Lahat ng Kabanata ng Jasper dan Misteri Sang Raja Kerajaan Almekia : Kabanata 11 - Kabanata 20
132 Kabanata
11. Platina
Sebuah ketukan lembut terdengar dari pintu sebuah ruangan di rumah sakit pusat kerajaan sore itu. “Kak Opal,” sebuah suara manis yang memanjakan Indra pendengaran terdengar mengikuti. Suara dari seorang gadis yang bernama Platina. Gadis itu kemudian memunculkan kepalanya sedikit di pintu, tetapi tidak berani masuk ke ruangan. Dia memberikan senyuman yang manis bak malaikat kepada penghuni ruangan, Opal. "Akhirnya kamu datang juga!" Opal tak dapat menahan lengkungan di bibirnya demi menyambut kedatangan sang gadis. Beberapa hari belakangan ini, Platina selalu saja datang mengunjungi Opal di tempat dan jam yang sama. Di ruang kerjanya di Rumah sakit kerajaan, sesaat sebelum jadwal sift jaga berakhir di sore hari. Sesaat sebelum Opal biasanya pulang meninggalkan rumah sakit. Serta melupakan tugas sebagai seorang dokter dan kembali menjadi seorang Opal Sumeragi saja. Lalu untuk apa Platina melakukan hal ini? Semata-mata hanya untuk berkonsultasi tentang menu makan siang yang akan dia
Magbasa pa
12. Cemburu
“Selalu saja Kak Amethys!” Tiba-tiba nada suara Platina meninggi demi mendengar nama Amethyst Sumeragi disebut. Opal tentu saja kaget, tak mengira bahwa nama kakak perempuannya bisa membuat Platina bereaksi seperti itu. Tak habis pikir pula tentang apa yang salah dengan kakak perempuannya. Kesalahan yang bisa membuat Platina tidak suka kepadanya. “Apapun yang kami lakukan, selalu saja Kak Amethys pasti lebih baik dari kami. Bilang saja kalau masakannya lebih enak dari masakanku!” Platina melanjutkan ocehan kesalnya. “Tentu saja. Masakan Kak Amethys itu sudah sekelas koki istana.” Opal menjawab dengan jujur. Bahwa masakan Amethyst memang sangat lezat tak bercela. "Puji saja dia terus!" “Tina? Kamu kenapa sih?" Platina tidak menjawab pertanyaan Opal. Malah memajukan bibir sebagai bentuk perwujudan rasa kesalnya. "Tidak perlu malu atau iri hati, setiap orang pasti memilki kelebihan dan kekurangannya masing-masing ...” Opal berusaha untuk menghibur si gadis ngambek. “Dia sempurna!
Magbasa pa
13. Pertemuan Penting
Malam hari setelah memakan masakan Platina, Opal merasakan tubuhnya tidak karuan. Beberapa kali dia muntah-muntah bahkan diare. Beberapa kali pula dia harus keluar masuk ke dalam toilet untuk menyelesaikan kedua urusan itu. Sungguh sensasi yang sangat menyiksa. "Astaga Opal, kamu habis makan apa sih kok sampai kayak begini?" Amethys mengomeli adiknya yang terkapar tak berdaya di atas ranjang. "Hehehe," Opal hanya meringis sebagai jawaban. Tak mungkin untuk mengatakan alasan sakitnya kepada sang kakak. 'Mana mungkin aku bilang kalau karena masakan Platina kan?' "Pasti karena Platina kan?" Namun bukan si jenius Amethyst Sumeragi jika tidak dapat menebak alasan sakitnya Opal. "Dia kasih kamu makanan apa lagi?" "Gak tahu." Akhirnya Opal menjawab. Karena percuma juga berbohong kepada sang kakak, bisa semakin panjang urusannya. "Kok bisa gak tahu?" "Ya karena bentuk makanannya gak jelas. Gosong sampai gak kelihatan bahannya apa." Opal menjawab dengan pasrah. "Astaga, hahahaha." Ameth
Magbasa pa
14. Kesepakatan
