuanya ke rumah. Lalu ia pun mempertanyakan perihal hal itu pada putrinya “Elena.., kenapa sih kamu.., kenapa bicara seperti itu? Mama pikir kalian udah janjian mau jalan. Soalnya Erlangga bilang maminya mau ajak kamu jalan keluar. Untung aja mereka nggak dengar omongan kamu,” sungut Herlina. Elena hanya terdiam di tempat tidur seraya memegang ponselnya, tanpa mendengar ucapan Herlina. Yang dilakukan Elena adalah mengirimkan pesan pada Herlambang. Namun Herlina pikir saat ini, putrinya sedang bermain game pada ponselnya. “Lena.., udah sana mandi dulu.., kok malah main game.., nggak enak mereka terlalu lama menunggu,” perintah Herlina yang melihat Elena masih memegang ponselnya. “Sabar.., Maa... Tolong kasih tau Erlangga untuk tunggu dan Mama lebih baik temani aja tante Tiara, kan nggak enak di tinggal begitu aja,” pinta Elena yang merasa terganggu kala dilihat Herlina terus mengama
Read more
BAB 28 : Ditolak Her.., Diterima Alex
Herlambang terbangun dari tidurnya sesaat seluruh penghuni rumah pergi. Namun pesan Elena membuat lelaki tampan itu harus menunggu perintah pesan berikutnya dari Elena. Saat termenung sendiri di tempat tidur, ia pun tersenyum lebar seraya menggelengkan kepalanya. Dalam hati ia hanya bergumam, ‘Aduh.., gimana sekarang caranya..? Kasihan sekali Elena kalau harus ditanya masalah kunci kamar. Sekarang aku harus bagaimana?’ Sekitar jam 4 pagi tadi, Herlambang telah mematikan pendingin di kamarnya dengan tujuan tidak ada kecurigaan dari orang yang ada di rumah itu. Namun kini, setelah tiga puluh menit usai terbangun dari tidur dan berdiam diri di kamar maka hawa gerah pun dirasanya, maka Herlambang pun membuka pakaian yang melekat di tubuhnya. ‘Baiklah aku kirim pesan ke Elena.., apa aku sudah bisa keluar kamar? Gerah sekali di dalam kamar..,’ gumamnya. [Pesan keluar Herlambang : Sayang.., lama sekali Om harus keluar dari kamar.., mandi juga nggak bisa, nyalakan pendingin ruangan nggak b
Read more
BAB 29 : Rencana Nikah
“Elena.., Lena..,” panggil Erlangga dari balik pintu kamar mandi saat di lihatnya lebih dari lima menit Elena belum juga keluar dari kamar mandi.“Yaa, Er..” sahut Elena lanjut menghapus panggilan dan seluruh pesan pada ponselnya. Hal itu sering dilakukan oleh Elena saat bersama Erlangga.Elena keluar dari toilet, dan Erlangga yang masih menunggu di persis di depan toilet, tersenyum saat dilihat oleh Erlangga tidak terjadi sesuatu apa pun.“Napa Er...?” tanya Elena tersenyum samar pada Erlangga saat membuka pintu kamar mandi khusus tamu di rumah nan asri itu.“Nggak kenapa.., gue cuman takut elo kenapa-napa aja, abis lama di toilet,” ungkap Erlangga atas perasaannya.“Oh..,” sahut Elena berlalu dari toilet dan mereka pun berjalan ke ruang makan yang mungil namun terkesan mewah.Tiara tersenyum manis saat dilihat Elena mengangguk kecil pada seorang wanita seumuran dengan Tiara dengan wajah terlihat lebih fresh dibandingkan Tiara.“Elena.., kenalkan ini teman Mami, namanya Eva..,
Read more
BAB 30 : Melankolis
Tiara diantar oleh sahabat karibnya yang bernama Eva ke rumah. Di halaman rumahnya yang luas itu Dimas tergopoh-gopoh menghampiri Tiara yang melambaikan tangan padanya.“Selamat sore... Nyonya..,” sapa Dimas berdiri tegak di hadapan Tiara dan sahabatnya saat akan melangkah ke teras rumah mewah itu.“Herlambang ada ?” tanya Tiara seraya tersenyum ramah. Dan hal itu baru pertama kalinya dilihat oleh Dimas, Nyonya besarnya tersenyum ramah saat bertanya padanya. Tidak kaku seperti biasanya.“Tuan besar ada Nyonya besar..,” sahutnya seraya memberikan jalan kedua wanita cantik itu yang tampak berbahagia dari raut wajahnya.“Dimas..!” panggil Tiara saat kakinya berada pada satu undakan menuju teras. Dan Dimas pun berlari kecil dengan memosisikan dirinya tepat di bawah undakan pertama tempat Tiara dan Eva berpijak.“Uhm.., apa Erlangga dan Elena masih ada di dalam?” tanya Tiara seraya melirik ke jam tangan mewah miliknya saat dilihat waktu menunjukan pukul tiga sore.“Masih Nyonya.., Tu
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status