“... Jasper itu sudah dewasa, Paman. Dia sudah berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia tidak seharusnya untuk terus dikekang seperti ini. Bahkan Paduka Ratu sekali pun tidak berhak membatasi segala kebebasannya.” Suara Amethys mulai terdengar bergetar putus asa. Sepertinya gadis itu bingung menghadapi kekerasan hati dari orang-orang di hadapannya. “Sebagai seorang ratu mungkin beliau tidak berhak, tapi sebagai seorang ibu beliau mempunyai hak penuh untuk menentukan mana yang terbaik dan mana yang berbahaya bagi putranya.” Jawab Bibi Agata dengan nada halus keibuannya. Jawaban itu membuat Amethyst tidak bisa memberikan jawaban lagi. Sebagai seorang wanita dan calon ibu, dia dapat mengerti logika yang disampaikan oleh istri perdana menteri itu. “Seperti yang kita semua ketahui, Gear tidaklah berbahaya. Semua tergantung dari pilotnya masing-masing, untuk apa gear itu digunakan.” Opal bangkit perlahan dari kursinya. Dia menghampiri kakaknya yang berdiri di tengah ruangan. Dia ber
Magbasa pa
15. Zircon
Seorang pria muda terlihat duduk bersila dengan takzim di depan sebuah meja pendek. Dia meletakkan kuas lukis yang dipegangnya ke dalam segelas air. Kemudian pria tersenyum simpul sambil mengamati hasil coretan di canvas putih yang dibuatnya. Sebuah kaligrafi. "Kok jelek banget ya? Gak ada bedanya dengan coretan asal-asalan saja." Gerutu pemuda itu menilai sendiri hasil karyanya. "Huuuuft, mungkin aku memang tidak berbakat dalam hal kesenian." Pemuda itu adalah Zircon, sahabat terakhir dari Pangeran Jasper. Zircon adalah yang paling tampan di antara empat sekawan. Meski keempat putra bangsawan istana itu memiliki paras di atas rata-rata, Zircon tetap paling menonjol karena sifatnya yang dingin dan terkesan misterius. Para sahabatnya biasa menyebut Zircon sebagai si 'Balok Es Batu'. "Baiklah aku akan mencobanya sekali lagi." Zircon mengambil satu lembar canvas baru dan mulai menorehkan kuasnya di atas tinta. Kemudian dengan gerakan gemulai dia menarikan kuas itu di atas lembaran puti
Magbasa pa
16. Sahabat Dekat
Zircon tahu bahwa dia tidak akan bisa berbohong kepada sang ayah. Jadi dia pun menjawab Morgan dengan sejujurnya "Benar, Ayah. Tapi mohon maaf, saya mempunyai alasan untuk itu." "Apapun alasanmu, jika sudah menyakini sesuatu itu benar, maka kamu harus berani memperjuangkannya. Dan ayah tak suka jika kau hanya setengah hati memperjuangkan keyakinanmu itu." Jawaban dari sang ayah kontan membuat Zircon keheranan. Jawaban yang terdengar sangat ambigu. 'Jadi beliau setuju aku ikut revolusi Jasper ini? Bukannya malah menentang?' "Tadi pagi Opal dan Amethys mengundang kami. Mereka berpresentasi kepada ayah, ibu dan semua paman bibi di kediaman Paman Euclase. Pembicaraan aneh tentang revolusi Jasper." Garnet membantu untuk menjawab keheranan Zircon. "Tapi ibu senang dan sependapat dengan apa yang mereka kemukakan. Memang hal itu tidak pernah terpikirkan oleh kami sebelumnya." Zircon semakin penasaran dengan apa yang telah dilakukan oleh Opal. Zircon tahu benar bahwa Opal sangat cerdas, n
Magbasa pa
17. Tugas Berat
"Diamond itu ... Benar-benar pria yang tidak bisa ditebak." Amethyst tersenyum simpul saat mengucapkan kalimat itu. "Otak Diamond memang random banget." Zircon membenarkan ucapan Amethyst. "Nah benar sekali. Hanya Tuhan dan dia sendiri yang tahu apa yang ada di kepala randomnya." "Mending gak tahu. Daripada pusing." "Hahhaha, yaampun Zircon? Kamu ternyata lucu juga ya?" Amethyst tergelak mendengar celetukan spontan Zircon. "Eeeeh?" Mau tak mau Zircon menjadi salah tingkah dengan pujian dari dokter cantik yang sedang bersamanya. 'Dia bilang aku lucu? Lucu ini konotasinya bagus atau jelek sih?' "Aku kira kamu adalah cowok dingin dan membosankan. Tidak kusangka ternyata kamu bisa juga bercanda begini." "Hehe." Kali ini Zircon hanya menanggapi dengan tawa ringan. Tak sanggup untuk menahan rasa senang yang menyembul di dada karena kebersamaannya dengan Amethyst yang terasa akrab. "Nah kita sudah sampai di kamar Opal." Ujar Amethys saat mereka telah sampai di depan pintu kamar nomer
Magbasa pa
18. Persyaratan
Siang itu saat ke tempat latihan Gear istana yang biasa, Jasper tidak menemukan Morgan yang biasa menjadi instruktur gearnya. Malahan yang ada disana dan sudah menunggunya adalah Diamond dan Zircon. Serta di belakang mereka berdua, menjulang tinggi tiga buah private gear yang terlihat sangat canggih dan menakjubkan.Gear merah dan biru yang pernah dilihat oleh Jasper beberapa hari yang lalu. Gear milik Diamond dan Zircon yang mereka pakai untuk berduel. Lalu masih ada satu lagi, gear hitam yang tidak dia kenali."Ada apa lagi ini? Kenapa mereka berdua bisa berada di sini?" Jasper membatin curiga melihat kedua sahabatnya itu."Apa mereka mau latihan gear bareng aku? Dengan memakai private gear mereka? Yang benar saja?" Jasper semakin ngeri membayangkan harus berduel melawan salah satu dari Diamond atau Zircon dengan Gear mereka. Sementara dirinya masih memakai common Gear yang tidak canggih. Detik berikutnya perhatian Jasper teralihkan kepada Gear ketiga yang ada di sana. "Lalu gear hi
Magbasa pa
19. Advandli
"Wah sepertinya kalian sudah sangat bersemangat untuk menjalani latihan hari ini." Sebuah suara merdu wanita tiba-tiba terdengar di sekitar arena latihan Gear. Dan tak lama kemudian sebuah Gear ungu yang ramping mendarat di hadapan Jasper, Diamond dan Zircon."Itu adalah Leviathan, dan kamu pasti sudah mengenal siapa pilotnya." Diamond berbisik kepada Jasper tentang siapa tamu yang mendatangi mereka bertiga."Kak Amethys?" Jasper membuat tebakan dari nada suara yang dikenalinya. Pertanyaan Jasper segera terjawab saat pintu kokpid tempat pilot berada dari gear ungu itu terbuka. Dari situ muncullah sosok tubuh langsing seorang wanita. Dan setelah wanita itu melompat turun dari Gear dan menghampiri mereka, Jasper dapat mengenalinya sebagai Amethys."Maaf terlambat." Amethys menyapa sambil memberikan angelic smile yang sangat menawan. Senyuman yang mampu membuat wajah Zircon dan Diamond bersemu kemerahan sekaligus."Tidak masalah. Kita juga baru saja mulai." Zircon menjawab sedikit canggu
Magbasa pa
20. Advandli (2)
Jasper menutup mata rapat-rapat, untuk mencoba memisahkan suara-suara yang mendengung menjadi satu di telinganya. Suara kicauan burung, suara gemerisik rerumputan, suara tiupan angin, bahkan suara hembusan napas dari ketiga orang yang berada di bawah Gearnya. 'Woah cool! Aku bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas.' "Jez? Apa kau bisa mendengarku?" Kali ini suara Zircon yang terdengar menyapanya. "Sekarang kamu bisa menghidupkan layar monitor. Bersiaplah untuk membiasakan matamu!" "Oke, akan kulakukan." Jasper menjawab sambil menekan beberapa tombol untuk menghidupkan layar monitot. Dalam sekejap kelima layar di hadapannya menyala sekaligus. Menghadirkan cahaya yang sangat terang, menyilaukan dan membuat pedih mata. Sekali lagi Jasper menutup kedua matanya rapat-rapat. Kemudian dia mengarahkan pandangan pada salah satu layar saja, mengamatinya dengan seksama. Setelah itu dia beralih ke layar lainnya dan yang lain lagi. Barulah kemudian mengamati kelima layar itu sekaligus. 'He
Magbasa pa
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status